Empat Puluh

142 10 2
                                    

Orang ketiga tidak akan masuk ke dalam suatu hubungan kalau salah satu dari pasangan itu tidak membukakan pintu hatinya

~Chandra Abimanyu~





Happy Reading

Satu bulan tak terasa sudah terlewati. Itu artinya hari ini akan diadakan Grand Final Putra Putri Penegak. Navya tengah bersiap untuk menghadiri acara tersebut.  Karena nantinya Navya yang akan memasangkan selempang Putri Penegak ke pemenang selanjutnya.

"Tak terasa satu tahun sudah aku mengemban tugas ini,  dan hari ini aku resmi melepas selempang ini untuk penerus selanjutnya," ujar Navya sambil memandang selempangnya.

Waktu memang berjalan begitu cepat,  tetapi tidak dengan hubungan Navya dan Chandra yang kian hari kian memburuk.  Sejak kejadian di taman bulan lalu, mereka bagaikan dua orang asing dalam satu organisasi. Di luar Ambalan mereka tak saling menyapa, yang ada malah saling menghindar satu sama lain.  Seperti ada jarak jauh dan tembok besar tak kasat mata yang memisahkan mereka berdua.

"Udah berbagai cara supaya aku bisa baikan sama kamu Mas,  tapi semua itu kamu tolak mentah-mentah.  Lihat wajahku saja kamu nggak mau,  padahal aku pengen kasih tahu kamu yang sebenarnya, aku bingung harus gimana lagi untuk mengambil hati kamu," ujar Navya pada dirinya sendiri. 

Tak mau larut dalam kesedihan, Navya beranjak dari kamarnya dan bergegas untuk berangkat.  Kali ini Navya mengendarai motornya sendiri yang baru dibelikan Papanya satu bulan yang lalu. 

"Navya pamit Ma," pamit Navya pada Mamanya.

"Nggak sama nak Chandra?" tanya Mama. 

Navya bingung harus menjawab apa.  Memang tidak ada yang tahu tentang hancurnya hubungan Navya dan Chandra.  Entah mengapa,  mereka berdua sepakat untuk bungkam tentang masalah ini. Karena menurut mereka ini aib, bukan prestasi yang patut dibanggakan.

"Nggak Ma,  aku mau mandiri aja.  Udah ada motor juga,  kenapa harus bergantung sama orang lain," hanya itu kalimat yang berhasil keluar dari mulut Navya. 

"Yaudah kalau begitu hati-hati ya," ujar Mama. 

Navya pun berangkat sendiri.  Dan di tengah perjalanan,  Navya tak sengaja melihat Chandra berboncengan dengan seorang gadis yang Navya tahu gadis itu juara favorit Putri Penegak tahun lalu. Entah siapa namanya Navya tak tahu. 

Chandra pun menoleh ke arah Navya.  Sorot matanya yang tajam tak berhenti memandang Navya yang juga memandangnya. Sampai trafic light berubah hijau, mereka melanjutkan perjalanan masing-masing. 

Sesampainya di Kwartir Daerah, pengisi acara langsung dipersilahkan untuk masuk ruang transit.  Dan disini Navya bertemu dengan Chandra setelah satu bulan hanya bisa memandang dari jauh. 

Navya mendekat,  tetapi Chandra malah menjauh. 

"Mas Chandra," panggil Navya. 

"......."

Chandra hanya sibuk dengan handphonenya. Entah kenapa handphonenya lebih menarik daripada Navya. 

"Aku tahu kamu marah sama aku,  aku minta maaf. Mungkin sulit buat kamu memaafkan aku, tapi aku berani bersumpah........,"

Lagi-lagi Chandra memotong omongan Navya. 

"Jangan mengucapkan sumpah kalau kamu nggak bisa mempertanggungjawabkan perbuatanmu," ujar Chandra.

"Dan satu lagi,  jangan ajak aku bicara sedikit pun kalau kamu nggak mau acara ini hancur gara-gara aku yang nggak mau duet sama kamu," ancam Chandra. 

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang