Calvan 43 : hancur

1.4K 46 2
                                    

Di saat masakan yang di buat oleh Reyhand semuanya sudah matang, di saat itu pula Nedya turun dengan berpakaian sangat rapih. Persis seperti seseorang yang akan berpergian keluar.

Semua yang berada di ruang makan menatap gadis itu penuh tanda tanya, yang ditatap hanya mengeluarkan cengiran khasnya, bersikap seolah olah tidak memperdulikan orang orang yang menatapnya.

Nedya terduduk di samping Callya lalu berdehem lembut"Cantik gk gue hehehe?"tanya Nedya sambil tersenyum lebar ke arah teman temannya itu.

Melisa bergidik geli"Muka macem nini rombeng kaya gitu, di bilang cantik wkwkwk"Nedya mendelik tidak suka dengan apa yang barusan di ucapkan oleh melisa

"Ih si kutu kupret nyebelin banget deh"

Reyhand terduduk sambil tertawa geli melihat ekspresi yang di keluarkan oleh Nedya.

"Ih ka Rey kenapa lagih ketawa ketawa"protes Nedya saat sadar sang pujaan hatinya ikut menertawakan dirinya.

"Nggak, lucu aja liat ekspresi wajah kamu Ned"sahut Reyhand. Sontak membuat wajah Nedya bersemu merah. Nedya menutup wajahnya malu. Hal tersebut membuat seisi ruang makan menertawai tingkahnya.

"Cieee Nedya salting ternyata"sahut Callya sambil menyenggol siku gadis tersebut"Ihhh Callya apaan lagih"protes Nedya sambil tertawa malu

"Et dah, ya udah sih gak usah lebay juga Ned kalo salting, cuman di ketawain cogan aja lo so kecantikan, apalagi kalau di tembak langsung sama kak Rey lo"Arelia tiba tiba menyahut. Membuat senyum yang merona di wajah Nedya tiba tiba memudar.

"Ko Lo ngomongnya gitu sih Rel? Perasaan dari kemarin Lo sinis banget sama gue? Kenapa? Lo benci sama gue?"tanya Nedya agak sedikit naik pitam, yah ia memang tidak suka jika sahabatnya bersikap seperti itu kepadanya.

"Hahaha"Arelia tertawa sinis sambil berdiri dari duduknya"Gak gue gk benci sama Lo, cuman gue sebel aja sama Lo"sahut Arelia membuat Nedya pun ikut-ikutan berdiri dari duduknya.

"Maksud Lo apaan Rel? Sebel sama gue hah? Emang selama ini gue punya salah sama Lo?"tanya Nedya

"Lah lah lah kenapa jadi pada ribut sih, udah-udah jangan di permasalahin lagi sebaiknya ayo kita makan, gak baik adu mulut di depan makanan"Callya angkat bicara, agar kedua gadis yang sedang beradu mulut itu berhenti.

"DIEM LO CALL! Jangan so bijak"sentak Arel membuat Callya tertohok tak percaya sahabat karibnya berani membentaknya, Melisa berlari ke arah Callya dan memeluk gadis itu saat air mata mulai menggenang di kelopak matanya, ya Callya memang tidak suka di bentak bentak.

Reyhand kalang kabut saat melihat Arelia mulai mendekati Nedya, dan terlihat jelas sekali bahwa gadis itu ingin berusaha menjambak rambut nya.

"Apa salah gue Arelia!"teriak Nedya

Arelia mendorong bahu gadis itu kencang"Salah Lo! Lo terlalu cantik Ned, sedangkan gue? Gue yang paling jelek di antara kalian bertiga! Gue yang paling merasa di nistain! Gue yang paling merasa gak tahu diri berteman sama kalian, gue yang paling minder, bahkan sama sekali gak ada satu pun cowo yang suka sama gue! Hiks, sejelek itu kah gue? Seharusnya gue perbanyak sadar diri, harusnya gue gk berteman sama kalian, gue tau kalian emang cantik cantik banget, beda banget sama gue yang notabenenya biasa biasa aja"Arelia mulai terisak kencang. Hal tersebut membuat Nedya berusaha merengkuh ingin memeluk sahabat dekatnya itu namun dengan cepat Arelia mendorong kembali tubuh Nedya.
Nedya meringis kesakitan saat punggungnya menghantam dengan keras ke arah tembok.

"Arel stop Rel! Sebenarnya apa yang Arel ingin kan?"teriak Callya

"Lo udah kesetanan Rel, inget Nedya itu sahabat Lo, dia emang udah duluan suka sama kak Rey! Jangan egois Rel! Belum tentu kak Rey juga suka sama Nedya, Lo jangan berpikiran dengan pendek dong Rel, Lo sekarang mau bunuh Nedya hah? Dengan cara Lo nyiksa dia? Dimana hati nurani Lo Rel? Berantem cuman gara-gara satu cowo!"teriak Melisa

Arelia terdiam. Hal tersebut membuat Reyhand dengan cepat menarik pergelangan tangan Nedya, sehingga gadis itu kini menangis dalam pelukannya, Reyhand memeluk dengan penuh kasih sayang pada gadis itu"Jangan cuman gara-gara gue, Lo kaya gini Arelia, gue udah kenal lama sama Lo, jadi otomatis gue tau sikap Lo, oh ayolah, jangan cuman gara gara gue, pertemanan Lo sama sahabat sahabat Lo ancur gitu aja? Begok tau gak!"sentak Reyhand

"Asalkan Lo tau aja ka, gue udah sayang bahkan cinta sama Lo dari lama, tapi Lo malah respon cintanya sahabat gue, tanpa Lo pikirin perasaan gue"Isak Arelia semakin terdengar sangat jelas.

"Ya mau gimana lagi? Gue sayang sama Nedya, Nedya juga sayang sama gue"Reyhand semakin kencang memeluk Nedya.

Arelia yang melihatnya pun sontak semakin di banjiri air mata, gadis itu berlari keluar dengan cepat"GUE BENCI SAMA KALIAN SEMUA" dengan perasaan yang begitu menyakitkan

"Mau kemana Lo Rel?"teriak Melisa.

"AREL"Callya ikut-ikutan berteriak"masa persahabatan kita hancur gitu aja sih Lis?"Callya menangis tersedu sedu, begitupun dengan Melisa. Ia pun ikut menangis melihat persahabatan nya hancur begitu saja, hanya karena satu pemuda yang notabenenya Kaka dari salah satu sahabatnya sendiri.

Tidak lama kemudian beberapa orang pemuda tampan memasuki rumah Callya.

"Call Arelia kenapa lari sambil nangis?"tanya pemuda tersebut namun seketika ia terhenti saat melihat ketiga gadis itu sama-sama menangis dengan satu pemuda yang berusaha menenangkan mereka.

"Lah kalian kenapa?"tanya Akan, ya pemuda itu memang Alvan.

Callya mendongak lalu berlari memeluk Alvan, begitupun dengan Melisa iya berlari ke arah Rendi dan memeluknya erat-erat.

Alvan menyambut dengan hangat pelukan dari tubuh gadis mungilnya itu, begitupun dengan Rendi, ia memeluk dengan sayang gadis yang memeluknya.

"Mereka kenapa ka? Apa yang sedang terjadi tadi?"tanya Alvan sambil mengusap usap rambut halus gadis yang sedang berada di pelukannya.

"Ceritanya panjang Van"sahut Reyhand"Nanti gue ceritain"

Alvan mengangguk, dan kembali menenangkan Callya.

Gasta menggigit bibirnya merasakan ada sesuatu yang berbeda pada mereka.

"Yah yang gk jomblo mah pada berpelukan lah gue berpelukan sama siapa"keluh Davin"Leo ayo kita berpelukan"sahut Davin sambil merentangkan kedua tangannya.

"Idih najis, Lo kira gue LGBT"teriak Leo gk nyelo. Davin memberengut dan menatap Bian

"Apa Lo liat-liat"sentak Bian, membuat Davin menjadi kikuk"Yayang Callya malah pelukan sama Alvan sih, coba sama gue menang banyak deh"gerutu Davin.

"Apa yang Lo bilang Dav?"timpal Alvan. Davin kikuk lalu menggeleng dengan cepat.

Pemuda itu berlari ke arah meja makan tanpa di suruh dan menyicipi makanan makanan yang di buat oleh Reyhand.

"Heh Davin, itu masakan spesial buat cewe cewe kesayangan gue"teriak Reyhand.

Semua orang tertawa, begitupun wanita wanita yang tadinya sedang bersedih.

******

Bersambung

Ramadan ya marhaban
Ramadan ya marhaban,selamat beribadah puasa buat yang menjalankan♥️🙏

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang