CALVAN 26 : tingkahnya

1.9K 63 0
                                    

"Pak nanti sore inget yah jangan pernah telat jemput Callya lagi!"sahut Callya memberengut kesal.

Supir pribadi miliknya itu hanya menunduk dan meminta maaf kepadanya"maafin saya non, saya janji tidak akan pernah telat ngejemput non Callya lagi"sahut pak supirnya itu penuh penyesalan.

Callya mengangguk dan memasang senyum manisnya, memaafkan supir yang sudah lama menjadi supir pribadinya itu"iyah pak, ya sudah kalau gitu saya masuk dulu yah pak, hati-hati di jalan"sahut gadis itu ramah dan keluar dari dalam mobil mewahnya.

"Iyah non"sahut supir itu sebelum berlalu pergi.

Gadis itu menghembuskan nafas dalam-dalam dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku supir pribadinya itu yang sudah mulai di makan usia, mungkin sebab itulah supir pribadinya sering lupa untuk menjemputnya, bisa di katakan supirnya itu mulai memikun.

Callya melangkah dengan santai menuju gerbang sekolah, namun tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulutnya dengan erat dan membawanya ke arah area parkiran sekolah. Entahlah Callya tidak tau siapa yang membekap mulutnya. Ia ingin menjerit namun ia tidak bisa.

Callya terus-terusan memberontak namun tetap saja usahanya gagal total, tenaganya dan tenaga orang yang membekap mulutnya sangatlah berbeda jauh.

"Ya, apa yang Avan lakukan!"teriak gadis itu, saat seseorang yang membekap mulutnya membalikan tubuhnya menghadap sangpelaku, dan sialnya lagi pelakunya itu adalah seorang yang begitu Callya cintai ya Alvan sahabatnya sendiri.

Alvan tersenyum manis sangat manis, bahkan membuat beberapa detik hati Callya meleleh. Namun tetap saja Callya masih memasang wajah kesalnya. Tingkah laku pemuda yang berada di hadapannya itu sungguh sungguh keterlaluan.

Bughh

Dengan kencang pemuda itu mendorong punggung Callya ketembok, hal tersebut membuat Callya merintih kesakitan, sungguh ia sangat tidak percaya sahabat sekaligus orang yang ia cintai mendorong tubuhnya dengan kencang, bahkan Callya bisa merasakan punggungnya mulai ngilu.

Apa apaan ini? Baru saja pemuda itu mengumbar senyum manisnya pada Callya! Tapi sekarang pemuda itu malah mendorong punggungnya!

"Ishh, apa yang Avan lakukan?"desis gadis itu dan memegangi punggungnya yang terasa ngilu dan juga sakit, bahkan tanpa disadarinya perlahan-lahan setetes air mata jatuh membasahi pipinya.

Bukannya meminta maaf tapi pemuda itu malah tersenyum menyeringai ke arahnya dan mulai mendekatkan wajahnya ke arah Callya.

Jantung Callya berdetak dua kali lebih cepat tidak seperti biasanya, ia menatap takut ke arah Alvan bahkan ia bisa dengan jelas melihat rahang pemuda itu yang mulai mengeras. Apakah dia marah? Bukannya yang harus marah itu Callya?

Gadis itu menatap manik mata Alvan yang terlihat memerah, apa yang terjadi pada pemuda ini?

Nafas Callya memburu, pemuda itu mulai mencengkram kedua tangannya dengan erat bahkan Callya sendiripun bisa merasakan hembusan nafas Alvan yang menerpa wajahnya.

"Ja____"

Cuppp

Pemuda itu memotong ucapan Callya dan mencium bibirnya dengan lembut.

Callya sangat syok bahkan ia membulatkan matanya lebar-lebar, pemuda ini? Pemuda ini, menciumnya?

Callya merasa melayang ke udara, namun karena permainan ciuman itu yang semakin menjadi-jadi Callya harus segera menghentikan semuanya, ya ia harus mendorongnya.

Namun, yang benar saja tenaga Callya tidak cukup kuat untuk mendorong tubuh kekar itu, seseorang telonglah!

Callya memang sangat mencintai Alvan, tapi bukan Alvan yang seperti ini yang Callya inginkan!

Bugh

Seseorang memukul wajah Alvan dengan kencang, membuat bibir Alvan terlepas dari bibirnya.

Callya melihat Alvan terhuyung kebelakang bahkan dengan jelas ia bisa melihat sudut bibir pemuda itu sobek. Tubuh Callya bergetar, ia takut! Sangat takut malah.

Namun seseorang yang memukul Alvan sontak memeluknya dengan erat, bermaksud memberikan ketenangan untuknya. Entahlah Callya tidak tahu siapa yang memeluknya, penglihatan Callya terhalang! Terhalang oleh air matanya sendiri.

"Sialan!"desis Alvan, Callya bisa mendengarnya dengan jelas.

Seseorang itu menarik tubuhnya kebelakang bermaksud melindunginya.

Beberapa detik kemudian, kesunyian melanda di anatara ketiganya, Callya langsung menyeka air matanya kasar dan menatap kedua pemuda yang sama-sama berharga di hidupnya, Alvan dan juga Gasta, ya ternyata pemuda itu yang menolongnya.

Callya kembali menangis apalagi saat melihat kedua pemuda itu mulai adu jotos.

Gadis itu memalingkan wajahnya kekanan dan kekiri, mencari seseorang yang siapa tau saja bisa menolongnya, namun nihil sekolahan masih sangat sepi. Ia nampak terlihat panik.

Callya menggigit bibir bawahnya resah, ia tidak tau harus melakukan apa! Menjerit? Atau menghalangi perkelahian mereka berdua, ahh entahlah apa yang bisa membuat perkelahian itu terhenti!

Callya kembali menatap kedua pemuda itu, ia menjerit keras namun tetap saja pemuda itu masih melakukan kegiatan adu jotos nya.

"CALLYA MOHON HENTIKAN LAH!"teriak Callya bahkan menarik narik ujung baju kedua pemuda itu.

"HENTIKAN!"teriak gadis itu lagi.

"HENTIKAN! Callya mohon hentikanlah pertengkaran bodoh kalian ini"ucap gadis itu purau dan menunduk dalam-dalam.

Hal tersebut membuat kedua pemuda itu berhenti, dan memalingkan wajahnya menatap gadis yang sedang menangis tersedu-sedu.

Alvan menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya, pemuda itu tanpa sadar sudah menyakiti hati sahabatnya sendiri, apalagi saat tadi ia mendorong tubuh mungil itu ketembok dengan kencang dan yang lebih parahnya lagi ia mencium bibir merah merona itu secara tiba-tiba. Mungkin setelah ini Callya akan membencinya dan menjauh darinya. Ohh astaga mimpi buruk apalagi ini?

Gasta menatap nyalak pemuda yang berada di hadapannya,  sembari menyeka darah yang mengalir dari lubang hidungnya. Sakit memang! Tapi Gasta tidak mempedulikan nya yang Gasta pedulikan hanyalah gadis itu.

Perlahan Callya mendongakkan kepalanya dan menatap  bergantian kearah kedua pemuda itu"kenapa dengan kalian?"Tanya Callya, kedua pemuda itu hanya terdiam"Dan lihat! Lihatlah wajah kalian! Wajah kalian penuh dengan lebam, apakah kalian tidak merasakan sakit?"sahut gadis itu purau.

Gasta mengelus pipi gadis itu lembut"aku gak peduli Call, yang aku peduliin itu cuman kamu! Apalagi pas ngelihat kamu di cium sama cowok brengsek itu!"sahut Gasta kesal.

Callya menggeleng"jangan sebut Avan cowok brengsek Gas, Avan juga sahabat Call sama kaya Gasta"sahut gadis itu purau.

Alvan tiba-tiba memeluk tubuh gadis itu erat, ia sungguh-sungguh menyesali perbuatannya itu"maaf Call, maafin aku"sahut Alvan.

Callya mengangguk dan secara perlahan melepaskan pelukan erat dari pemuda itu"Callya udah maafin Avan, tapi Avan jangan pernah lakuin itu lagi ke Call..... Call takut liatnya"sahut gadis itu sedikit terbata-bata dan menghapus air matanya kasar.

Alvan mengangguk lemah.

🎀🎀🎀🎀🎀

Bersambung

Vote and comentnya makasih

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang