Happy Reading
"Nama saya Navya Putri, Kak. Saya kelas 10 MIPA 6. Sudah ya kak saya mau sholat dulu," jawab singkat Navya dan langsung lari ke dalam masjid.
Suasana hati Navya semakin memburuk setelah tadi pagi, secara tidak sengaja ia melihat pacarnya, Fahri berboncengan dengan gadis lain yang lebih cantik dari Navya. Tetapi Navya tidak mau ambil pusing mukngkin itu hanya teman atau saudara Fahri.
Setelah kejadian itu, di kelas Navya harus menuliskan soal di papan tulis karena ia menjabat sebagai sekretaris kelas dan sudah menjadi kewajibannya menuliskan soal di papan tulis dan menulisnya kembali di buku tugas nya.
Sebenarnya sekretaris kelas ada dua yaitu Navya dan Novendra atau biasa dipanggil Noven. Namun hari ini Noven tidak masuk karena sakit dan Navya harus mengerjakan semua tugas sekretaris tanpa bantuan Noven.
Dan sekarang Kak Chandra yang malah memperburuk suasana hati Navya dengan pertanyaan yang memberondongnya yang membuat Navya semakin sebal.
Usai sholat dhuhur, Navya langsung balik ke kelas dan mengambil buku serta handphone nya.
"Nav aku ikut ya ke kelasnya kak Chandra, biar kamu nggak gugup lihat gantengnya Kak Chandra," goda Indah.
"Apaan sih Ndah, ngapain juga aku gugup hanya foto sama Kak Chandra tanpa sinar itu," balas Navya.
Setelah meminta biodata kakel kelas 11 MIPA 1 sampai MIPA 5, tibalah kaki Navya dan Indah di depan kelas 11 MIPA 6. Di depan kelas ada Kak Indra --senior DA-- ia sedang berbincang dengan teman-temannya termasuk Kak Chandra.
"Permisi Kak Indra, saya Navya dan ini Indah, boleh kami minta biodata dan foto nya?" pinta Navya dengan sopan.
"Buat apa ya? Kalian naksir saya?" kata Kak Indra dengan sinis.
"Buat syarat mau masuk DA, Kak," jawab Indah dengan gugup.
"Oh....darimana kalian tahu nama dan kelas saya?" tanya Kak Indra seperti sedang menginterogasi.
"Mereka tahu namamu karena kemarin aku yang kasih tahu dan tadi aku juga yang kasih tahu dimana mereka harus nyari kita," sela Chandra.
"Lah kok kamu yang kasih tahu sih Chan? Bukannya mereka harus nyari sendiri kelas sama nama kita?" protes Kak Indra kepada Chandra.
"Kasihan mereka udah tekanan batin sama anak-anak yang lain, udahlah Ndra kasih aja dengan sukarela. Btw kalian nggak mau nih minta biodata sama fotoku? ckckckck," balas Chandra.
"Boleh Kak, baru kali ini ada kakak kelas 11 yang ngasih sukarela bidodatanya," jawab Indah dengan semangat.
Navya hanya ikut nulis saat Chandra dan Indra menyebutkan tentang data diri mereka. Navya tidak seheboh dan sesemangat Indah, dan itu yang membuat Chandra menahan lengan Navya saat ingin berlalu dari kelasnya.
"Nanti ada kegiatan atau acara nggak sepulang sekolah?" tanya Chandra tiba-tiba.
"Ehm..nggak ada sih Kak, emang kenapa ya?" jawab Navya dengan polos.
"Ya sudah nanti aku samperin ke kelas mu sepulang sekolah, 10 MIPA 6 kan?" balas Chandra yang diikuti gelak tawa teman-temannya.
Navya yang bingung mau jawab apa langsung mengangguk dan pergi ke kelas senior berikutnya.
"Cieeee Navya, tuh kan apa aku bilang Kak Chandra itu suka sama kamu. Kurang apa coba Kak Chandra yang hampir sempurna itu, udah baik, pintar dalam akademik maupun non-akademik, plus nya ganteng pakai banget. Beda lah sama pacar posesif mu itu yang malah bermesraan dengan gadis lain di depanmu," goda Indah.
"Ya ampun Ndah kamu mau aku selingkuh dari Fahri dan pilih kakel yang sok kegantengan itu? Nggak deh, aku nggak akan menyerahkan hidupku sama anak playboy," ujar Navya dengan sebal.
"Hahaha iya Navya kamu mah pilih di posesifin daripada digombalin ya?" Indah tergelak.
Navya tak menanggapinya lagi dan langsung meminta biodata sama seniornya yang lain.
Kringg....kringg....kringg....kringg.....
Bel pulang sekolah berbunyi, itu tandanya waktu pulang dan semua siswa berhamburan keluar kelas. Navya tidak langsung pulang karena sudah terlanjur menyanggupi ajakan Chandra.
Sebenarnya Navya malas meladeni kakak kelas sok kegantengan itu, namun apa daya ia harus tetap sopan agar urusan persyaratan itu tetap lancar.
"Hai, dek Nav," tiba-tiba Chandra sudah bersender di depan pintu kelas Navya.
"Hai, Kak udah lama ya? Maaf agak lama tadi ada urusan sebentar. Btw ada apa ya?" jawab Navya dengan sedikit heran ada perlu apa kakelnya sampai nyamperin ke kelasnya.
"Ehm....kamu pulang naik apa? Boleh ngobrol sebentar nggak?" tanya Chandra dengan kepercayaan diri yang luar biasa.
"Saya jalan Kak kebetulan rumah saya dekat dari sini. Emang mau ngobrol apa? Ngobrol nya disini? Bukan apa-apa tapi bakal jadi pusat perhatian anak-anak," jawab Navya.
"Iya, saya tahu, kita bicara di taman belakang aja, gimana?" tanya Chandra.
Navya hanya mengangguk saja.
Setiba di taman, Chandra mempersilakan Navya duduk seolah itu taman miliknya.
"Ada apa ya Kak? Kok Kak Chandra ngajak saya kesini? Apa saya sudah melakukan kesalahan?" tanya Navya dengan was-was.
"Nggak apa-apa cuma mau ngobrol aja sih. Soalnya kamu beda dari teman-teman kamu yang lain. Mereka aja sampai heboh hanya melihat aku jalan di hadapan mereka. Tapi kamu malah cuek saat aku lempari senyum, biasa aja saat aku bela tadi pas kamu di interogasi si Indra. Emang aku semenyebalkan itu ya? Sampai kamu lihat aku kayak lihat kuman yang harus dibasmi," ujar Chandra.
"Ehm...nggak kok Kak, maaf kalau aku bikin Kak Chandra merasa seperti itu, tapi beneran aku nggak ada maksud seperti itu, Kak," jawab Navya dengan gagap.
"Iyaa...nyantai aja kali, dek. Btw kamu tertarik sama dunia Pramuka itu gara-gara apa ya? Atau emang kamu dari SMP udah ikut Dewan Galang ya? Karena yang aku dengar dari anak DA 8 katanya kamu udah selesai sama angkatan mereka ya?" Chandra sengaja mengalihkan perhatian Navya agar tidak merasa bersalah.
"Pertama, saya nggak pernah ikut aktif dalam kegiatan kepramukaan Kak, dari SD aja saya ikut Pramuka kalau ada pesta siaga aja hehehe. Terus saat SMP, semua kelas 7 wajib ikut ekstrakurikuler Pramuka tapi saya nggak berminat waktu ditawari untuk jadi Dewan Galang," jelas Navya.
"Terus kenapa kamu milih organisasi ini kalau nggak pernah aktif Pramuka?" sela Chandra.
"Ihh..bentar Kak kan say belum selesai menjelaskan," Navya sebal karena penjelasannya dipotong begitu saja.
"Ya, saya mulai merasa kagum sama angkatan kakak dan DA 8 saat menyiapkan ekstrakurikuler Pramuka tempo hari dan saya sebenarnya suka sama alam dan tantangan jadi saya minta ijin sama orang tua untuk ikut DA dan diijinkan," lanjut Navya menjelaskan.
"Ohh...gitu kenapa nggak milih pecinta alam aja? Ya bukannya sombong, emang anak Pramuka itu semua terlihat keren dan nggak kalah lah sama anak organisasi lain sih dan kamu nggak salah kok kalau milih DA sebagai organisasi," jawab Chandra.
"Ibu nggak ngebolehin aku kalau terlalu ekstrim Kak kayak naik gunung gitu jadi hanya dibolehin ikut satu organisasi dan pilihanku jatuh di Dewan Ambalan hehehehe," jelas Navya.
Obrolan mereka berlanjut hingga satu jam dan Navya sadar ia harus segera pulang karena Ibunya pasti khawatir.
Tanpa persetujuan Navya, Chandra langsung menarik tangan Navya untuk diajak ke parkiran dan mengambil motor. Sebenarnya Navya bisa saja menolak tapi Navya tidak mempunyai alasan menolak karena memang arah pulang mereka searah dan lumayan juga kan untuk Navya tidak usah merasa capek jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Simpul Mati ✅
ChickLitDi dalam Pramuka, aku diajarkan hidup dalam kesederhanaan Di dalam Pramuka, aku diajarkan kesetia kawanan Di dalam Pramuka, aku diajarkan tentang ilmu-ilmu kepanduan Namun, satu yang melekat dengan Pramuka meskipun tak ada di dalam materinya Cinta P...