CALVAN 20 : aneh?

1.7K 61 0
                                    

Callya menatap semua tulisan singkat itu lama, bahkan membacanya berulang-ulang kali.

Callya rasa pesan ini bukan lah bundanya yang menulis, kalau bukan bundanya yang menulis, lalu siapa? Hantu gituh!.

Gadis itu terus saja hanyut dalam pikirannya, tulisan ini semakin tidak masuk akal menurutnya.

"Call, lo kenapa?"tanya Arelia dan duduk di samping gadis itu.

Callya menatap Arelia dengan ekspresi yang sangat susah di tebak menurutnya"baca deh! Menurut Arel ada yang aneh enggak sama tulisan ini?"sahut Callya dan menjulurkan selembaran kertas yang sudah aga lecek itu ke arah Arelia.

Arelia mengambilnya dan mulai membacanya secara terperinci.

2 menit kemudian

"Woaa dari siapa ini Call? Dari bundanya Alvan?"tanya Arelia antusias

"Stttt, pelanin suaranya Arel! Kalau temen-temen pada tau gimana coba?"sahut Callya kesal, ya hanya Arelia sajalah yang mengetahui kalau Callya suka sama Alvan, sedangkan kelima sahabatnya yang lain tidak mengetahuinya, termasuk ortu dan abangnya Callya tentunya.

Arelia tersenyum penuh makna"iya-iya, ehh tapi btw ini seriusan dari bundanya Alvan Call?"tanya Arelia lagi menanyakan pertanyaan yang sama persis seperti 1 menit yang lalu.

Callya menggeleng lemah"menurut Callya, itu bukan tulisannya bunda Bela deh, tapi kaya tulisannya_____"

"Alvan?"potong Arelia

Callya kembali mengangguk"iyah! Itu kaya tulisannya Avan. Terus maksudnya Avan apa coba? segala nulis pesan ke begituan ke Callya?"tanya Callya

Arelia nampak berpikir, mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja"pasti ada maksud di belakangnya nih!"sahut Arelia bergumam kecil

"OI PADA BISIK-BISIK KAYA GITUH! NGOMONGIN APAAN SIH?"teriak Melisa dan duduk di hadapan mereka.

"Iyah, jangan-jangan lagi ngomongin dedek imutz ya?"tanya Nedya dan menjulurkan dua botol minuman pada Callya dan juga Arelia

"Najis geer banget!"sahut Arelia sambil menyembunyikan kertas yang berada di genggamnya ke kolong meja.

"Yee bukan geer, tapi cuman nanya"sahut Nedya dan duduk di bangkunya tepat di hadapan Callya.

"Terah lo ahh nyet!"sahut Arelia

Nedya ketawa cekikikan, sedangkan gadis yang duduk di sampingnya sedang memberengutkan wajahnya, kesal.

"Kenapa lo?"tanya Nedya pada Melisa yang sedang menekukkan wajahnya.

"Huaaa, gue di kacangin terus sama mereka mami! Padahal tadi gue habis nanya ke mereka, ehh pada malah gak jawab, cakit ati achu"sahut Melisa persis anak kecil yang mengadu kepada maminya, padal jelas-jelas maminya gak ada di sini.

Callya dan kedua sahabatnya tertawa"cup-cup-cup jangan nangis ya cancuik, soalnya kakak gak punya balon"sahut Callya

Melisa memajukan bibirnya dan memutarkan bola matanya"auah caang"sahut gadis itu, Callya dan kedua temannya pun kembali tertawa,

Dan tidak lama kemudian bel masuk pun berbunyi bertanda pelajaran pertama akan segera di mulai.

-

-

"AVAN?"panggil Callya saat melihat pemuda itu berjalan di lorong sekolah sendirian

Pemuda itu menengok ke arah Callya dan menaikkan sebelah alisnya seolah-olah mengatakan 'apa' secara tidak langsung

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang