CALVAN 19 : Alayers

2K 76 1
                                    

(Jam 07.18 WIB)

Callya dengan santainya melangkah menuju lapangan bersama keenam sahabatnya, Arelia, Nedya, Melisa, Gasta, Rendi dan juga Davin.

Yapss, mereka semua akan segera melaksanakan kegiatan upacara, dimana para siswa-siswi akan segera mengeluh kepegelan, apa lagi kalau yang bicaranya bapak kepala sekolah, mampus. Mereka bisa berdiri 2 jam di tengah-tengah lapangan.

Callya mendengus pelan"males banget ih, segala upacara lagi! Ughhh Callya kan lagi badmood!"gerutu gadis itu kesal sambil memasuki barisan yang masih kosong dan di ikuti keenam teman-temannya di belakang.

Rendi yang mendengar celotehan Callya pun terkekeh geli"sabar Call, kalau lo mau pingsan juga gak apa-apa kok, biar gue yang ngegendong nanti"

"Bilang apaan tadi?"ucap Melisa dengan tiba-tiba dan menjewer telinga Rendi kencang, membuat pemuda itu merintih kesakitan.

"Duh duh duh, Anjirr sakit bego!"teriak Rendi sepontan, hal tersebut membuat semua siswa-siswi menatap mereka.

"Berisik nyett!"sahut Melisa sewot dan mengabaikan tatapan-tatapan para penonton-penonton recehan itu"Rendi sayang! kalau mau ngomong itu di jaga! Bisa kan? Emangnya lo mau temen lo sendiri pingsan, hah?"lanjutnya

Rendi cengengesan dan menatap Callya sekilas lalu kembali menatap Melisa"ya enggak lah"

Melisa melepaskan jewerannya dan menatap tajam ke arah Rendi"kalau enggak!!, ya udah gak usah nge doa'in kaya gitu juga kali!"

"Siapa juga yang nge doa'in Callya pingsan bego!"sahut Rendi

"Lo_____"

"Ck, Berisik monyet-monyet ku! Cape gue dengernya"sahut Arelia memotong ucapan Melisa dan menatap dua curut itu dengan tajam, Rendi dan Melisa kembali cengengesan merasa tak berdosa sama sekali ke arah Arelia.

"Jangan pada cengengesan kaya gitu! Jijik gue ngeliatnya"sahut Davin

"Jijik apa jijik?"ucap Rendi sambil monoel dagu Davin sekilas, persis seperti seorang waria yang sedang menggoda om-om.

"Njing! Jangan toel-toel dagu gue!"sahut Davin menatap Rendi dengan tajam.

"Tau tuh! lo jadi kayak GAY aja"sahut Nedya terkekeh geli

Rendi memalingkan wajahnya menatap ke arah Nedya datar"bibirnya minta gue cium ya?"tanya Rendi asal ceplas-ceplos aja

Nedya menggeleng dan kembali terkekeh"jangan mas, bibir dedek masih suci"sahut gadis itu

"hoekk dedek? pen muntah gue"sahut Arelia

"O, aja ya!"sahut Nedya memberengut

"Yeee udah-udah"sahut Callya meleraikan"dan ehh iyah, kalian bertiga! sono deh pergi kebarisan para cowok! Emangnya kalian cewek apa pada ngebaris di sini!!"lanjut Callya

Gasta terkekeh dan mengelus rambut gadis itu singkat"iyah-iyah ini juga mau pergi Callya"sahut pemuda itu lembut"nyet? Ayo pergi!"ajak Gasta pada Rendi dan juga Davin.

"Nyat-nyet nyat-nyet sesama monyet juga!"gumam Arelia pelan

"Ngomong apa lo barusan?"sentak Gasta

Arelia cengengesan menatap takut ke arah Gasta dan menggeleng-gelengkan kepalanya"ahh enggak, gue enggak bilang apa-apa ko Gas!"cicit Arelia

Gasta tidak merespon, dia malah menatap Arelia tajam dan berlalu pergi ke barisan cowok di ikuti kedua teman biang keroknya.

-

-

Sudah hampir 42 menit mereka berdiri di lapangan sekolah dan upacara masih belum selesai-selesai juga.

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang