"Eomma, aku berangkat dulu, ya!" teriak Jungkook saat ia turun dari atas tangga rumahnya.
Ibunya yang sedang memegang vacuum cleaner refleks menoleh pada Jungkook. "Ya! Jeon Jungkook, sarapan dulu sana!"
"Ani, eomma. Aku akan sarapan di kantin nanti."
"Untuk apa sarapan di kantin jika sudah tersedia di rumahmu, hah?!" teriak ibunya.
Jungkook yang sudah berada di dekat pintu menoleh pada ibunya.
"Ah, eomma!" gerutu Jungkook.
"Wae? Kau tidak suka masakan ibumu, hah?"
"Ne. Masakan ibu biasanya keasinan," ucap Jungkook tanpa rasa bersalah.
"Ya! Dasar anak kurang ajar!" teriak Ibu Jungkook sambil melepaskan sebelah sandalnya.
Melihat ibunya yang telah bersiap untuk melemparinya dengan sandal jepit, Jungkook pun bergegas lari sekencang mungkin untuk menghindari ibunya yang terlihat seperti seekor macan yang akan mengamuk.
"Aish, eomma!" Jungkook meringis begitu sebuah sandal jepit berwarna ungu mengenai kepalanya. "Kamu jahat sekali. Aku benci." Jungkook mencebikkan bibir, lalu mengangkat kedua tangan di depan dadanya lalu berpura-pura seakan ia sedang memukul ibunya gemas ala remaja alay.
"Aigoo, jangan sok imut!"
"Ish, aku memang imut kok. Eomma 'kan imut, sebagai anak Eomma, pastinya aku juga imut dong." Perkataan singkat Jungkook tadi sukses membuat pipi ibunya bersemu merah.
"Aigoo, kau bisa saja. Iya kamu memang imut seperti ibumu ini." Ibu Jungkook tersenyum sumringah, lalu ia meletakkan jari telunjuk di pipinya.
"Iya. Eomma memang imut, tapi itu dulu, saat ibu masih muda. Sekarang tidak lagi." Hal yang diucapkan Jungkook langsung membuat ibunya yang sedang senyum-senyum sendiri menatap Jungkook seperti macan yang siap menerkam buruannya. Jungkook yang menyadari hal itu langsung menaiki sepeda, kemudian mengayuhnya dengan cepat agar dapat segera kabur dari sana sebelum kulitnya habis dicabik-cabik oleh macan galak di belakangnya.
***
Angin sepoi-sepoi menerpa wajah Jungkook akibat kayuhan pada pedal sepeda yang begitu kencang. Jungkook memelankan kayuhan sepedanya, kemudian melepaskan sebelah tangan dari pegangan sepeda. Ia menjulurkan tangan hingga sejuk angin begitu terasa di telapak tangannya. Ini adalah pagi yang indah. Jungkook tersenyum mengingat pertikaian kecil dengan ibunya tadi yang menyebabkan ibunya sudah naik darah di pagi hari begini.
Sebenarnya ia hanya bergurau saja saat mengatakan bahwa masakan ibunya tidak enak. Bagi Jungkook masakan ibunya adalah masakan paling enak sedunia. Tidak ada yang dapat menandingi masakan ibunya, entah itu masakan chef hotel bintang tujuh atau bahkan masakan Dae Janggeum sekalipun.
Hanya saja, hari ini adalah hari upacara penerimaaan siswa baru. Sebagai seorang ketua osis teladan tentu saja Jungkook tidak boleh datang terlambat. Ia harus datang sepagi mungkin untuk persiapan upacara nanti. Bisa-bisa upacaranya tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana, jika ia sampai datang terlambat nanti.
Jungkook memarkirkan sepedanya begitu ia sampai di parkiran sekolah. Kemudian ia merapikan seragamnya dan mengeluarkan sebuah benda pusaka yang dapat membuat tingkat kegantengannya meningkat drastis dari dalam saku kecil tas.

KAMU SEDANG MEMBACA
IS THIS LOVE? (SELESAI)
FanficJeon Jungkook tidak menyukai Chou Tzuyu. Ralat, mungkin ia membenci gadis itu. Gadis itu terlalu ceroboh. Ia pikun dan sering mengacaukan segalanya. Mereka berada di kelas dan organisasi yang sama. Sebisa mungkin Jungkook menghindari si biang masala...