CALVAN 23 : terlalu sakit

1.9K 70 1
                                    

Bel pulang sudah berbunyi dari delapan menit yang lalu, namun gadis itu masih saja sibuk dengan buku yang berada di hadapannya. Ya siapa lagi kalau bukan Callya, hanya gadis itu lah yang paling rajin diantara keenam sahabatnya, bahkan ia juga selalu mendapatkan peringkat tertinggi di sekolahannya.

Melisa mendengus lelah"Call gue pulang duluan ya? Soalnya gue ada urusan nih?"sahut gadis itu.

Callya masih berkutik dengan bukunya dan menjawab pertanyaan Melisa tanpa langsung melihat kearahnya"yaudah pulang aja sana"sahut Callya

"Kita juga yah?"tanya Arelia dan juga Nedya, Callya menjawab ucapan mereka dengan anggukan.

"Gak apa-apa nih lo kita tinggalin sendirian Call?"tanya Nedya ragu-ragu.

"Nyelo aja, paling juga gak bakal Callya kasih soal jawaban buat nanti besok ulangan kimia"sahut gadis itu santai dan mulai membenahkan buku-bukunya kedalam tas, hal tersebut membuat, Nedya, Arelia dan Melisa kembali duduk ketempat duduknya masing-masing.

"Kenapa? Ko gak jadi buat pulang duluan"tanya Callya terkekeh dan menggendong tasnya.

Dengan kompak ketiga sahabatnya pun menggeleng"gak jadi Call"

Callya terkekeh dan berjalan meninggalkan ketiga sahabatnya itu"Call tungguin kita napah"teriak ketiga sahabatnya dan menyusul Callya yang sudah berjalan keluar kelas.

"Call? Ihh please nanti lo bakal kasih gue soal jawabannya kan? Lo cantik deh kalau lagi baik"rayu Nedya agar Callya mau memberikannya contekan kepadanya.

Callya terkekeh"Callya emang udah cantik dari dulu kali! baru nyadar ya?, mangkannya belajar dong! Biar pinter kaya Callya"sahut gadis itu

Ketiga sahabatnya memberengut"iyah-iyah kita akuin lo emang udah cantik dari lahir"sahut Melisa, dan Callya hanya tertawa dan manggut-manggut merespon perkataan sahabatnya itu "tapi Call, kalau gue belajar malah gak masuk ke otak tau, apalagi soal kimia"lanjut Melisa

"Iyah Call, ayodong lo bakal ngasih kita jawabannya kan?"sambung Nedya.

"Call? Ya ya ya, lo bakal kasih liat kita bertiga kan?"tanya ketiga sahabatnya lagi

Callya memutarkan bola matanya lelah dan mengangguk, sudah hal biasa menurutnya ketiga sahabatnya itu menyontek kepadanya dan ia pun sama sekali tidak keberatan memberikan jawabannya kepada ketiga teman perempuannya itu.

Mereka bertiga sontak memeluk Callya dengan erat bahkan membuat gadis itu kesulitan bernapas"makasih Callya"sahut mereka antusias bahkan bersorak senang.

Callya terbatuk-batuk dan berusaha melepaskan pelukan ketiga sahabatnya itu sekaligus"iya-iya, tapi lepasin dulu Callya pengap"

Sontak membuat ketiga gadis yang memeluknya melepaskan pelukannya dan meminta maaf pada Callya"duhh maaf ya Call, gak sengaja kita"sahut Arelia

Callya hanya mengangguk.

"CALL?"teriak seseorang. Ia sangat kenal dengan pemilik suara itu, bahkan ia pun enggan sekali mendongakkan kepalanya menatap sang mpu suara, entahlah rasanya terlalu sakit saat mengingat perkataan yang Arelia ucapkan tentang perilaku pemilik suara itu.

Callya memejamkan matanya seolah-olah sedang memberikan kekuatan sendiri pada tubuhnya dan mendongak menatap pemuda yang kini sedang berlari kearahnya"aku anterin yah? Dan kalian bertiga pulang aja duluan"ucap pemuda itu setalah berdiri tepat di hadapan Callya

Ketiga temannya saling melemparkan tatapan nya satu sama lain, seolah-olah mereka sangat berat hati meninggalkan Callya sendirian dengan pemuda itu.

"Ta_____"

"Gue suruh duluan ya duluan!"sentak Alvan, membuat nyali ketiga gadis itu menciut dan meninggalkan Callya sendirian dengan pemuda keras kepala itu.

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang