Tujuh Belas

136 9 0
                                    

Happy Reading






Satu minggu berlalu, semakin dekat pula dengan hari pelaksanaan PTA. Semua anggota Dewan Ambalan SMA Insan Cendekia tengah sibuk-sibuknya menyiapkan acara di kegiatan rutin tersebut.

Satu minggu pula, Chandra terkesan menjauh dari Navya. Entah tujuannya apa. Navya pun bingung dengan sikap Chandra akhir-akhir ini.

"Apa gara-gara minggu lalu dia dengar percakapanku dengan Ningrum ya," batin Navya.

Jumat ini mereka kembali menjadi penanggungjawab kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Kali ini materinya yaitu tali temali.

Kali ini Chandra yang bertugas untuk memberi materi tersebut.

"Nav, kamu bantu Chandra menyiapkan tali temali ya," perintahRizki.

Navya dan Chandra sama-sama terkejut. Mengapa harus bersama sih padahal hubungannya lagi nggak baik-baik saja.

Navya hanya menurut apa yang diperintahkan oleh Rizki, dan Chandra terpaksa mengiyakan. Mana berani ia melawan perintah seniornya. Ya, Rizki memang sudah kelas 12 yang masih aktif di ekstrakurikuler Pramuka. Sepertinya Pramuka itu memang dunianya seorang Rizki.

"Talinya ada dimana Mas bro?" tanya Chandra kepada Rizki.

"Ada di gudang, kalau mau ambil sekalian bawa tongkatnya ya Ndra," jawab Rizki.

Tanpa banyak bicara lagi, Chandra langsung bergegas ke gudang dengan diikuti oleh Navya.

Sesampainya di gudang, mereka sibuk mencari tali dan tongkat yang diperlukan untuk materi ekstrakurikuler hari ini.

"Ini talinya semua diambil Kak?" tanya Navya memecah keheningan.

Chandra pun hanya mengangguk. Karena ia masih fokus mengambil tongkat yang letaknya agak tinggi.

"Kamu kenapa sih? Aku salah apa sama kamu?" ujar Navya yang tak tahan dengan keheningan yang ada.

Chandra sebenarnya dengar dan tahu kalimat Navya tertuju untuknya. Karena saat ini hanya ada mereka berdua di gudang. Ya kali Navya ngomong sama makhluk halus. Hanya saja ia masih ngambek dan nggak mau merespon Navya.

"Mas Chandra!!" panggil Navya yang tak kunjung mendapat respon dari Chandra.

"Harus banget dibahas sekarang itu masalah?" tanya Chandra yang tak menoleh ke arah Navya sama sekali.

"Aku mau nanti pulang ekstra kita bicara," ujar Navya sambil keluar membawa tali temali yang sudah dimasukkan dalam kantong plastik.

Chandra hanya geleng-geleng kepala, ternyata Navya juga merasakan kejanggalan antara mereka yang semula masih baik-baik saja.

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang memperhatikan semua tingkah laku dan pembicaraan antara Chandra dan Navya.

"Aku nggak nyangka kamu berbohong Nav, kamu juga suka sama kak Chandra. Oke, mari kita bersaing untuk mendapatkan Kak Chandra," ujar orang tersebut.

******

Kali ini Chandra dan Navya berusaha bersikap seprofesional mungkin. Mereka bersandiwara terlihat kompak saat menyampaikan materi tentang tali temali.

Mereka mengajarkan tentang berbagai simpul, seperti simpul pangkal, simpul jangkar, dan masih banyak lagi.

"Nah, kalau ini kayak lagu," ujar Chandra sambil membuat simpul mati.

Navya hanya bertugas sebagai asisten Chandra yang mengambilkan atau membongkar tali yang sudah digunakan.

"Itu simpul mati kan Kak?" tanya seorang siswa yang mengikuti ekstrakurikuler.

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang