Happy Reading
Navya terkejut mendengar perkataan Chandra barusan. Entah mengapa sebagian hatinya percaya dengan apa yang dikatakan Chandra, tetapi ia juga masih ragu.
Terlihat kesungguhan di mata Chandra. Tapi tak tahu kenapa Navya meragu pada perasaannya sendiri.
"Harus banget aku jawab sekarang?" tanya Navya.
"Nggak sekarang juga nggak apa-apa. Aku kasih waktu tapi jangan lama-lama ya," jawab Chandra.
"Jujur Nav, aku hampir gila gara-gara kehilangan kamu hampir dua tahun ini. Pas aku ketemu sama kamu, kamu malah terus-terusan menghilang," lanjut Chandra.
"Aku tahu kok. Dulu pas di Rumah Sakit Mas Hendra udah cerita semuanya. Maaf aku udah buat kamu kecewa, tapi sumpah aku nggak ada hubungan apapun dengan Fahri atau siapapun. Padahal dulu setelah reuni aku pengen ngajak kamu balikan, sayangnya badai itu datang terlalu cepat sampai aku nggak bisa mewujudkan keinginan kita dulu," ujar Navya berkaca-kaca.
"Mas Hendra bilang apa sama kamu?" tanya Chandra.
"Aku nggak bisa cerita sekarang. Teman-temanku udah pada nunggu. Aku pamitnya cuma ambil handphone doang," jawab Navya.
"Tapi besok-besok bisa kan ngobrol-ngobrol lagi?" tanya Chandra lagi.
Navya tersenyum dan kemudian mengangguk, "Iya, besok aku selesai jam 12 kok,"
"Okee habis kelas kita ketemu ya, kebetulan besok aku cuma 1 mata kuliah doang," balas Chandra.
"Yaudah mana handphone aku," pinta Navya.
Chandra mengeluarkan handphone Navya dari kantong celananya, "Nihh,"
"Kalau gitu aku pamit ya, see you,"
"Nav, tapi jangan bilang siapa-siapa kalau kita habis bahas hubungan kita ya. Bukan apa-apa aku cuma nggak mau ada isu-isu nggak mengenakkan. Cukup mereka tahunya kita sebatas teman lama," ujar Chandra.
"Iya kamu tenang aja," jawab Navya.
Kemudian Navya pergi dan menemui kedua sahabatnya itu.
"Haiii, maaf ya telat," ujar Navya.
"Emang habis ketemu siapa sih Nav?" tanya Indah kepo.
"Kepo deh," balas Navya.
Memang Navya juga tidak ingin mengumbar hubungannya dengan Chandra yang belum jelas ini. Biarkan mengalir seperti air mengalir saja.
Mereka makan dengan tenang sambil saling melontarkan candaan.
***
Hari-hari berlalu dengan cepat. Begitu juga Chandra yang terus gerak cepat untuk meluluhkan hati Navya lagi. Setelah kejadian di kantin kampus itu, sering pula Chandra mengantar jemput Navya. Kadang kala juga Navya menolak karena ada urusan lain seusai kuliah atau ada hal lain yang harus ia kerjakan.
Saat ini Navya dan Chandra berada di perpustakaan kampus. Mereka tengah disibukkan dengan tugas masing-masing.
"Gimana Nav? Ketemu nggak bukunya?" tanya Chandra.
"Ketemu kok, ini aku mau pinjam," jawab Navya.
Mereka memang sepakat untuk melakukan PDKT dulu. Keduanya memang masih saling mencintai, hanya saja mereka juga perlu beradaptasi lagi satu sama lain. Mereka juga tak mengungkit tentang status hubungan yang tidak jelas ini.
"Kamu nggak mau masuk BEM Fakultas Nav?" tanya Chandra.
"Pengen sih Mas, emang kapan pendaftarannya?" tanya Navya balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Simpul Mati ✅
ChickLitDi dalam Pramuka, aku diajarkan hidup dalam kesederhanaan Di dalam Pramuka, aku diajarkan kesetia kawanan Di dalam Pramuka, aku diajarkan tentang ilmu-ilmu kepanduan Namun, satu yang melekat dengan Pramuka meskipun tak ada di dalam materinya Cinta P...