Calvan 42 : kakak the best

1.6K 67 2
                                    

Saat pagi hari tiba. Callya dan juga Arelia pun menuruni anak tangga satu persatu dengan lunglai, kedua gadis itu sama sekali belum membersihkan diri, yahh mereka berdua memang belum mandi. Mereka terus berjalan untuk menuju ruang makan.

"Haduh sumpah rasanya gue pen bocan lagi"keluh Arelia sambil menggosok kedua matanya beberapa kali. Callya menyetujui ucapan temannya itu dengan anggukan kepala saja. Tidak lama kemudian dua gadis yang lainnya pun ikut menuruni  anak tangga menyusul Callya dan juga Arelia.

"Si bibi kenapa bangunin kita pagi-pagi buta kaya begini sih? kan sekarang waktunya kita buat bobo-bobo nyenyak di kamar"sahut Melisa dengan rambut yang semberautan kemana mana.

Callya mendengus"Sekarang udah jam 8 pagi Lisa. Kitanya aja yang tidur terlalu kebo"Nedya membulatkan mulutnya saat mendengar ucapan Callya begitupun dengan Melisa.

"Di ruang makan berarti ada kakak Lo dong Call?"tanya Nedya sambil memegang rambutnya yang sama berantakannya seperti Melisa.

"Ya Iyah lah. Kan Callya tinggal seatap sama kak Rey, Nedya"sahut Callya menatap wajah temannya itu dengan pasrah

Nedya menghentikan langkahnya. Callya,Arelia dan Melisa yang melihat Nedya pun sontak ikut menghentikan langkahnya juga.

"Kenapa lagi Nedya?"tanya Callya. Gadis itu menatap ketiga sahabatnya bergantian. Terlihat sangat jelas bahwa Nedya kini sangat gusar, yahh maklum namanya juga orang yang lagi jatuh cinta.

"Gawat, mau di taruh di mana muka gue kalau kak Rey liat wajah gue yang kaya begini?"sahut gadis itu nampak panik.

"Ahh lebay deh lo. Udah ayo buruan kita makan. Perut gue udah keroncongan nih. Kalo mamih gue tau gue belom makan, ntar gue bisa-bisa di semprot pake semprotan air cabenya lagih"Melisa berkacak pinggang sambil berusaha menggapai lengan Nedya. Namun Melisa kalah cepat Nedya malah berbalik dan berlari kembali ke atas kamarnya dan juga kamar Melisa, ya tadi malam mereka berdua memang tidur di kamar tamu tepat di samping kamar Callya.

"Mau kemana lo curut?"teriak Arelia nyaring. Nedya membalikan tubuhnya sebentar

"Mau mandi dulu, supaya keliatan cantik di depan calon imam"sahut Nedya lalu melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga cepat-cepat.

"Idihhh najis"sahut Arelia dan menatap wajah kedua sahabatnya

Callya cekikikan melihat ekspresi Arelia dan menatap punggung Nedya yang kini mulai menjauh dari keberadaan mereka"Ngarep amat dia?"sahut Callya dengan wajah polosnya. Melisa dan juga Arelia pun ikut cekikikan dan melanjutkan langkah mereka menuruni tangga

"Kalo bener nanti dia jadi kakak ipar lo Call. Buang aja ke selokan hahaha"sahut Melisa sambil tertawa puas.

Callya menatap sahabatnya itu insten"Gak boleh gituh ah Lisa, dia kan juga sahabat kita, ya misalkan kalo dia emang bener jodohnya kakak aku ya apa boleh buat? Iyh kan? Malah Call dukung"sahut Callya"lagian padahal kan kakak aku itu gak ganteng-ganteng amat, jelek malahan. Ko Nedya malah suka sama kakak Callya yang rese itu ya?jangan-jangan kak Rey pake pelet lagi?"

Arelia memelototi gadis polos itu"husttt kalo ngomong jangan sembarangan ahh Callya sayang. Lagian kan kakak Lo emang ganteng, terlalu ganteng malah menurut gue"sahut Arelia dengan mata yang berbinar binar seolah-olah sedang membayangkan wajah kakak gadis polos itu.

Melisa menatap wajah Arelia mengintimidasi"jangan bilang kalo lo juga suka sama kak Rey?"kata-kata itu spontan keluar begitu saja di dalam mulutnya.

"Apaan sih Lo kutu, enak aja kalau ngomong!"sahut Arelia memberengut sebal

"Ya kan cuman nanya, jadi biasa aja kali huh"sahut Melisa sambil memalingkan wajahnya ke arah lain

"Emang bener? Arel juga suka sama kakak Callya?"tanya Callya ikut mengintimidasi sahabat paling terdekatnya itu. Ia mulai melihat ekspresi wajah Arelia yang memang tiba-tiba terlihat belusukan dan berusaha sekeras mungkin untuk menyembunyikan sesuatu dari kedua sahabatnya itu

"Eungggh... Ya enggak lah. Ya kali gue temen makan temen"sahut Arel sambil menyilang kan kedua tangannya di atas dada.

"Tapi...."

"Stttt udah udah ah. Di sana ada kakak Lo Call"sahut Arelia sambil memotong ucapan sahabatnya itu.

Mereka bertiga menghampiri Reyhand yang sedang berkutik dengan rempah rempah dapur.

"Lah tumben kakak masak? Bibi emangnya kemana kak?"tanya Callya sambil menghampiri kakak ter resenya itu.

Reyhand mendongak dan mengelus dadanya"Bikin kaget aja kamu ini Call. Bibi lagi kakak suruh buat bersihin taman belakang"sahut Reyhand.

"Lah emangnya taman belakang kita berantakan yah kak?"tanya Callya. Reyhand mendelik kan matanya lelah setelah itu menepuk nepuk sisa sisa terigu dari tangannya dan mendorong tubuh Callya ke tempat makan. Pemuda itu mendudukkan adik kecilnya itu di salah satu kursi dan berkacak pinggang ke arah Callya.

"Sekarang kamu duduk aja diem diem di sini sama temen temen kamu, sedangkan kakak bakal pokus masak disana"perintah Reyhand membuat Callya ingin sekali memprotes.

"Ihhh ka..."

"Stttt diem. Mulutnya kakak kunci rapat-rapat. Dan kuncinya bakal kakak buang jauh jauh"sahut Reyhand sambil berlagak membuang suatu benda, padahal cuman angin lalu saja yang ia buang wkwkwk.

Callya terdiam sambil menyelipkan kedua tangannya di antara lutut. Dan kembali menatap kakaknya dengan wajah polos.

Callya menggapaikan lengan yang satunya lagi, berpura pura mengambil sesuatu, gadis itu memperaktikan dengan apa yang kakaknya lakukan tadi terhadapnya, gadis itu seolah olah sedang membuka kunci yang ada di mulutnya.

"Kakak ihh. Kalau mau kunci mulut Callya itu. Kuncinya jangan di buang jauh-jauh, deket-deket aja. Kalo nanti aku gak nemuin kuncinya gimana?"tanya Callya. Reyhand tepuk jidat kenceng banget sambil geleng-geleng.

"Untung Ade sendiri. Coba kalau bukan! Mungkin udah gue cincang ini bocah"batin Reyhand kesel, kesel sampe ubun ubun guys.

Melisa dan juga Arelia pun cekikikan menertawai tingkah konyol saudara kandung itu.

Callya mendorong tubuh kekar kakaknya"udah ah sana. Buatin masakan yang paling enak buat kita-kita"sahut Callya yang kini memerintah kakak kandungnya sendiri.

"Iyah nyonya besar"jawab Reyhand, Callya lagi lagi tertawa cekikikan.

"Nah gituh dong. Kali-kali kalo jadi kakak itu. Jadi kakak kandung yang baik hahaha"

****

Bersambung

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang