Tiga Puluh Tiga

125 9 0
                                    

Baca sambil dengerin mulmednya yaaa


Happy Reading

Hari-hari berlalu dengan cepat. Tak terasa pula sebentar lagi siswa-siswi SMA Insan Cendekia akan melaksanakan Ujian Kenaikan Kelas atau sering disebut UKK. Setelah itu mereka akan liburan dan masuk ke kelas yang jenjangnya lebih tinggi alias naik kelas. 

Chandra dan Navya memang sudah berjanji untuk tetap berteman meski hubungan mereka sudah kandas.  Tetapi yang terjadi malah sebaliknya karena hubungan keduanya kini semakin buruk.  Chandra tidak menepati janjinya untuk  berhenti merokok dan bolos.  Nyatanya Chandra malah makin gencar  untuk  merokok juga sering bolos ataupun telat.  Sungguh bukan Chandra yang Navya kenal. 

Seperti hari ini,  dia sengaja bolos pelajaran dan lebih memilih untuk nongkrong di warung Bu Endah.  Sebenarnya bukan hanya karena kandasnya hubungan mereka yang membuat Chandra berubah,  tetapi ada hal lain yang belum bisa Chandra katakan sekarang. 

"Bolos lagi Mas Chandra?" tanya Bu Endah.

"Lagi banyak pikiran Bu, males masuk kelas, pelajarannya bikin ngantuk,  rokok satu bungkus ya Bu," jawab Chandra.

Selalu saja itu alasan Chandra saat bolos di warung Bu Endah.

Belum sempat Bu Endah menyerahkan bungkus rokok tersebut,  tiba-tiba......

"Jangan dikasih Bu," ucap seorang gadis. 

Seketika Chandra menoleh dan mendapati Navya yang tengah berdiri di belakangnya dengan ekspresi yang  tak terbaca. 

"Kenapa bolos lagi? Dan kenapa merokok lagi?" tanya Navya kepada Chandra. 

Chandra yang merasa terusik ketenangannya,  hanya menampilkan raut wajah malas sebelum menjawab pertanyaan Navya  tadi. 

"Apa urusannya sama kamu?!!" bentak Chandra.

Karena terlalu terkejut dengan perubahan sikap Chandra yang drastis,  Navya menghela nafas sejenak. Mencoba tegar dengan setiap bentakan Chandra. 

"Kamu udah janji kan nggak bakal merokok lagi, emang keren apa merokok dan bolos kayak gini?  Nggak ada keren-kerennya sama sekali," balas Navya. 

Chandra emosi mendengar perkataan Navya barusan.  Bagi Chandra, Navya sama sekali tidak tahu apapun yang sedang dirasakannya. Gadis itu tidak pernah tahu dan ingin tahu masalah yang sedang  dihadapi Chandra.

"Kamu siapa sih sok ngatut-ngatur aku,  pacar aku bukan?" tanya Chandra sarkastik.

Navya terhenyak sejenak.  Merasa tertampar oleh kenyataan bahwa ia bukan siapa-siapa Chandra. Dia bukan lagi pacar Chandra. 

"Tapi kenapa rasanya sakit banget," batin Navya. 

"Aku emang bukan siapa-siapa kamu,  aku cuma peduli sama kamu," balas Navya berkaca-kaca. 

"Peduli?  Kamu nggak tahu apa-apa tentangku.  Jadi stop urusin kehidupanku mulai dari sekarang.  Urusin aja pacar baru kamu itu," ujar Chandra.

"Pacar?" tanya Navya bingung. 

"Kamu dekat kan sama Noven?  Yaudah sana sama Noven aja.  Jangan pedulikan aku lagi mulai sekarang," balas Chandra.

Karena terlanjur sakit hati,  Navya langsung lari masuk ke sekolah lagi, sebab tadi ia hanya izin fotocopy aja. 

"Kenapa mencintainya harus sesakit ini," batin Chandra setelah  Navya pergi. 

***

Kali ini Navya pulang bersama Dini.  Biasanya Chandra yang sibuk merecoki Navya dan memaksa gadis itu untuk pulang bersamanya.  Sungguh Navya merindukan  momen-momen seperti itu.

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang