"Apakah ini jawaban dari firasatku dulu?"
~Navya Putri~
Happy Reading
Hari demi hari berlalu dengan cepat. Tak terasa satu bulan lagi Chandra dan Navya resmi melepas gelarnya sebagai Putra Putri Penegak. Satu tahun mengemban tugas telah mereka lakukan dengan baik.
Hubungan mereka pun semakin hari semakin baik. Meski Chandra sekarang lebih sibuk dengan sekolah dan juga bimbelnya karena beberapa bulan lagi ia akan menempuh Ujian Nasional. Navya pun demikian, ia sibuk dengan jabatan barunya di Dewan Ambalan sebagai kerani atau sekretaris.
Setiap weekend, mereka masih menyempatkan untuk jalan berdua atau sekadar video call ketika hujan melanda. Tapi akhir-akhir ini hubungan mereka sedikit merenggang. Seperti ada tembok pemisah tak kasat mata di antara mereka berdua. Chandra yang sedang ada latihan ujian dan Navya sibuk dengan acara reuni SMP nya.
Hari ini kebetulan Navya bertemu dengan Fahri, mantan pacar sekaligus partnernya dalam acara reuni tersebut. Fahri yang menjadi ketua pelaksana dan Navya yang menjadi bendaharanya membuat mereka sering bertemu. Meski tak ada status apapun dengan Chandra, Navya tetap memberitahu sedetail mungkin hubungan profesionalnya dengan Fahri.
"Lohhh Nav?" sapa Fahri.
"Ehhh, kamu ngapain disini Ri?" tanya Navya bingung.
"Sepedaan aja, cari keringat. Kamu sendiri ngapain disini?" tanya Fahri balik.
"Habis dari supermarket depan, Mama nyuruh beli detergen," jawab Navya.
Kebetulan sekali mereka bertemu di taman, sekalian saja ada yang mau dibahas Navya dengan Fahri.
"Eh Ri, ada yang mau aku bahas tentang anggaran nih. Kamu ada waktu longgar nggak sekarang?" tanya Navya.
"Ada kok, yuk cari tempat duduk yang nyaman buat ngobrol," ajak Fahri.
Tanpa mereka berdua sadari, sejak tadi ada uang mengawasi mereka. Orang itu terlihat sangat marah dengan pemandangan yang ia lihat barusan.
***
Navya dan Fahri membahas anggaran reuni yang sedikit bermasalah. Mereka membahas dengan sambil melontarkan candaan satu sama lain. Tiba-tiba ada anak kecil yang lewat di depan mereka sambil berkata,
"Kakak-kakaknya pacaran yaaaa,"
Sontak Navya dan Fahri tertawa mendengar perkataan anak kecil itu.
"Dasar anak kecil taunya kalau cowok sama cewek berduaan pasti pacaran," celetuk Navya.
"Suka-suka mereka ajalah. Btw aku minta maaf ya Nav, selama kita pacaran kamu merasa terkekang dan nggak bebas. Kamu tahu aku sayang banget sama kamu sebelum kita pacaran. Aku ingin yang terbaik buat kamu," ujar Fahri.
Navya memegang tangan Fahri, "It's okay Fahri, yang lalu biarlah berlalu. Yang penting kan masa depan kita bukan masa lalu kita,"
"Kamu lagi sendiri atau......,"
"Aku sendiri Ri," jawab Navya seakan tahu apa yang akan ditanyakan oleh Fahri.
"Bukannya kamu pacaran sama kakak kelas kamu itu ya?" tanya Fahri.
"Udah putus lama," jawab Navya lesu.
"Kenapa nggak balikan?" tanya Fahri setelah membaca wajah Navya yang sepertinya masih sayang dengan mantannya itu.
Navya menggeleng, "Aku trauma Ri, aku nggak mau kayak kita. Dulu pas kita putus, aku kehilangan pacar sekaligus sahabat kecilnya dan sekarang aku nggak mau itu semua terulang sama dia,"
"Tapi nyatanya kita bisa sampai sekarang kan? Meski perlu waktu yang agak lama untuk menyesuaikan diri lagi, tapi kita berhasil dan kamu nggak kehilangan sahabat kecil kamu untuk hubungan kita yang sekarang," ujar Fahri.
"Praktik tak semudah teori. Kamu bisa bilang begitu, tapi untuk melakukannya sangat sulit bagiku," jawab Navya.
Mereka kemudian membicarakan tentang banyak hal yang tak ada kaitannya dengan hubungan mereka berdua.
Tiba-tiba............
Ada seseorang yang bertepuk tangan dengan kencang di belakang Navya dan Fahri.
"Bagus yaaaa, ternyata begini kelakuan kamu di belakang aku? Mana yang katanya kamu buat komitmen buat kita berdua?" ujar Chandra.
Ya, orang itu adalah Chandra. Orang yang sedari tadi mengawasi gerak-gerik Navya dan Fahri.
"Mas Chandra??"
"Kenapa? Kaget aku ada disini?" tanya Chandra meremehkan.
Navya menghampiri Chandra dan berusaha menggapai tangannya namun langsung Chandra tolak mentah-mentah.
"Jangan sentuh aku. Aku jijik sama kamu Nav, aku nggak nyangka kamu tega melakukan ini sama aku," ujar Chandra.
"Mas Chandra, aku bisa jelasin sama kamu. Aku nggak.....,"
Belum selesai Navya menjelaskan, perkataannya sudah dipotong oleh Chandra.
"Stop, kamu nggak perlu menjelaskan apapun sama aku. Udah jelas kok lewat percakapan kalian tadi kalau kalian main belakang. Apa sih kurangnya aku Nav? Kamu gantung status aku, aku diam. Kamu nggak mau aku ajak balikan, aku diam. Katakan kurang apa lagi aku ini?!!" bentak Chandra.
"Bukan gitu Mas, aku.......,"
"Aku apa? Kamu mau bela diri kalau kamu nggak ada hubungan apapun sama cowok ini?" gertak Chandra.
Fahri maju dan mencoba menjelaskan masalah yang sebenarnya terjadi. Karena ini juga menyangkut dirinya. Ia tak mau ada salah paham karena ia juga tahu dua orang di depannya ini masih saling mencintai.
"Mas Chandra, ini nggak seperti yang kamu bayangkan. Kita nggak sengaja bertemu dan kita ketemu juga untuk membahas reuni, kamu tahu itu dan di awal kamu nggak mempermasalahkan hal ini," ujar Fahri.
"Wohoooo kalian benar-benar kompak ya ternyata. Kompak selingkuh dan kompak berbohong. Aku tahu Nav, kita nggak ads status apapun tapi kamu pernah membuat komitmen sama aku. Kamu lupa? Dan kamu Fahri, dulu emang aku percaya kalian murni profesional tetapi sekarang aku udah nggak peduli lagi. Kalian mau pacaran atau nggak, aku nggak peduli," balas Chandra.
"Aku ingat Mas. Aku nggak mungkin melupakan atau mengingkari perkataanku sendiri. Aku benar-benar mau komitmen sama kamu. Aku nggak selingkuh sama Fahri atau siapapun itu," balas Navya sesenggukan.
"Bulshit bangsat," umpat Chandra.
"Aku harus apa biar kamu percaya Mas?" tanya Navya lesu.
"Cukup kamu menghilang dari kehidupanku," ujar Chandra yang tak mau menoleh ke arah Navya.
"Aku udah muak sama kelakuan kalian berdua, jadi silahkan lanjutkan pacaran kalian dan jangan pernah muncul lagi dihadapanku. Dan satu lagi, kita memang masih ada 2 kontrak mengisi acara pensi sekolah dan grand final Putra Putri Penegak. Tenang aja aku nggak bakal kabur tapi akan ada surprise buat kamu nanti," ujar Chandra dan Navya.
Kemudian Chandra pergi dengan membawa sakit hatinya. Orang yang ia kira bersungguh-sungguh komitmen dengan dirinya, nyatanya kini selingkuh dengan orang yang membuatnya trauma dalam menjalani hubungan. Itulah sekiranya yang dipikirkan Chandra saat ini.
Dan Navya, gadis itu hanya bisa menangis melihat orang yang ia sayang begitu membenci dirinya. Kesalahpahaman ini telah menghancurkan keduanya.
Fahri, laki-laki itu hanya bisa menenangkan Navya yang masih sesenggukan. Sungguh ini bukan hal yang ia mau, karena ada hati lain yang harus ia jaga. Dan hati itu bukan Navya. Ia tahu dirinya dan Navya hanya ditakdirkan menjadi sepasang sahabat dan bukan sepasang kekasih.
"Apakah ini jawaban dari firasatku dulu?" ujar Navya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Simpul Mati ✅
Literatura FemininaDi dalam Pramuka, aku diajarkan hidup dalam kesederhanaan Di dalam Pramuka, aku diajarkan kesetia kawanan Di dalam Pramuka, aku diajarkan tentang ilmu-ilmu kepanduan Namun, satu yang melekat dengan Pramuka meskipun tak ada di dalam materinya Cinta P...