Delapan (Revisi)

229 13 0
                                    

Happy Reading








Sepulang dari car free day, Chandra terus memikirkan kejadian tadi pagi. Chandra bingung harus diapakan perasaan yang ia tujukan kepada gadis itu --Navya-- setelah tak sengaja melihat Navya jalan berdua dengan laki-laki itu lebih dari satu kali.

Si hitam dari dirinya menginginkan kalau ia harus move on dan melupakan Navya dengan cepat seperti ia melupakan deretan mantannya. Karena bagi si hitam, Navya tidak pantas untuk Chandra karena telah menutupi dan merahasiakan tentang hubungannya dengan laki-laki itu ketika Navya menerima pendekatan dari Chandra. Seharusnya jika Navya memang sudah punya pacar, ia nggak harus bersikap manis di depan Chandra. 

Tetapi dari sisi putih diri Chandra, mengatakan agar Chandra tetap  mempertahankan perasaannya untuk Navya tanpa memikirkan kenyataan yang harus diterima Chandra bisa dibilang cukup pahit. Dan kenapa ia harus gusar saat Navya tidak mengatakan yang sebenarnya, sebab ia tidak pernah menanyakannya langsung kepada Navya dan yang paling penting adalah.........

"Siapa Chandra untuk Navya? Haruskah Navya menceritakan semua sekalipun yang bersifat pribadi?"

Dan seketika Chandra teringat tentang kata-kata Geral saat ia memergoki Navya berbisik dengan Geral.

Kata Geral "Hanya dia yang bisa dan berhak menjelaskannya jika waktunya sudah tepat,"

Mungkin memang Navya sedang mencari waktu yang tepat untuk mengatakan semua kenyataan itu. Pasti ada sesuatu di hubungan Navya dan laki-laki itu, jika tidak mengapa Navya harus menunda memberi penjelasan. Dia bisa saja langsung bilang tanpa harus berbisik dahulu dengan Geral. Tetapi Chandra harus berpikir positif tentang semua itu.

Sore hari ketika sedang santai, tiba-tiba handphone Navya berdering. Tandanya ada WhatsApp masuk. Dan notif yang muncul yaitu nama yang sedang ia pikirkan saat itu. Chandra.

Ya, Chandra yang mengirim pesan. Seketika langsung Navya buka, karena baru kali ini seorang Chandra yang terkenal playboy dengan deretan mantan, mengiriminya pesan. Sebenarnya perasaan Navya saat itu sedikit berlebihan, bisa saja Chandra memberi pesan yang ada hubungannya dengan Dewan Ambalan.

Chandra :
Hai. Lagi apa? Nggak ganggu kan? Kalau iya bilang ya 😄

Navya :
Hai juga Kak. Lagi nyantai aja dikamar. Nggak ganggu kok. Ada apa?

Chandra :
Tuh kan masih panggil Kak. Kan aku udah bilang kalau panggilan itu digunakan saat perkumpulan DA aja.

Navya :
Eh iya, Mas. Maaf ya. Habis kebiasaan panggil semua anggota angkatan mu dengan panggilan Kak. Btw ada apa Mas? Tumben chating duluan.

Chandra :
Cuma mau ngasih tahu kalau hasil tes seleksi kemarin udah keluar. Mau aku kasih tahu nggak? Tapi ini khusus buat kamu aja.

Tuh kan pembahasannya cuma yang ada hubungannya dengan DA.

Navya :
Tapi kan pengumumannya masih besok siang. Emang boleh gitu, tahu duluan. Ehm...kayaknya nggak perlu deh Mas. Nanti malah kamu yang kena masalah gara-gara ngasih tahu aku duluan.

Chandra :
Ya udah kalau kamu nggak mau. Eh iya, besok kalau kamu keterima boleh dong traktir makan sepulang sekolah. Bisa nggak?

Navya :
Ehmm.....aku sih mau-mau aja makan bareng kamu. Tapi besok aku udah ada janji sepulang sekolah. Pengumumannya lewat personal chat WhatsApp kan Mas?

Chandra :
Oh.....sama pacar ya? Yang tadi pagi nggak sengaja ketemu di car free day? Iya, pengumumannya pas istirahat kedua. Udahlah kamu tenang aja. Nggak perlu deg-deg an. Dan ya Nav, maaf tadi pagi udah bikin kamu ribut sama cowok kamu.

Navya :
Iya sih. Ada yang harus aku selesaikan sama dia. Nggak perlu minta maaf kali Mas, kan emang beneran nggak sengaja ketemu.

Chandra :
Oh gitu. Ya udah Nav, aku mau belajar dulu ya. Soalnya besok ulangan kimia. Bye.

Navya :
Iya, semangat ya Mas belajarnya. Semoga nilainya memuaskan. Kimia kan gampang-gampang susah. Hehehe. Aku juga mau persiapan belajar. Bye.

Chandra :
Iya. Kayak cinta yang gampang-gampang susah. Hehehe

Navya :
Bisa aja deh kamu, Mas 😂

Tidak ada balasan dari Chandra. Namun satu hal yang membuat Chandra seperti telah memenangkan setengah dari perjuangannya mendapatkan simpati Navya. Nyatanya saat punya pacar, ia masih mau membalas pesannya yang tidak jelas itu.

Sedikit berlebihan memang, Chandra dapat menyimpulkan dari salah satu kalimat balasan Navya, ''Ada yang harus aku selesaikan sama dia."

Itulah yang membuat hati Chandra secerah langit malam itu lengkap dengan bulan serta bintang yang menyinari bumi. Kata-kata itu anggap saja sebagai bintang untuk Chandra.

Satu kalimat sederhana yang akan bermakna besar untuk hati dan raganya. Ia terus berdoa agar Tuhan senantiasa menjawab dan mengabulkan satu keinginan kecilnya itu. Satu hal yang ada di pikiran Chandra saat ini, yaitu Chandra yakin kalau kalimat itu menunjukkan bahwa hubungan Navya dengan laki-laki itu sedang di ujung tanduk.

Semoga saja secepatnya hubungan mereka jatuh ke jurang yang paling dalam dan tidak akan bisa merangkak ke permukaan. Jika itu terjadi, maka Chandra akan datang sebagai pahlawan ketika Navya butuh bahu untuk menangis karena meratapi hubungan mereka yang kandas di tengah jalan.

Tapi Chandra juga tidak ingin melihat gadisnya itu menangis terlalu lama untuk orang yang tidak pantas untuknya.

Ya, Chandra memang sedikit egois. Tetapi dalam perang cinta semua yang terlibat pasti menjadi egois. Hanya memikirkan bagaimana bisa meraih cintanya. Dan inilah yang sedang Chandra rasakan.

Tetapi di sisi lain, sebenarnya ia tak ingin menjadi orang ketiga, menjadi penyebab hancurnya hubungan orang. Jadi, jika benar Navya putus dengan pacarnya itu, ia harus menjauh sedikit dari Navya. Dia cinta dan sayang tulus kepada Navya,namun ia juga tak ingin dituduh sebagai perebut pacar orang.

Tapi chatingan boleh lah, kan yang tahu cuma ia dan Navya. Dan laki-laki itu nggak akan mengecek dengan siapa saja Navya chatingan.

*****

Keesokan harinya pukul 6.30, semua siswa SMA Insan Cendekia sudah berkumpul di halaman sekolah untuk melaksanakan upacara bendera. Dalam kerumunan banyak orang, ternyata kesempatan Chandra dan Navya bertemu masih bisa dibilang besar.

Namun kali ini, Chandra hanya melempar senyum kepada Navya, begitu juga Navya yang hanya mampu membalas dengan senyuman yang tak kalah manis.

"Cieee....kok cuma saling lempar senyum?panggil dong namanya. Dia punya nama kan Nav?" celetuk Indah.

"Apaan sih, Ndah. Kita itu dekat cuma gara-gara DA. Nggak lebih. Eh Dini belum datang ya?" tanya Navya mencoba mengalihkan perhatian Indah.

"Haiii.... ngapain nyari aku? Tumben, pasti ada yang mau kamu curhatin lagi ya?" balas Dini yang tiba-tiba ada dibelakang Navya dan Indah dengan sedikit cengiran.

Indah yang bingung dengan arah percakapan Navya dan Dini, memilih diam karena dia tahu pasti itu tentang rahasia. Memang mereka bertiga bersahabat sudah lama, tetapi jika memang ada yang perlu dirahasiakan satu sama lain, maka yang lain juga harus menghargai keputusan sahabatnya itu.

"Hehehe. Tenang aja Ndah, kalau lancar besok kamu juga akan tahu kok apa yang sedang aku obrolin sama Dini," ucap Navya seolah ia tahu apa yang sedang dipikirkan Indah.

"Iya, Nav. Aku percaya kok sama kalian," tukas Indah.

Percakapan mereka terhenti karena upacara bendera segera dimulai.


Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang