Cute cover by : WayGraphic
Inikah rasanya saat mencintai seseorang yang kita sayang dan sayangnya lagi!! Seseorang itu tidak mencintai kita?? Ntahlah rasanya terlalu pahit saat mengingatnya
⚜️⚜️⚜️
mau tau kelanjutan nya??langsung aja di baca!!
Alur...
Alvan dengan gontai melangkah keluar dari mobilnya, bahkan para bodyguard yang berjaga di depan pintu rumahnya pun menatap pemuda itu dengan penuh tanda tanya besar.
"Tuan muda apakah anda perlu bantuan?"tanya salah satu bodyguard nya itu.
Alvan menggeleng dan membukakan pintu rumah besarnya dengan sedikit terhuyung, sepertinya ia meminum anggur terlalu banyak.
Para bodyguard itu menatap tuan muda dihadapannya penuh iba anatara membantunya atau membiarkannya saja?
"Maaf tuan sepertinya anda butuh bantuan"ucap salah satu dari mereka dan menahan lengan tuan mudanya itu yang siap terhuyung jatuh ke depan.
Alvan berdecak, menghempaskan tangan itu dari pundaknya"gue bilang enggak ya enggak!"sentak pemuda itu sambil berjalan memasuki rumah megah dan mewah itu.
Langkah pemuda itu sangat sempoyongan bahkan kepalanyapun seolah berputar-putar hebat.
Alvan terbatuk-batuk beberapa kali dan mengerjap-ngerjapkan matanya, kepalanya sangat pusing bahkan serasa akan terbelah menjadi dua, ia tanpa berpikir panjang langsung berjalan melangkah dengan cepat menaiki tangga dan memasuki kamarnya.
Pemuda itu melirik sebentar jam yang berdiri di atas nakas(jam 22.45)dan membantingkan tubuhnya dengan keras ke atas tempat tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan mata yang semakin memberat Alvan memejamkan matanya, namun sedetik kemudian terdengar seseorang membuka pintu kamarnya dengan kesal.
"ALVAN?"teriak wanita paruh baya itu penuh emosi, ya siapa lagi kalau bukan Bela bunda kandung Alvan satu-satunya.
Alvan dengan terpaksa kembali membuka matanya dan menatap malas ke arah bundanya"ada apa bun?"sahut pemuda itu santai.
Dengan kasar Bela menarik tangan anaknya itu untuk terduduk di tepian ranjang, hal tersebut membuat Alvan sukses terduduk dengan lemas.
"Habis kemana saja kamu malam ini?"tanya Bela meredam emosi yang sudah memunjak di ubun-ubunnya.
"Main di rumah temen"sahut Alvan.
Plakk
"aww"rintih pemuda itu dan memegang pipinya yang mulai terasa memanas dan juga pedas.
Ya satu tamparan sukses mendarat di pipi Alvan, saat Bela mencium bau menyengat yang berasal dari mulut anaknya itu.
"Beraninya sekali kau berbohong pada bunda nak!"teriak Bela murka, hatinya seolah ancur berkeping-keping, bahkan ia merasa gagal menjadi seorang ibu yang baik, apalagi saat melihat putra satu-satunya itu berani membantah dan membohonginya.
"Kenapa bunda menampar ku?"balik teriak Alvan mengabaikan pertanyaan dari bundanya.
Perlahan butiran putih menerobos keluar dari kelopak mata Bela, bahkan dengan jelas Alvan bisa melihat pundak bundanya sedang bergetar hebat, apakah ia melukai hati bundanya?
"Harusnya kamu mikir nak! Kenapa tingkah laku kamu berubah 180°? Bunda mohon sayang kembali lah menjadi anak bunda yang dulu!"sahut Bela purau.
Hati Alvan seolah-olah terenyuh dan menatap bundanya dengan hangat namun kehangatan itu berubah secepat kilat bagaikan angin yang menghembus, pemuda itu kembali menatap bundanya dingin"aku berubah! ini semua karena bunda!"sahut Alvan lantang
Plakkk
Satu tamparan kembali berhasil mendarat di pipi Alvan, dan Bela berlari keluar kamar anaknya dengan air mata yang bercucuran.
'Astaga tanpa sadar, aku sudah melukai hati bunda ku, yatuhan apa yang barusan aku ucapkan kepadanya'rutuk Alvan dalam diam.
Tidak lama kemudian seorang pria tegap datang dengan langkah berwibawanya, memasuki kamar Alvan dengan senyum yang melengkung menghiasi bibirnya tanpa permisi pria itu terduduk di salah satu sofa yang berada di kamar anaknya dan menatap Alvan secara langsung.
"Ada keperluan apa anda datang ke kamar ku? Ingin menampar pipi ku juga?"tanya Alvan sinis, pemuda itu menatap dengan tajam ke arah pria yang terduduk tidak jauh dihadapannya.
Pria itu tersenyum"tentu saja aku tidak akan pernah menampar anak ku"sahut pria itu.
Alvan berdecih"sudah ku bilang! Aku bukan lah anak mu!"teriak pemuda itu lantang.
"Alvan! Jangan pernah bersikap semena-mena seperti itu nak, perkataan mu tadi sangat menyakiti hati bunda mu! Apa kau tidak kasihan melihatnya?"tanya pria itu mengalihkan topik pembicaraan.
"Hentikan lah memberikan sikap so care anda di hadapan ku itu tuan!"sahut Alvan. Pemuda itu mulai mual dengan apa yang di ucapkan ayah tirinya itu.
"Alvan! Panggil diriku dengan sebutan ayah!"sentak pria itu.
Alvan tersenyum sinis"aku tidak akan pernah memanggil mu dengan sebutan ayah! ohh ayolah yang benar saja"sahut Alvan dan tertawa tajam.
Pria yang berada di hadapan pemuda itu perlahan-lahan menghampirinya"aku tidak seburuk dengan apa yang kau pikirkan Alvan"sahut pria itu dan memegang pundak Alvan sebentar dan berlalu pergi.
Alvan menatap nyalak punggung pria yang menjauh pergi, pemuda itu mulai bangkit dari duduknya dan membanting pintu kamarnya dengan kencang. Dan setelah menutup dan menguncinya rapat-rapat ia pun kembali membaringkan tubuhnya keatas tempat tidur empuk itu.
Perlahan tangan Alvan merogoh saku celananya dan mengambil handphone
Pemuda itu mengetik sesuatu di handphonenya dengan lincah, ya pemuda itu sedang mengetikkan nama Callya di sana, bermaksud ingin mengirimi gadis itu pesan singkat.
Alvan_AR : Call?
5 menit berlalu namun gadis itu tak kunjung membalasnya.
Alvan_AR : Call?
Read
Alvan membulatkan mulutnya bagai mana mungkin gadis itu hanya melihat pesannya tanpa berniat membalasnya.
Alvan_AR : Call? Ohh ayolah bales pesan dari aku!
Alvan menunggu cukup lama, menantikan balasan dari gadis itu.
Callya Chi : ada apa?
Alvan mengucapkan syukur banyak-banyak ternyata ada mukjijat juga untuknya, gadis yang di tunggu-tunggu olehnya akhirnya membalas pesan darinya.
Alvan_AR : kenapa baru membalas pesan aku sekarang?
Alvan menunggu balasan selanjutnya lagi, namun sudah 3 menit berlalu tapi gadis itu tetap juga tak kunjung membalas pesannya, entahlah menurut Alvan waktu 3 menit itu serasa berbulan-bulan, oke mungkin ia agak sedikit alay.
15 menit berlalu
Callya Chi : Call habis selesai ngapalin rumus-rumus kimia Avan, jadi kalau enggak ada yang mau Avan tanyain lagi, Call mau tidur! Mata Call terlalu berat untuk melihat, jadi bye.
Apa-apaan ini? Hanya inikah respon untuknya setelah menunggu lama balasan dari gadis itu. Oh ya yang benar saja?
Pemuda itu dengan kesal menjambak rambutnya dan menggulung tubuhnya dengan selimut, berusaha untuk tidur dan melupakan semua hal-hal aneh yang ia lalui hari ini
🎀🎀🎀🎀🎀
Bersambung
Vote and comentnya makasih, aku pada kalian readers ku tersayang😘😍