Tiga (Revisi)

397 20 0
                                    

Happy Reading

Selama perjalanan, hanya ada rasa canggung diantara Navya dan Chandra. Navya hanya diam karena tak harus bicara apa karena mereka memang belum terlalu dekat.

Chandra yang merasa berhasil mendekati Navya terus tersenyum sendiri sampai-sampai hampir saja rumah Navya kelewat. Untung saja Navya dengan sigap menepuk bahu Chandra yang asyik dengan pikirannya sendiri. Chandra yang sangat terkejut lagsung tergagap untuk menghentikan motornya.

Di depan rumah, Navya dirundung rasa canggung yang luar biasa karena Mamanya melihat heran saat Navya pulang bersama seorang cowok asing yang belum mereka kenal sebelumnya. Navya langsung turun dari motor Chandra dan berterima kasih.

"Makasih ya kak udah nganter,hati-hati pulangnya," ucap Navya.

Tanpa membalas ucapan Navya, Chandra malah turun dari motor dan menyalami MamaNavya.

"Bu, kenalkan saya Chandra kakak kelas Navya, tadi nggak sengaja ketemu di jalan dan saya ajak pulang bareng karena arah rumah juga searah," Chandra menjelaskan dengan sedikit kebohongan agar Mama Navya tidak berpikiran aneh-aneh.

"Oh...iya nak makasih udah nganter Navya," balas Mama Navya.

Kemudian Chandra pamit dan menolehkan senyum manisnya kepada Navya yang masih berdiri kaku di depan pintu.

"Kalau begitu saya pamit Bu," pamit Chandra.

"Iya hati-hati di jalan," balas Mama Navya yang juga dibalas Chandra dengan anggukan termanisnya.

Setelah masuk rumah, Navya langsung diserbu pertanyaan dari Mama.

"Siapa kak? Teman baru? Baru kali ini lihat kakak bawa teman cowok pulang setelah Fahri," tanya Mama.

Kakak adalah panggilan kesayangan Mama untuk Navya karena ia adalah anak sulung. Navya mempunyai satu adik laki-laki bernama Kaka yang kebiasaan dari kecil memanggil Navya dengan sebutan kakak. Mama memang tahu kalau Navya memang dekat dengan Fahri, namun tidak tahu jika sebenarnya Navya dan Fahri pacaran sudah hampir dua tahun.

"Kakak kelas plus senior DA, Ma. Tadi kan kak Chandra juga sudah bilang," gerutu Navya.

Tanpa menunggu balasan ucapan sang Mama,ia langsung menghamburkan tubuhnya ke kasur.

"Kak, tadi dicari Mas pacar mu lho katanya handphone mu nggak aktif?" kata Kaka dibalik pintu. Kaka yang baru kelas 6 SD memang tahu kalau Navya pacaran sama Fahri.

"Dia kesini? Terus kamu bilang apa sama dia?" tanya Navya.

"Nggak, dia nggak kesini. Dia tadi WA aku, dia cuma titip pesan kalau handphone mu udah on suruh nelpon," jelas Kaka.

"Huffftt dasar posesif. Mintanya selalu dinomorsatukan tapi giliran aku, dia nya malah acuh tak acuh," gerutu Navya.

"Makanya kak, udah deh putusin aja gantian sama kakak yang tadi nganterin dirimu. Dia ganteng maksimal lho kak," goda Kaka kepada kakaknya.

"Hmm...bolehlah dipertimbangkan usulan kamu tapi kenapa kamu jadi kesengsem sama kakak yang tadi nganter? Kamu mulai tertarik sama laki-laki ya?" balas Navya menggodanya adik kecilnya yang sudah paham tentang tertarik dengan lawan jenis itu.

"Makasih deh, buat kakak aja aku ikhlas kok kalau kakak ganteng tadi jadi pacarnya kakak, daripada Mas Fahri yang terlalu posesif itu. Mama aja yang ngelahirin kita  nggak pernah ngekang, masa dia yang orang asing berani ngekang-ngekang," gerutu Kaka.

Seusai percakapan adik-kakak itu Navya berusaha memejamkan mata agar tubuhnya yang lelah dapat beristirahat. Namun alih-alih dapat tidur nyenyak,ia terus kepikiran sama omongan adik kecilnya itu,Kaka.

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang