Dua Puluh Dua

116 9 0
                                    

Happy Reading




Chandra pergi dari toilet dengan wajah yang terlihat lesu. Ya laki-laki yang dari tadi mendengarkan percakapan antara Navya dan Dini. Awalnya ia ingin ke toilet laki-laki disamping toilet perempuan dan tak sengaja mendengar seorang perempuan menangis, ternyata perempuan itu adalah perempuan yang dulu ia perjuangkan.

"Kamu kenapa sih sayang?" tanya Ningrum.

Kini mereka berdua berada di kantin. Sebenarnya jam sekolah telah usai, tetapi Chandra masih terlalu malas untuk pulang. Setiap berada di rumah, Chandra selalu teringat oleh Navya yang menolak cintanya padahal Chandra tahu kalau Navya juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Apa yang salah coba kalau dua orang saling suka dan berpacaran?

"Aku nggak apa-apa," jawab Chandra dengan halus.

Meskipun belum ada kata cinta untuk Ningrum, Chandra berusaha untuk bersikap baik dan menghormati perasaan Ningrum. Bagaimanapun ia juga perempuan yang tak boleh dikasari. Toh selama ini Ningrum juga berbaik hati kepada Chandra. Meski cintanya hanya untuk Navya seorang.

"Kalau ada masalah, cerita sama aku Mas. Kalau aku nggak bisa ngasih solusi, seenggaknya kamu lega bisa bercerita sama aku, aku akan menjadi pendengar yang baik buat kamu," ujar Ningrum sambil memegang telapak tangan Chandra.

"Lagi banyak pikiran aja, tugas aku juga lagi menumpuk," jawab Chandra seadanya.

"Tugas atau Navya?" tanya Ningrum to the point.

"Ngapain aku mikirin dia," jawab Chandra acuh.

Padahal sih mikirin terus tanpa henti, gengsimu terlalu besar Mas brooo....

Hahahahahahaha

"Pulang yuk, aku antar," ajak Chandra.

Ningrum mengangguk dan mereka meninggalkan kantin.

Chandra dan Ningrum berjalan bersama menuju tempat parkir. Saat di tengah halaman, mereka berpapasan dengan Navya. Bukannya menyapa, Ningrum malah menggandeng mesra Chandra seolah menunjukkan kepada Navya kalau Chandra hanya milik Ningrum.

"Dasar wanita nggak tahu diri," celetuk Indah.

"Ndah, jangan gitu," tegur Dini.

Memang diantara mereka bertiga, yang paling dewasa adalah Dini, meski usianya yang paling tua adalah Navya.

Navya hanya diam saja tanpa menoleh ke arah dua sejoli itu dan melanjutkan berjalan seolah tidak sedang menjumpai seorang Chandra.

"Apakah ini akhir ceritaku dengan Navya yang belum sempat aku mulai?" tanya Chandra dalam hati.

****

Hari Jumat adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh anak Dewan Ambalan SMA Insan Cendekia. Mereka akan mengadakan ekstrakurikuler Pramuka.

Indah sudah berkumpul dengan teman-temannya. Namun entah dimana keberadaan Navya.

"Navya kemana Ndah?" tanya Fira.

"Nggak tahu Mbak, kayaknya tadi masih di masjid habis sholat dhuhur belum keluar dari masjid," jawab indah.

Chandra datang bersama dengan Ningrum. Tak dapat dipungkiri, Chandra kini tengah mencari keberadaan Navya.

"Orangnya di masjid kalau kamu cari Navya," ujar Fira dengan ketus.

Sebenarnya hampir semua teman-teman Chandra lebih suka kalau Chandra jadian dengan Navya dan bukan dengan Ningrum.

"Aku cari Geral kok," kilah Chandra.

"Gengsi kok digedein sih bro," ujar Geral yang tiba-tiba datang dari belakang Chandra.

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang