Dua Puluh Sembilan

106 9 0
                                    

Happy Reading

Sakit tak berdarah

Itulah yang dialami oleh Navya saat ini. Melihat laki-laki yang berstatus sebagai pacarnya berdekatan tanpa rasa canggung sedikit pun dengan mantan terindahnya.

Entah sekarang bagiamana nasib hubungannya dengan Chandra kedepannya. Status mereka terlalu rumit untuk diperjelas.

1. Putus? Nggak juga, karena belum benar-benar ada kata putus.

2. Pacaran? Tapi udah seminggu mereka tak saling sapa. Udah kayak orang asing aja. Kayak dua orang yang udah resmi jadi mantan. Tapi balik lagi ke poin 1 karena belum ada kata putus.

"Udah seminggu kamu galau-galau terus. Nggak ada niat apa buat memperbaiki hubungan kamu gitu?" ujar Dini setengah menyindir.

Satu Minggu sudah, tidak ada kepastian tentang hubungan mereka baik dari Chandra maupun Navya. Mereka bagaikan dua orang asing. Di berbagai acara Pramuka eksternal, mereka memang masih bersikap profesional karena gelar "Putra Putri Penegak", namun setelah acara selesai, mereka akan kembali seperti orang asing yang tak mengenal satu sama lain.

Aneh bukan? Sepasang kekasih tanpa kejelasan status.

"Buat apa kalau dia udah nyaman sama yang lain? Apa iya aku harus mempertahankan orang model kayak gitu?" jawab Navya.

"Kamu tahu darimana kalau Mas Chandra masih sayang sama mantannya?" tanya Dini.

Memang hanya Dini yang mengetahui permasalahan sahabatnya ini. Navya tak ingin mengumbar masalahnya.

"Aku lihat Din pas lomba, dulu dia sampai pegangan tangan dan merangkul mesra sama mantannya itu, padahal aku nggak pernah kayak gitu sama Fahri dan dia juga tahu itu," balas Navya pasrah.

"Dan kamu nggak mencoba tanya kebenaran dari kejadian itu sama Mas Chandra?" tanya Dini lagi.

"Udah dan kamu tahu reaksi dia? Malah marah-marah nggak jelas," jawab Navya.

"Sekarang kamu merasakan apa yang aku rasakan. Mas Chandra nggak akan pernah puas sama satu perempuan saja," ujar Ningrum yang tiba-tiba duduk di samping Navya dengan senyum meremehkan.

"Apa maksud kamu?" tanya Navya garang.

"Aku cuma mau kasih tahu kamu aja, Mas Chandra tuh masih sayang banget sama mantannya itu. Mereka pacaran sejak kelas 6 SD dan putus pas SMA kelas 10," jelas Ningrum.

Navya yang tak tahu apa-apa tentang apa yang dikatakan Ningrum, hanya bisa diam. Kenapa ia sampai tak tahu tentang masa lalu pacarnya, padahal Chandra mengetahui bagiamana hubungan Navya bersama Fahri dulu.

"Kenapa diam? Kamu nggak tahu?" tanya Ningrum meremehkan.

"Makanya kalau punya pacar tuh dijaga, jangan sampai lepas dan milih mantan yang semakin aduhayyy," ejek nggak Ningrum.

Karena tak tahan dengan semua perkataan Ningrum, tiba-tiba...........

Plak.......

Navya menampar pipi kiri Ningrum.

"Kamu nggak usah ikut campur dalam urusan pribadiku. Mending kamu ngaca, gimana diri kamu sendiri," ujar Navya yang tak bisa menahan amarahnya.

"Navya!!!!" bentak seseorang yang ada di belakang Navya.

Ternyata orang itu adalah Chandra.

"Kenapa Mas? Mau belain dia? Belain aja, atau mau tampar aku juga? Silahkan tampar aja kalau kamu mau," balas Navya.

"Kamu apa-apaan sih, selalu aja setiap ada masalah kecil selalu dibesar-besarkan, childish banget," hardik Chandra.

"Iya, emang semua itu salah aku. Apapun masalahnya pasti salah aku kan? Aku yang kekanakan, aku yang egois, dan aku yang nggak bisa ngerti kamu," balas Navya tak kalah sengit.

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang