Empat Puluh Tiga

148 8 1
                                    

Sekarang terserah kamu percaya apa yang aku bicarakan tadi atau tetap percaya dengan asumsimu sendiri

~Fahri~


Happy Reading


Hari berlalu berganti bulan. Bulan berlalu berganti tahun.  Tak terasa sudah satu tahun berjalan.  Chandra hidup dengan tenang tetapi perasaannya hampa.  Entah kenapa ia tak mempunyai semangat hidup.  Satu-satunya orang yang bisa memberinya semangat malah mengkhianati dirinya.

Chandra berhasil masuk salah satu Universitas Negeri terkenal di Surabaya dengan jurusan Manajemen.  Rasa bangga itu tak lantas membuat Chandra melupakan mantan tersayangnya itu.  Meski marah,  entah mengapa Chandra juga merindukan gadis itu. 

Hari ini dia sedang berada di perpustakaan kota Surabaya. Chandra sedang sibuk mencari buku untuk tugas presentasinya. 

"Mbak, buku Ekonomi Mikro nggak ada ya?" tanya Chandra kepada petugas perpustakaan. 

"Sebentar ya Mas,  saya cek dulu daftar peminjam. Siapa tahu bukunya sedang dipinjam," jawab Mbak petugas. 

Lima menit Chandra menunggu, lalu dipanggil oleh petugas tadi. 

"Bukunya tidak sedang dipinjam di luar perpustakaan Mas.  Mungkin sedang dibaca pengunjung yang ada disini," ujar Mbak petugas. 

"Ohh yaudah kalau begitu Mbak,  makasih," ujar Chandra.

"Iya sama-sama Mas,"

Chandra kembali mencari buku yang lain. Saat ia membaca beberapa judul buku tentang ekonomi,  tiba-tiba ada yang menyodorkan buku dari belakang Chandra.  Buku itu adalah buku yang dicari oleh Chandra tadi. 

Chandra menoleh, "Kamu??!!"

"Aku tahu kamu butuh buku ini,  maaf tadi aku baca sebentar," ujar laki-laki tersebut. 

Chandra langsung menolak dan menghempaskan tangan laki-laki itu. 

"Saya nggak akan pernah mau menerima bekas anda, dan maaf saya nggak ada urusan apapun dengan anda," ujar Chandra angkuh.

Laki-laki itu adalah Fahri.  Ya,  Fahri mantan Navya yang Chandra tuduh berselingkuh dengan gadisnya. 

"Mungkin anda nggak punya urusan sama saya,  tapi saya punya urusan sama anda. Boleh minta waktunya sebentar?" jawab Fahri dengan gaya bahasa seperti Chandra tadi. 

"Waktu saya terlalu berharga untuk mendengarkan ocehan nggak jelas dari anda. Permisi," ujar Chandra yang kemudian keluar meninggalkan perpustakaan.

Fahri gerak cepat dengan mengejar Chandra. Saat di parkiran, Fahri langsung menarik tangan Chandra dan membawanya ke taman perpustakaan yang  lumayan sepi. Dan tanpa aba-aba,  Chandra langsung membogem pipi kiri Fahri dengan tonjokkan mengerikan ala Chandra. 

Bugh

Bugh

Fahri tak melawan sama sekali. Memang seharusnya Chandra menghajarnya sejak dulu saat salah paham di taman terjadi. 

"Bangsat,  kenapa nggak dilawan?" ujar Chandra penuh emosi.

"Biarkan sepuas kamu mau menghajar aku sampai babak belur. Tapi setelah itu dengarkan aku. Aku akan menjelaskan kronologis sebenarnya seperti apa, terserah kamu mau percaya atau nggak, aku berani bersumpah demi apapun aku nggak pernah selingkuh sama Navya. Aku nggak mungkin juga main gila dengan Navya di belakang kamu dan pacarku," ujar Fahri. 

Mendengar Fahri menyebutkan tentang pacarnya, Chandra berhenti memukul dan duduk di salah satu gazebo yang ada di taman itu. 

Fahri ikut duduk dan memulai penjelasan dari awal.  Dari ia dan Navya yang sering berhubungan karena reuni, tentang mereka yang tak sengaja bertemu, tentang pembicaraan mereka yang didengar oleh Chandra.  Tentang trauma Navya dan ketakutan gadis itu untuk menerima kembali Chandra sebagai pacarnya, dan tentang hubungan Fahri dan Navya yang memang sudah dekat dari kecil dan tak mungkin terpisahkan begitu saja hanya karena hubungan percintaan mereka kandas. 

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang