Calvan 46 : ungkapan yang gagal

2.1K 58 17
                                    

"Rendi ayo ikut Callya"Callya menghampiri Rendi yang rupanya sedang menyulut sebatang rokok, sudah tidak asing lagi di mata Callya kalo salah satu sahabatnya itu hobby merokok, bukan hobby sih, lebih tepatnya kecanduan, seperti itu lah jadinya jika seseorang telah kecanduan sesuatu pasti bakal keterusan, seperti Callya yang kecanduan Alvan, pasti ujung-ujungnya gak mau berjauhan.

Rendi tak bergeming, pemuda itu masih anteng terduduk di atas ayunan sendirian, Callya menepuk jidatnya geram, merasa sangat tidak di butuh kan, bahkan ucapannya saja tak ia dengar.

"Rendi ih, Liat Call coba"gerutu Callya sambil menghentak hentakan kakinya, pemuda itu sekilas menatapnya lalu menarik lengan Callya sehingga terduduk rapat di pangkuan pemuda itu, yah Callya terduduk begitu saja di pangkuan Rendi.

Callya terkesima sekaligus tersentak kaget"Ish Rendi apa apaan sih! Kalo ketauan Alvan gimana coba, di sangkanya kita ada hubungan apa apa lagi, lepasin lepasin ah"Callya beringsut berdiri dan sedikit menjauhi pemuda itu

"Ih Call, gue tuh lagi butuh senderan tau"Rendi menyaut sembari memandangi sahabat karibnya itu.

"Butuh senderan sih butuh senderan. Tapi gak gitu juga kali, nyebelin. Ayok kedalam yu, ada Melisa tuh lagi di godain sama Leo"Rendi hanya mendelik lalu membuang puntung rokoknya itu jauh jauh, untung saja tadi Callya tidak ter sundut rokok ituh.

"Gak Sudi gue deket deket sama nenek lampir"Callya menggaruk tengkuknya"gitu-gitu juga Rendi suka kan? Sama Melisa"Rendi hanya mendelik lalu mangambil sebuah ponsel yang berada di dalam kantong celananya itu

"Ish malah main ponsel, Rendi ih. Ayo dih ke ruang tamu"Rendi kembali tak bergeming, hal tersebut membuat Callya geram dan akhirnya Callya mau tak mau kembali kedalam kerumunan dan menghampiri salah satu orang yang menurutnya bisa di andalkan. Yah mereka semua sedang berada di ruang tamu dan Rendi tadi berada di taman belakang

"Gimana?"tanya Arelia saat Callya tiba di hadapannya

"Gimana apanya?"sambung Melisa sambil menatap curiga ke arah Callya dan juga Arelia

"Ishhh kepo deh"sahut Nedya sambil bergelayutan manja di lengan kekar milik Reyhand. Melisa semakin mendelik tajam, merasakan ada sesuatu yang akan di rencanakan sahabat sahabatnya itu

"Jangan bilang kalo kalian semua pada mau ngejailin gue ya?"sahut Melisa. Gasta tertawa sembari memegang pundak gadis itu"so tau banget lo jadi orang Lis"

"Nih dengerin ya Lis, gak boleh soudzon, kamu mau masuk neraka gara gara kebanyakan soudzon?"sambung Callya sembari terduduk di samping gadis itu

"Ya gak mau lah Call, lagian siapa juga yang mau masuk neraka, kita megang api dikit aja panasnya bukan main apa lagi api yang ada di neraka, nauzubillah jauh jauhin ah"Melisa bergidik ngeri di buatnya

"Ya mangkannya, kalo ngomong itu harus di filter"timpal Gasta"iya, jangan asal ngomong"Callya ikut menimpali

Melisa memberengut"Ya tapi kan gue cuman pengen tau aja, emangnya salah ya?"

Nedya bergeleng"Nggak juga sih"

"Salah gak Rel?"tanya Melisa lagi

"Iya iya nggak"sahut Arelia

"Nah sebab itu gue pengen tau"sahut Melisa

"Ishhh Callya pusing ah ngurusin anak yang satu itu, susah banget buat di bujuknya"tiba tiba Callya mengeluh sembari memberengut menatap teman temannya.

"Anak siapa?"tanya Melisa yang masih belum konek

"Sama cewe secantik kamu, dia gk luluh sama bujukan kamu Call?"tiba tiba Gasta menyaut, sembari terduduk di bawah sofa dan menumpu tangannya di atas lutut Callya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang