Enam Belas

130 10 0
                                    

Happy Reading




Ya, Navya memang mengetahui jika Ningrum mulai menaruh rasa pada kakak seniornya itu. Dan siapa yang nggak jatuh cinta kepada seorang Chandra Abimanyu, sosok laki-laki yang cool, pintar dalam segala hal, baik hati, ramah kepada siapa saja, dan plusnya ketampanan yang selalu terpancar dari wajahnya. Hampir semua anggota DA 10 merasa kagum pada laki-laki itu, termasuk Navya sendiri. Memang awalnya Navya merasa sebal kepada Chandra, namun seiring berjalannya waktu entah darimana rasa kagum itu muncul. Tetapi sebisa mungkin Navya tidak menampakkan rasa kagumnya itu didepan teman-temannya.

"Belum sholat dek?" suara Chandra yang mampu membuyarkan lamunan Ningrum. Ia benar-benar tak menyangka kalau Chandra mengajaknya bicara.

Baper adek Mas hahahahahaha

"Eh? i--iya kak, kak Chandra juga belum sholat?" jawab Ningrum dengan gugup.

Baru kali ini Chandra mau berbicara dengannya. Biasanya Chandra cuma mau bicara akrab dengan Navya.

"Ya udah ayo. Keburu waktu istirahatnya habis," ajak Chandra yang langsung diangguki oleh Ningrum.

Mereka berjalan berdampingan menuju masjid. Tanpa disadari Chandra, senyum Ningrum terus merekah hanya dengan berjalan beriringan menuju masjid.

"Navya kenapa ya tadi. Kenapa dia langsung pergi meninggalkan aku dengan Ningrum," batin Chandra.

Di kantin, Navya duduk dengan teman-teman kelasnya karena teman-teman DA nya entah kemana ia tak tahu. Navya hanya diam saja, entah mengapa ia merasa aneh dengan melihat Chandra dan Ningrum berjalan bersama ke masjid. Ada satu sisi dari diri Navya yang mengatakan kalau ia tengah cemburu, tetapi Navya sadar ia bukan siapa-siapa Chandra jadi tak sepantasnya cemburu.

"Nav, kok diem aja? Ngelamunin siapa sih? Ada yang mengganggu pikiran kamu ya?" tanya Dini yang sedari tadi memperhatikan raut wajah Navya yang terlihat tidak fokus. Minuman yang ia pesan saja hanya diaduk-aduk saja tanpa niat untuk diminum.

"Eh....nggak kok Din. Lagi kecapean aja mungkin," jawab Navya asal lalu memalingkan wajahnya. Karena Dini orangnya terlalu peka jika Navya sedang menyembunyikan sesuatu.

Navya tak ingin siapaun tahu tentang perasaan aneh yang ia rasakan saat ini.

"Oh yaudah kalau ada apa-apa cerita ya jangan dipendam sendiri, ya meskipun aku hanya bisa mendengarkan, mungkin," jawab Dini sembari menggegam erat tangan Navya.

Navya hanya mengangguk karena memang pikirannya saat ini sedang kacau. Efek kebersamaan Chandra denga Ningrum sungguh besar sampai-sampai Navya galau haya dengan memikirkannya.

Ekstra Pramuka pun akhirnya selesai,semua siswa kelas 10 sudah berhamburan meninggalkan sekolah tetapi tidak dengan anggota DA yang harus melaksanakan evaluasi kegiatan terlebih dahulu. Navya masuk ke ruang kelas bersama Indah. Tiba-tiba sudah ada seseorang yang menduduki bangku Navya.

Deg.

Seketika jantung Navya ingin lepas melihat siapa yang duduk di bangkunya.

"Permisi kak," ucap Navya dengan takut.

Sebenarnya Navya sudah tahu siapa laki-laki itu tetapi sebisa mungkin Navya harus bersikap biasa dan sopan karena bagaimanapun dia adalah kakak seniornya.

"Kenapa?" jawab Chandra cuek.

Sambil melirik Navya yang ketakutan, tanpa meninggalkan bangkunya malah Chandra duduk layaknya bos yang sedang menginterogasi bawahannya.Ya orang itu adalah Chandra.

Chandra lagi Chandra lagi hufftttt

"A--aku mau duduk," jawab Navya gugup.

"Kenapa kamu ninggalin aku tadi di lapangan belakang?" tanya Chandra dengan sedikit membentak Navya.

"Ehmm.....itu.....anu.......aku tadi......ehm.," kegugupan Navya semakin menjadi-jadi, ia hanya menunduk tanpa berani melihat wajah tampan Chandra. Seram juga ya wajah Chandra kalau sedang marah.

"Kalau ditanya itu lihat orangnya nggak nunduk aja. Kenapa kamu ninggalin aku tadi di lapangan belakang?" tanya ulang Chandra tanpa merendahkan suaranya.

Karena Chandra tahu kalau Navya tengah ketakutan akibat bentakannya tadi.

Navya mencoba mengangkat kepalanya sebentar dan langsung menunduk lagi karena tak mungkin ia mengatakan tujuan sebenarnya mengapa ia pergi meninggalkan Chandra tadi. Bisa salah paham nanti antara Navya dan Chandra. Dan Navya tak mau hal itu terjadi, entah karena apa yang jelas Navya tak ingin mendebat seniornya itu.

"Ini udah lengkap kan? Kalau gitu evaluasi nya kita mulai aja sekarang ya," suara Geral yang kini tanpa sengaja telah menyelamatkan Navya dari interogasi Chandra.

"Syukurlah ada kak Geral," batin Navya sambil memegang dadanya.
Chandra yang menyadari tingkah Navya barusan, hanya mampu menghela napas panjang. Harus ditunda dulu percakapan mereka.

"Nanti pulang sama aku. Nggak ada penolakan," perintah Chandra yang langsung melenggang pergi dari hadapan Navya. Navya hanya terdiam dan langsung duduk daripada ditegur oleh senior yang lain.

Entahlah Navya benar-benar takut jika kemarahan Chandra meledak.

Setelah acara evaluasi selesai, semua anggota sudah diperbolehkan pulang. Saat Navya ingin meninggalkan bangkunya tiba-tiba ada tangan yang mencekalnya.

"Nav, kamu dekat ya dengan kak Chandra?" tanya Ningrum tanpa basa-basi.

"Eh? Nggak kok. Biasa aja. Nggak terlalu dekat juga," jawab Navya dengan senyum.

Namun kali ini bukan senyum manis melainkan senyum palsu yang diberikan Navya. Sebenarnya Navya ingin menceritakan kalau ia juga menaruh perasaan istimewa, tetapi tak ia lakukan karena Navya masih bingung dengan perasaannya sendiri.

"Oh....gitu. Bukannya apa-apa,soalnya aku kagum sama kak Chandra.Dia itu paket komplit banget tau. Aku tuh naksir sama kak Chandra tau nggak. Btw ya udah aku pulang dulu ya," ucap Ningrum sambil meninggalkan Navya yang mematung, tak tahu harus bersikap bagaimana.

Setelah Ningrum pergi, ternyata sedari tadi Chandra memperhatikan percakapan dua gadis itu.

"Oh...jadi dia nggak mengakui kalau kita memang dekat. Ada apa dengan Navya. Nggak biasanya dia bersikap seperti itu, ada apa sebenarnya," gumam Chandra.

Deg.

Pandangan Navya kini tertuju kepada laki-laki yang bersedekap dan menyenderkan bahunya di dinding sambil memandang Navya dengan tajam. Kenapa Navya sampai tak sadar kalau sedari tadi Chandra memperhatikannya dengan Ningrum.

"Kak.....Kak Chandra. Belum pulang?" tanya Navya yang lagi-lagi gugup. Ia takut jika semua percakapannya dengan Ningrum didengar oleh Chandra.

"Aku nunggu kamu, dek. Ayo pulang," jawab Chandra dengan nada datarnya.

Navya hanya mengangguk dan mengekor di belakang Chandra menuju ke parkiran.

Selama perjalanan suasana menjadi hening karena tak ada satupun dari Chandra dan Navya yang mengeluarkan suara. Mereka sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Navya berpikir tentang perasaan kagumnya kepada Chandra, kata-kata Ningrum yang terang-terangan menyatakan suka kepada Chandra, dan sikap dingin Chandra dari tadi. Sedangkan Chandra memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada diri Navya hingga membuat gadis ini terlihat lebih pendiam daripada biasanya, sosok Navya yang gemar tersenyum. Tetapi sekarang, ia hanya diam seperti suasana awal saat mereka baru kenal. Canggung banget coyyyy

Selang beberapa menit akhirnya motor Chandra berhenti di depan rumah Navya.

"Maka~sih kak," ucap terima kasih navya yang terpotong karena Chandra langsung meninggalkan Navya di depan rumah tanpa mengucapkan sepatah kata. Navya tahu mungkin Chandra marah saat mendengar percakapannya dengan Ningrum tadi.

"Maaf kak. Aku cuma nggak mau persahabatan ku dengan Ningrum berantakan gara-gara kamu," gumam Navya sambil melangkah masuk ke dalam rumahnya.

"Maaf Nav. Aku cuma nggak nyangka kamu nggak menganggap kedekatan kita selama ini. Salahku apa Nav?" batin Chandra saat meninggalkan Navya begitu saja tanpa sepatah kata apapun.

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang