Empat (Revisi)

304 17 0
                                    

Happy Reading









Sepulang sekolah, Navya diajak ketemuan sama Fahri. Sebenarnya Navya malas harus berhadapan dengan laki-laki posesif itu. Pasti Fahri akan mengintrogasi Navya mengapa kemarin tidak menjawab telepon dan pesan-pesannya.

Ketika ingin keluar dari gerbang sekolah,
tampak Chandra yang berusaha mendekat, namun merasa sedikit kecewa saat melihat gadis yang ia taksir berboncengan dengan laki-laki lain dan mereka terlihat sangat dekat.

"Waduhhh bro, kok cewek itu sama cowok lain? Dia pacarnya?" tanya Geraldo, teman Chandra.

"Mana aku tahu dia pacarnya atau bukan. Udahlah aku mau pulang aja mau tidur," jawab Chandra dengan acuh.

"Hmm....cemburu ya? Kamu nggak nanya sama dedek itu udah punya pacar apa belum?" tanya Geraldo lagi.

Chandra hanya mengangkat bahunya dan tak berminat menjawab pertanyaan temannya itu. Geraldo dan Chandra  sama-sama bergelut di organisasi Pramuka, jadi tentu saja Geraldo tahu jika Chandra menaruh perasaan istimewa kepada Navya.

"Ya mau tanya gimana orang setiap aku sama dia lagi berdua, dia malah kasih tatapan tajam seolah aku ini kuman yang harus dibasmi," jawab Chandra dengan nada bercanda.

Akhirnya, mereka sama-sama ketawa bersama seolah tidak terjadi apa-apa. Dasar aneh hahahhaaha

Di taman biasa, Navya dan Fahri menghabiskan siang bersama. Mulai dari ngobrol tentang sekolah, organisasi, hingga pada akhirnya mereka membahas tentang hubungan mereka yang sedikit merenggang.

"Kamu kemarin kemana? Handphone sampai nggak diaktifkan. Lagi kencan sama teman baru atau kakak kelas yang ganteng?" sindir Fahri.

"Handphone ku kemarin kehabisan baterai. Aku lupa nggak bawa charger dan powerbank. Dan kamu pasti mau tanya, kenapa aku nggak ngehubungin kamu lagi setelah handphone ku aktif kan? Kemarin pas handphone ku udah aktif, aku diajak orang tua ku ke rumah nenek dan handphone aku tinggal di kamar. Pas aku pulang, itupun udah malam dan aku ngantuk makanya tadi pagi aku ngajak ketemuan buat ngejelasin semua. Sekarang terserah kamu mau percaya atau nggak yang jelas aku udah menjelaskan  SEMUANYA!!!" jelas Navya. 

Fahri hanya diam tak tahu harus merespon apa dan ia langsung mengalihkan perhatian Navya agar melupakan semua itu.

Selama percakapan antara Navya dan Fahri, Navya semakin yakin jika memutuskan cowok yang sudah dipacari nya selama lebih kurang 2 tahun ini adalah keputusan terbaiknya.

Ia tidak bisa lagi bertahan dengan orang yang suka mengatur hidupnya. Sebab Navya tipikal orang yang tidak mau di kekang.

Sedangkan yang Fahri lakukan ini adalah bentuk pengekangan bagi Navya, mereka yang berbeda sekolah membuat Fahri semakin posesif dan itu membuat Navya ingin segera mengakhiri hubungan mereka. Tapi lagi-lagi saran dan nasihat Dini terus terngiang-ngiang di kepala Navya yang membuat Navya harus berpikir ulang untuk melakukannya.

Keesokan harinya, saat Navya sedang berjalan menuju sekolah, tiba-tiba ada motor yang mendahului langkahnya. Siapa lagi jika bukan Chandra.

Namun kali ini Chandra bersikap acuh tak acuh kepada Navya. Navya juga merasa acuh karena ini kan yang ia inginkan, Chandra tidak mendekatinya lagi.

Ketika bel istirahat kedua berbunyi, semua siswa berlarian ke masjid untuk melaksanakan sholat dhuhur. Navya bersama teman-temannya yang muslim langsung menuju masjid untuk sholat. Di depan masjid sudah ada banyak siswa laki-laki maupun perempuan.

Tak luput dari pandangan Navya yaitu Chandra yang sedang duduk melepas sepatunya dan bercengkrama dengan temannya. Sebenarnya Navya ingin menyapanya tapi enggan karena beberapa alasan seperti sikap teman-temannya yang berlebihan melihat kedekatan Navya dan Chandra serta sikap acuh Chandra tadi pagi yang membuat suasana kurang baik.

Usai sholat, Navya dan teman-teman lainnya menuju ke kantin untuk makan. Di sana juga sudah ada Chandra yang asyik ngobrol sama temannya.

"Nav, kamu sama kak Chandra mu itu lagi bertengkar ya?" tanya Indah saat sudah di meja untuk makan.

"Ehmm....nggak kok Ndah. Aku sama dia biasa aja tuh," jawab Navya.

"Lah kalau nggak bertengkar kenapa dia pas lihat kamu kayak nggak kenal? padahal kemarin-kemarin aja dia selalu nguntit kamu terus," tambah Dini.

"Ya nggak tahu lah tanya aja sendiri sama dia. Ya mungkin dia dimarahi pacarnya kalau deketin aku terus, bisa-bisa nanti dia diputusin sama pacarnya," balas Navya dengan cengiran khasnya.

Hari Jumat adalah hari terpenting untuk semua calon anggota Dewan Ambalan. Hari itu tidak ada ekstrakurikuler Pramuka untuk siswa kelas 10, karena akan dilaksanakan seleksi Calon Dewan Ambalan.

Semua CDA (Calon Dewan Ambalan) sudah rapi dengan seragam Pramuka lengkap nya dan masuk di salah satu ruang kelas. Suasana menjadi tegang saat kakak-kakak senior mulai memasuki ruangan. Semua wajah kakak-kakak itu sengaja dibuat tegang.

"Siang adik-adik. Sudah siap kah kalian untuk acara hari ini?" tanya Chandra dengan wajah yang tegang.

"Siap kak," jawab anak-anak CDA serentak.

"Baiklah sebelum memulai acara, lebih baik kita berdoa dahulu agar kegiatan hari ini berjalan lancar. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, mulai," ujar Chandra.

Suasana hening sementara.

"Selesai. Baik adik-adik acara hari ini yaitu pengumpulan biodata dan foto dari Dewan Ambalan 8 dan 9. Setelah itu akan ada beberapa tes seleksi untuk bisa masuk DA. Teknisnya akan dijelaskan oleh kak Geraldo selaku ketua pelaksana nya. Silahkan kak Geral," kata Chandra.

"Makasih kak Chandra," ucap Geraldo.

"Begini ya adik-adik. Tes seleksi nya akan diadakan dua hari, hari ini dan besok. Hari ini adalah tes tertulis, jadi semua CDA akan diberi beberapa soal tentang kepramukaan dan kepanduan. Itu mengapa Minggu lalu, kami menyarankan untuk kalian belajar mengenai kepramukaan Indonesia maupun dunia, serta tentang pengetahuan umum. Sudah belajar kan?" jelas Geraldo.

"Sudah kak," jawab CDA serentak.

"Baiklah karena jumlah kalian yang terlampau banyak, maka akan dibagi menjadi tiga kelas. Kelompok satu akan ikut dengan Kak Chandra dan Kak Novi, kelompok kedua akan ikut dengan Kak Fira dan Kak Aji, dan kelompok ketiga akan ikut dengan Kak Rizki dan Kak Tita. Saya akan bacakan urutan nama berdasarkan kelompoknya, nama yang saya panggil nantinya akan mengikuti kakak-kakak tadi menuju kelas yang sudah disediakan," jelas kak Geraldo.

Kak Geraldo membacakan nama CDA satu per satu. Dan entah disengaja atau tidak, tiba-tiba nama Navya ada di kelompok satu, yang artinya kelas tersebut akan bersama oleh kak Chandra.

Semua CDA sudah memasuki ruangan masing-masing. Tempat duduk mereka memang disengaja sendiri agar tidak ada kecurangan dalam mengerjakan soal.

Suara yang semula gaduh, kini menjadi hening saat Chandra dan Novi memasuki ruang dengan membawa satu map yang berisi soal tes. Kak Novi yang membagi soal  tes, sedangkan Chandra mengumpulkan buku biodata yang sudah diselesaikan oleh CDA. 

Saat tiba di meja Navya, Chandra memintanya hanya dengan senyuman tipis dan membisikkan sesuatu di telinga Navya.

"Semangat ya mengerjakannya aku yakin kamu pasti lolos," bisik Chandra.

"Makasih kak semangatnya," balas Navya dengan senyumannya.

Satu jam berlalu, akhirnya semua CDA selesai mengerjakan tes tertulis tersebut dan semuanya kembali ke ruangan awal saat Geraldo  memberi penjelasan tadi.

"Makasih untuk kalian yang sudah berusaha mengerjakan soal dengan baik, semoga hasilnya tidak mengecewakan dan tidak mengkhianati usaha kalian. Berhubung sudah masuk waktu Ashar, untuk yang muslim silahkan sholat terlebih dahulu," ujar kak Geraldo.

Semua anggota yang muslim sudah berada di masjid, tertinggal anggota nasrani dan Navya yang sedang bulanan itu di ruangan tersebut. Navya yang sibuk bercengkrama dengan teman-temannya untuk membahas tes tadi, tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk bahunya. Seketika Navya kaget melihat orang itu karena tak pernah membayangkan akan berinteraksi langsung dengannya.

Siapakah dia?????


Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang