CALVAN 5 : kebencian

3K 154 8
                                    

Seorang wanita paruh baya mengetuk pintu kamar Alvan dengan perlahan.

Tok tok tok

"Alvan bangun sayang"ya, wanita tersebut adalah ibu kandung Alvan(Bela)wanita yang masih berumur 39 tahunan yang hampir sama dengan umur mamanya Callya

Alvan membuka pintu kamarnya"udah dari tadi bun"

Bela tersenyum hangat ke arah Alvan dan mengelus rambut Anaknya itu dengan sayang"ya sudah, kita serapan dulu yahh??"

Alvan berpikir sejenak dan menggeleng"gak bun, Alvan mau langsung berangkat aja"sahut Alvan"lagian Alvan mau jemput dulu Callya"lanjut Alvan dan menutup pintu kamarnya

"Nanti kalau kamu kelaparan gimana??"

Alvan memutarkan bola matanya lelah

"Bun, di sekolahan kan ada kantin"jawab Alvan

Pemuda itu mulai geram dengan alasan alasan receh yang di ucapkan bundanya, ohh ayolah pemuda itu sangat malas untuk serapan bersama.

Bukan! Alvan bukan malas serapan bersama bundanya tapi ia malas sekali harus berserapan bareng bersama ayah tirinya.

"Gak bisa Alvan! pagi ini kamu harus serapan bareng kita"

Alvan memutarkan bola matanya sebal"gak! Alvan males kalau harus makan semeja dengan pria perusak rumah tangga orang itu. Bunda harusnya ngertiin aku dong bun"sahut Alvan bahkan nada suaranya pun berbeda

Pemuda itu seolah olah di luap emosi dengan seketika

Pemuda itu pun kini sudah melongos pergi melewati Bela begitu saja dengan kesal.

"ALVAN! KALAU KAMU TERUS - TERUSAN NGEBANTAH, BUNDA GAK AKAN SEGAN SEGAN MENGIRIMKAN KAMU KE AMERIKA SERIKAT"teriak Bela murka

Deg

Alvan yang hendak menuruni tangga pun langsung saja terdiam mematung di tempat, bahkan jantungnya pun seolah olah berhenti tidak berfungsi.

Alvan melirik bundanya dengan tajam

"Gimana? kamu masih mau ngebantah omongan bunda??"tanya Bela sambil tersenyum menyeringai dan berjalan menghampiri Anaknya yang hanya diam mematung

Alvan melanjutkan langkahnya dan menuruni tangga dengan cepat

"ALVAN!!"

"Ini juga mau ke ruang makan!!"ketus Alvan

Pemuda itu sangat tampak kesal, tidak ada sama sekali raut wajah kebahagiaan di dalamnya.

Aplagi dia harus mengundurkan niatnya untuk menjemput Callya, hanya karna harus serapan bersama dengan pria bajingan itu, pria yang membuat ayah kandung Alvan terserang penyakit jantung dan seketika meninggal di tempat. Hal tersebut membuat Alvan terpuruk dan bahkan sangat merasa kehilangan, berbeda dengan Bela dan juga pria itu mereka berdua tampak biasa biasa saja! bahkan saat almarhum ayah Alvan di makam kan tidak ada raut kesedihan sama sekali yang tersirat di dalam wajah Bela.

Ya, Bela dan Pria itu sudah bersahabat sejak lama. Bahkan keduanya pun sudah memiliki pasangan satu sama lain!!tapi tidak untuk sekarang, sekarang mereka berdua sudah menikah.

Ingin sekali Alvan pergi meninggalkan rumah ini, tapi tidak! ia harus terus menjaga bundanya! walaupun ia sangat tahu sikap bundanya kini sudah jauh berbeda dari sikap bundanya yang dulu.

Setelah berada di ruang makan Alvan segera menggeser kursinya dengan kencang dan menghempaskan tubuhnya di kursi tersebut di hadapan meja makan yang berbentuk persegi panjang yang sangatlah besar itu.

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang