Dua Puluh Satu

134 9 0
                                    

Happy Reading


Seminggu telah berlalu, kini seluruh siswa SMA Insan Cendekia kembali menjalankan kegiatan belajar mengajar seperti semula. Begitu pula dengan Navya dan Chandra yang kembali menjalani hidup seperti saat mereka belum saling mengenal.

Saat berpapasan pun mereka hanya acuh tak acuh. Tak ada sapaan, tak ada candaan, yang ada hanya saling diam. Berita tentang Chandra yang berpacaran dengan Ningrum pun menyebar dengan sangat cepat di semua kalangan.

Banyak yang tak menyangka kalau Chandra akan berpacaran dengan Ningrum, padahal yang ditembak di bumi perkemahan dulu adalah Navya.

”Orang-orang pada kenapa sih? Suka banget ngurusin hidup orang,” gerutu Indah yang sedikit tak terima dengan perbincangan mengenai sahabatnya.

“Yaudah sih Ndah, nggak usah di dengar,” jawab Navya santai.

Jujur ini bukan yang diinginkan Navya. Orang yang ia suka malah pacaran dengan orang lain. Tetapi mau bagaimaa lagi, semua sudah terjadi. Dan seharusnya Navya senang, Chandra tidak akan mengganggunya lagi dan Ningrum tidak akan menekannya lagi.

“Kamu juga sih Nav, kenapa pakai acara nolak segala. Kan jadi gini, Mas Chandra malah jadian sama Ningrum yang sama sekali tidak disukainya,” balas Dini.

“Aku nggak suka sama Chandra, yang suka itu Ningrum. Yaudah dong kalau mereka jadian, nantinya pasti Chandra juga bisa sayang sama Ningrum seperti Ningrum yang sayang sama Chandra,” jawab Navya.

“Bohong kamu kalau bicara seperti  itu, jelas-jelas kamu tuh cemburu sama mereka yang terus menunjukkan kemesraan,” ujar Indah berapi-api.

Ya, memang sepulang dari PTA, Chandra dan Ningrum selalu terlihat dekat dan mesra di sekolah. Hal itu membuat Navya merasa sakit hati.

“Harusnya aku senang, bukan malah merasa tersakiti seperti ini. Ini kan yang aku inginkan,” batin Navya.

“Buat apa cemburu kalau aku aja nggak suka sama dia,” kilah Navya.

Tanpa mereka sadari, Chandra sedari tadi mendengarkan semua perkataan yang dilontarkan oleh Navya.

“Kenapa cinta harus sesakit ini?” ujar Chandra.

“Mas Chandra,” panggil Ningrum.

“Ya?”

“Ngapain di sini?” tanya Ningrum.

“Cari kamu tadi, tetapi males lihat itu orang,” jawab Chandra sambil menunjuk Navya dengan dagunya.

“Kamu masih sakit hati sama dia?” tanya Ningrum.

“Kamu tenang aja, aku akan mencoba menyayangi kamu, karena kamu pacarku sekarang,” jawab Chandra memegang kedua tangan Ningrum.

Ningrum yang diperlakukan manis seperti itu hanya tersipu malu. Memang ini yang ia inginkan. Chandra menjadi miliknya. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain menjadi pacar seorang most wanted SMA Insan Cendekia,  Chandra Abimanyu.

Di lain tempat, Navya yang melihat Chandra memegang tangan Ningrum dengan mesra hanya bisa menghela nafas panjang.

“Cemburu?” tanya Dini.

Tanpa mengucapkan apapun, Navya beranjak dari duduknya dan berlari entah kemana.

“Biarkan Navya menenangkan diri dulu,” cegah Dini saat melihat Indah akan mengejar Navya.

Chandra dan Ningrum pun melihat kejadian tersebut. Tetapi sebisa mungkin Chandra menutupi rasa ingin tahu dan ingin mengejar Navya. Ia harus menjaga perasaan pacarnya.

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang