Happy Reading
Chandra merasa ada yang berbeda dengan sikap pacarnya. Navya menjadi perempuan yang lebih pendiam sejak pulang dari lomba tempo hari.
Biasanya mereka selalu menghabiskan malam dengan video call atau sekadar telepon, namun kali ini hanya chat saja sangat singkat. Hanya jawab seperlunya, padahal dulunya saling balas dengan pesan yang sama panjang.
Chandra memutuskan untuk menemui pacarnya. Memang rejeki anak sholeh, tanpa repot-repot mencari, Chandra bertemu Navya di gudang sekolah.
"Ngapain disini sendirian?" tanya Chandra.
Navya yang terkejut bukan main hanya dapat menghela nafas. Gimana tidak terkejut. Gudang sekolah letaknya di ujung belakang sekolah dan yang tadinya tidak ada orang sama sekali, tiba-tiba muncul suara manusia.
"Bisa nggak sih nggak usah ngagetin," omel Navya.
Tanpa menunggu jawaban Chandra, Navya langsung pergi begitu saja, tetapi Chandra lebih gesit untuk menahannya.
"Terus aja lari biar masalahnya nggak kelar-kelar," ujar Chandra.
"Masalah?" tanya Navya balik.
"Iya,"
"Masalah apa?"
"Kalau nggak ada masalah antara kita, ngapain kamu menghindari aku terus?" tanya Chandra.
"Aku minta maaf kalau ada salah sama kamu, ya entah apa kesalahan aku sampai kamu lari setiap lihat aku, aku masih pacar kamu kalau kamu lupa," imbuh Chandra.
"Ngapain minta maaf kalau nggak tahu salah kamu apa?" tanya Navya sengit.
"Kamu kenapa sih sayangnya Chandra?" tanya Chandra lebih lembut dan setengah merayu.
"Nggak apa-apa," jawab Navya tanpa melihat ke arah Chandra.
"Gini nih, cewek kalau ditanya pasti jawabnya nggak apa-apa, tapi nanti nangis-nangis di pojok kamar," ujar Chandra.
Navya hanya diam saja tanpa ada niat untuk membalas perkataan Chandra.
"Aku bukan ahli yang bisa baca pikiran kamu, jadi tolong kasih tahu aku," imbuh Chandra.
"Udahlah Mas, aku ditungguin teman-teman kelas. Aku kesini mau ambil pel," ujar Navya sambil menunjukkan seperangkat pel yang dibawanya.
Kali ini Chandra tidak mencegahnya lagi. Tapi dia juga masih memikirkan kesalahan apa yang ia perbuat sampai pacarnya ngambek.
*****
"Kenapa sih bro?" tanya Geral.
Saat ini Geral dan Chandra tengah makan di kantin.
"Makanan cuma dilihat aja, kalau nggak mau makan ya jangan pesan tadi. Buang-buang duit aja, udah ngerasa mampu mainin makanan" omel Geral.
"Iyaaaa ini aku makan, nih beneran aku makan. Dasar orang kok sukanya ngomel mulu, PMS ya lu?" jawab Chandra dengan kesal.
Geral tak bodoh, dia tahu pasti sahabatnya ini sedang ada masalah. Tidak biasanya Chandra mengajaknya ke kantin hanya berdua kalau tidak ada masalah.
"Ger, caranya biar kita bisa tahu apa yang dipikirkan orang lain gimana ya?" tanya Chandra yang terlihat sangat frustasi.
"Mau jadi anak cenayang? Atau malah indigo sekalian biar bisa lihat makhluk yang nggak bisa dilihat?" tanya Geral balik sambil terkekeh.
"Serius ini," keukeuh Chandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Simpul Mati ✅
ChickLitDi dalam Pramuka, aku diajarkan hidup dalam kesederhanaan Di dalam Pramuka, aku diajarkan kesetia kawanan Di dalam Pramuka, aku diajarkan tentang ilmu-ilmu kepanduan Namun, satu yang melekat dengan Pramuka meskipun tak ada di dalam materinya Cinta P...