CALVAN 32 : hukuman

1.8K 61 2
                                    

Setelah bel masuk berbunyi,  sontak membuat Callya dan beberapa orang lainnya berlari terbirit-birit masuk kedalam kelas. Bukan apa-apa karena jam pelajaran pertama guru killer lah yang akan segera mengajar mereka dan mereka harus stay di dalam kelas sebelum guru killer itu masuk.

Callya dan juga beberapa teman-teman gesreknya menghembuskan nafas lega karena sang guru killer belum memasuki kelas mereka.

"Duh sumpah jantung Callya dug-dugan gimana gituh"sahut gadis itu dan melangkah santai menuju tempat duduknya.

"Duh gue juga Call, mana kantin tadi jauh banget lagi, untung tuh guru killer belum dateng"sahut Nedya menimpali.

"Kalau udah dateng, mampus deh kita! Pasti kita bakal di suruh bersihin WC! Ngejiji'in banget, iya gak?"sahut Melisa dan di angguki Callya dan Juga Nedya.

Callya terduduk di tempat duduknya begitupun dengan yang di lakukan Nedya dan juga Melisa mereka duduk di kursinya masing-masing.

5 menit kemudian

Tuh guru killer masih belum dateng juga hal tersebut membuat Callya bosan apalagi Arelia yang masih tidak kunjung datang, mungkin ia tidak akan masuk sekolah! Entahlah Callya juga tidak tahu, gadis itu memilih mendengarkan musik di ponselnya dengan menggunakan earphone dan mulai menumpu kedua tangannya untuk di jadikannya bantal.

"Ahh dari pada nungguin ibu guru killer yang enggak jelas itu! mending Callya tidur aja, sebentar doang mah gak apa-apa kali ya"sahut gadis itu dan memejamkan kedua matanya.

Setelah benar-benar tertidur, Callya mulai terbawa dengan alam mimpi dan tertidur dengan nyaman.

Bahkan saking nyamannya gadis itu tertidur hampir setengah jam bahkan tidak ada yang menyadarinya bahwa gadis itu tertidur, sedangkan di depan kelas, guru killer itu terus saja menerangkan materinya semenjak dari 20 menit yang lalu, bahkan guru itu pun sampai lupa mengabsen para anak-anak muridnya.

"Callya?"panggil Bu Feni, ya guru yang terkenal killer itu bernama Feni.

"Callya? Callya ada?"sahut bu guru Feni.

Sontak membuat Nedya dan Melisa membalikkan kepala mereka kebelakang untuk melihat gadis yang sedang di panggil tapi tidak nyaut-nyaut itu.

"Lah dia tidur oon? Terus gimana dong?"bisik Nedya

"Bangunin lah pea!"sahut Melisa jengah dengan tingkah laku sahabatnya itu.

"KENAPA KALIAN BERDUA BISIK-BISIK?"teriak bu Feni dan berjalan ke arah mereka berdua.

Sontak membuat Nedya dan Melisa kembali menatap ke arah depan dan tersenyum kikuk ke arah guru mereka itu"eumm... Eumm... Eng.. Enggak ko bu"sahut Melisa tergagap-gagap karena saking takutnya, apalagi melihat ekspresi guru killer mereka seperti itu.

"Callya mana?"tanya bu Feni, dengan suaranya yang menakutkan menurut Nedya dan juga Melisa.

Lantas Nedya menunjuk Callya dengan jempol tangannya kebelakang"itu bu!"sahut gadis itu dan menunduk, mendoakan semoga sahabatnya itu tidak habis oleh guru killer mereka. Semoga saja!

"Ini Callya?"tunjuk bu Feni menggunakan sepidolnya, ke arah gadis yang sedang tertidur pulas dengan kedua tangan ia jadikan bantal.

Nedya dan Melisa mengangguk, bahkan sekarang mereka jadi bahan sorotan satu kelas. Tapi masabodoh, Nedya dan Melisa tidak peduli yang mereka pedulikan adalah gadis yang sedang tertidur nyenyak itu.

"Call?"panggil bu Feni, namun tidak ada gemingan sama sekali dari gadis itu.

"Callya?"sahut bu Feni sambil mulai menggoyangkan bahu gadis itu pelan, tapi tetap saja tidak ada reaksi ataupun gemingan sama sekali dari gadis itu.

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang