Tiga Puluh Satu

129 10 0
                                    

Happy Reading

Chandra melihat Navya sedang berjalan sendirian menuju kelasnya. Ingin rasanya Chandra memanggil gadis itu dan menjelaskan semua permasalahan yang ada di antara mereka. Tapi apakah Navya masih sudi mendengarkan penjelasan Chandra? Chandra sadar diri bahwa kelakuannya kemarin sudah diluar batas.

"Aku harus gimana Nav? Kesalahanku fatal, aku bingung gimana caranya jelasin ke kamu, aku takut kamu semakin menjauh," ujar Chandra bermonolog.

"Samperin gih, entar keburu diambil orang, nangis darah deh, Navya kan banyak yang naksir," ujar Geral yang tiba-tiba muncul di belakang Chandra.

"Kalau dia nolak gimana?" tanya Chandra polos.

"Ya pepet terus lah jangan sampai lepas lagi. Kalau benar-benar lepas dan kamu menyesal, aku bakal tertawa mengejek paling keras, hahahhahahahah," balas Geral.

Chandra pasrah dan berjalan menuju kelasnya tanpa memperdulikan Geral yang masih saja tertawa mengejeknya.

Di tempat lain Navya berusaha acuh tak acuh dengan Chandra. Sebenarnya Navya tahu kalau Chandra selalu mengamatinya dari parkiran tadi. Hanya saja masih terlalu malas untuk menatapnya balik.

"Galau lagi," tegur Dini.

"Enggak juga," elak Navya.

"Nih tadi ada yang ngasih kertas ini sama aku, katanya buat kamu, baca gih siapa tahu penting," ujar Dini sambil menyerahkan kertas gulungan.

"Dari siapa?" tanya Navya.

"Nggak tahu, yang ngasih tadi anak kelas sebelah, nggak terlalu kenal juga, dia juga nggak bilang apa-apa tadi," jawab Dini.

Karena penasaran, Navya langsung membuka gulungan kertas tersebut.

"Dari siapa Nav?" tanya Dini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari siapa Nav?" tanya Dini.

"Aku harus gimana Din?" tanya Navya balik sambil menyerahkan kertas tersebut kepada Dini.

Dini membacanya dengan seksama, "Ikuti kata hati kamu Nav, semua keputusan ada di kamu, karena kamu yang bakal menjalani semuanya," ujar Dini sambil menepuk pelan bahu Navya.

Navya hanya menghela nafas berat.

"Terus misal nih Din, dia ngajak balikan gimana?" tanya Navya.

Bukannya berharap, Navya hanya berandai-andai saja.

"Ya, kalau kamu masih sayang sama dia ya terima aja, kalau kamu nggak mau yaudah bilang aja nggak mau, nggak usah dibuat repot Nav," jawab dini.

Jujur Navya bingung, harus menemui sang mantan atau tidak. Rasanya masih asing di telinga, menyebut nama Chandra dengan sebutan mantan.

Tak terasa bel istirahat pertama sudah berbunyi.

"Gimana?" tanya Dini.

"Aku bingung Din," jawab Navya lesu.

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang