Dua Puluh Empat

126 9 3
                                    

Happy Reading

"Aku mau kita PUTUS,"

Satu kalimat yang sukses meluncurkan air mata Ningrum dengan deras. Apa semua pengorbanannya selama satu bulan ini tidak ada artinya untuk Chandra?

"Putus?"

"Iya,"

"Tapi kenapa? Bukannya kita baik-baik aja selama ini?" tanya Ningrum.

"Iya, kita emang baik-baik aja tapi aku nggak mau terus-menerus menyakiti hati kamu Rum, aku nggak akan bisa sayang sama kamu seperti aku sayang sama Navya. Kamu berhak bahagia, dan bukan denganku kebahagiaan itu, ada banyak laki-laki yang lebih baik daripada aku," jelas Chandra.

"Kamu pasti bisa Mas, kita baru pacaran satu bulan. Aku bakal coba bikin kamu sayang sama aku dan lupa tentang Navya. Dia udah sama Mas Geral kalau kamu lupa," balas Ningrum.

"Maka dari itu, kalau kita putus sekarang, kita bisa cepat move on. Aku nggak mau kamu merasakan sakit hati terlalu dalam karena aku. Tentang Navya dan Geral aku nggak peduli, aku peduli sama kamu, kamu baik dan kamu harus dapat kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan seperti aku yang harus pura-pura sayang tapi nyatanya perasaanku bukan untuk kamu," Chandra mencoba menjelaskan.

"Selama satu bulan ini emang nggak ada artinya sama sekali buat kamu?" tanya Ningrum.

"Siapa bilang nggak ada artinya? Satu bulan ini aku merasa lebih mengenal kamu. Kamu sebenarnya baik, tetapi aku benar-benar nggak bisa terusin hubungan ini sama kamu. Apa kamu mau kalau pacar kamu hanya pura-pura sayang sama kamu? Sedangkan dia masih punya perasaan buat perempuan lain?" ujar Chandra.

Ningrum menggeleng pelan dan terus menangis.

Di lain sisi, Chandra tahu kalau dia sudah melukai perasaan Ningrum, tetapi mau bagaimana lagi kalau nggak pernah ada cinta diantara mereka?

"Oke, aku terima kita putus asal kamu nggak dekat-dekat dengan Navya lagi," ujar Ningrum.

Chandra tak menjawab karena ia tak tahu harus menjawab apa. Navya yang membuatnya kalang kabut dan memporak porandakan hatinya. Apakah ia mampu untuk menjauh dari Navya dan merelakan perempuan itu untuk Geral?

"Kenapa diam?" tanya Ningrum.

"Oke, aku nggak akan dekat-dekat Navya," jawab Chandra dengan pasrah.

Ningrum pun berlari menuju rumahnya sambil menangis. Sebenarnya Chandra pun tak tega melihat Ningrum yang sakit hati karena ulahnya.

"Semoga kamu dapat yang terbaik Rum,"

******

Satu Minggu telah berlalu. Chandra menepati janjinya untuk menjauh dari Navya. Sebenarnya bukan hanya janjinya kepada Ningrum yang menjadi alasan, namun Chandra juga tahu kalau Geral tak main-main untuk mendekati Navya.

Sering di beberapa kesempatan, mereka selalu bersama. Selalu tertawa dan bercanda bersama.

Saat ini Chandra sedang berada di ruangan briefing anggota Dewan Ambalan untuk mempersiapkan ekstrakurikuler Pramuka. Navya sudah berada di ruangan tersebut dan sedang bercanda dengan Geral dan teman-teman yang lain.

"Lemes banget bro?" tanya Rizki kepada Chandra.

Chandra hanya menggeleng dan menaruh tas di sembarang kursi.

"Widihhh tasnya di sebelahin sama mantan gebetan bro?" tanya Rizki lagi.

Tanpa disadari, memang tas Chandra dan Navya berada di meja yang sama.

Dengan cepat Chandra memindahkan tasnya. Namun nihil, karena semua kursi sudah penuh. Mau nggak mau dia meletakkan kembali tasnya di samping tas Navya.

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang