"Avan?"panggil Callya lembut"Avan baik deh"gadis itu mengedipkan sebelah matanya berkali-kali. Agar terlihat imut di hadapan pemuda tersebut.
Alvan sekilas memalingkan wajahnya untuk menatap wajah Callya yang berada tepat di sampingnya itu dan kembali pokus ke jalanan untuk menyetir mobil dengan benar"hmm ada apa? Kamu pasti ada maunya, iyh kan?"tuding Alvan sambil menggeleng namun setelahnya memasang senyum manis di wajahnya.
Callya tersenyum kikuk dan mengangguk. Tentu saja ia ada maunya. Jika tidak. Ia tidak akan melakukan hal tersebut
"Apa?"tanya Alvan"kamu mau apa Call?"Alvan mengelus rambut Callya dengan lembut, begitu penuh kasih sayang. Namun matanya tetap tertuju ke arah jalanan yang berada di depannya.
Callya sangat menyukai sikap Alvan yang seperti ini. Sikap yang di tunjukan untuknya seperti sepasang kekasih. Kelembutan, kehangatannya. Semua itu seolah-olah membuat Callya melayang. Jika saja Alvan mempunyai perasaan yang sama terhadap Callya mungkin semuanya akan terlihat jauh lebih indah.
"Anterin Callya ke toko buku yah"sahut gadis itu sambil bergelayutan manja di tangan kekar Alvan yang bebas dari stir mobil.
Alvan tersenyum dan menggeleng kecil melihat tingkah laku gadis cantik, polos dan manja itu. Callya selalu saja membuat hati Alvan berbunga-bunga. Ntah kenapa saat Callya berada di sampingnya. Pikiran Alvan seolah-olah menjadi jernih dan tenang. Persis seperti di pegunungan, membawa ia kedalam ketenangan dan kedamaian.
"Kamu mau beli buku lagih?"tanya Alvan memastikan.
"Iyah"Callya menjawab dengan penuh bergairah, bersemangat. Bahkan sangat terlihat jelas mata gadis itu terlihat berbinar binar. Lagi-lagi Alvan terkekeh geli dengan tingkah imut gadis itu.
Callya melepaskan tangannya dari tangan kekar Alvan dan menarik tubuhnya menjauh sedikit dari pemuda tersebut"kenapa ketawa!"Callya sewot sendiri saat melihat pemuda yang duduk di sampingnya itu terus terusan terkekeh padahal tidak ada sama sekali hal-hal yang lucu. Callya mengerucutkan bibirnya sambil menatap wajah Alvan galak.
Alvan melirik wajah Callya menggunakan ujung ekor bola matanya dan tertawa semakin kencang. Hal tersebut tentu saja membuat Callya jengkel"AVAN"teriak Callya.
Alvan masih tertawa bahkan bahunya sampai-sampai terguncang karena ulahnya sendiri, pemuda itu terlihat sedang bahagia. Apalagi melihat gadis di sampingnya itu memberengut marah karena ulahnya.
"Ihhh Avan nyebelin. Call mau turun"ucap gadis itu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dan pandangan menuju ke arah jendela mobil yang berada di sampingnya.
Sekali lagi Alvan terkekeh namun beberapa menit kemudian pemuda itu berdehem agar bisa menghentikan tawanya sendiri"Jangan marah, aku minta maaf"ucap Alvan dengan suara purau.
Callya meliriknya tajam. Tidak memperdulikan ucapan Alvan dan kembali menatap kaca jendela.
"Callya sayang. Maaf kan aku"bujuk Alvan sambil meraih salah satu tangan Callya yang terlipat di dada dan menggenggamnya, begitu erat
Callya mengerucutkan bibir dan mengangguk"Kalo gituh ayo ketoko buku"rengeknya.
Alvan tersenyum dan mengangguk"baik lah tuan putri"
-
Setelah sampai di toko buku Callya dengan secepat kilat berlari ke dalam, meninggalkan Alvan yang masih berada di parkiran.
"Tinggalin aja terus"geram Alvan
Pemuda itupun segera menyusul gadis yang kini entah dimana keberadaannya.
Callya menelusuri setiap rak-rak buku yang menjulang tinggi ke atas, bahkan bau khas buku pun tercium oleh indra penciumannya"akhh bau inih"gumam Callya pelan dan tersenyum sumringah
KAMU SEDANG MEMBACA
Calvan
RomanceCute cover by : WayGraphic Inikah rasanya saat mencintai seseorang yang kita sayang dan sayangnya lagi!! Seseorang itu tidak mencintai kita?? Ntahlah rasanya terlalu pahit saat mengingatnya ⚜️⚜️⚜️ mau tau kelanjutan nya??langsung aja di baca!! Alur...