Tiga Puluh Empat

120 9 0
                                    

Happy Reading

Chandra yang masih lemas dan terbaring di ranjang Rumah Sakit hanya bisa menatap Navya datar dan tanpa ada niat untuk menyapanya. Navya pun demikian,  masih enggan untuk menyapa dulu.  Ya,  laki-laki yang sedang dirawat dan yang  dimaksud Geral adalah Chandra. 

"Kamu ngapain sih ngajak dia," ujar Chandra kepada Geral. 

Ketus dan tak mau menatap Navya.  Rasa sakit hatinya masih belum sembuh.

"Nggak apa-apa, kamu keberatan Navya ada disini ?" tanya Geral balik. 

Karena tahu suasananya sedang tidak mengenakkan,  Navya berniat untuk pamit  pulang saja daripada disini dia juga tidak diinginkan kehadirannya. Navya tahu Chandra masih marah dengannya karena kejadian kemarin siang.   

"Mas Geral, aku pulang aja ya," ujar Navya. 

"Pulang aja sana,  nggak ada yang ingin kamu disini, nggak guna juga kamu disini," celetuk Chandra seakan mengusir Navya. 

Namun keinginan Chandra sepertinya tidak terkabulkan. Geral menahan tangan Navya yang ingin keluar dari ruang rawat Chandra.

"Pulangnya sama aku aja Nav,  nanti aku antar kamu," ujar Geral. 

"Biarin aja sih Ger kalau dia mau pulang," timpal Chandra.

"Navya kesini sama aku dan nanti pulang sama aku.  Kamu kenapa sih? Lagi ada masalah sama siapa,  pelampiasannya ke siapa," omel Geral.  Ia heran kenapa Chandra jadi emosional saat melihat Navya.

Chandra tak menjawab.  Percuma saja berdebat dengan Geral karena ia tak akan menang. Berkali-kali mereka debat selalu Geral yang menang.  Hahahahaha

"Kamu juga kenapa malah ngabarin aku, bukannya ngabarin Bapak atau Ibu," lanjut Geral. 

"Emang aku masih dianggap anak sama mereka?" tanya Chandra emosi. 

Sekarang Navya tahu kalau Chandra sedang ada masalah dengan keluarganya.  Entah apa masalah mereka.  Navya tak ingin ikut campur terlalu dalam,  memangnya dia siapa Chandra? 

"Aku lapar nih,  aku ke kantin bentar ya. Kamu sama Navya dulu nggak apa-apa kan?" tanya Geral. 

"Mas Geral aku ikut aja ya," potong Navya. 

Navya hanya takut canggung dengan Chandra kalau hanya ada mereka di dalam ruangan ini.  Padahal niat Geral meninggalkan mereka agar Navya dan Chandra bisa bicara berdua tentang masalah mereka dan juga mengabari kedua orang tua Chandra.  Bagaimanapun Bapak dan Ibu Chandra berhak tahu tentang kondisi putranya saat ini. 

"Kamu disini aja,  tahu sendiri kan kalau Chandra manja banget pas sakit," ujar Geral. 

Geral langsung keluar agar Navya maupun Chandra tidak punya kesempatan membalas perkataannya. 

Dan dua anak manusia ini hanya bisa diam satu sama lain. Mereka bingung mau bersikap bagaimana.  Terakhir ketemu, mereka bertengkar hebat. 

Navya mendekat ranjang Chandra dan bertepatan dengan masuknya suster cantik yang membawa makan siang Chandra. 

"Makan dulu ya Mas Chandra," ujar suster yang sedang menatap tajam ke arah Navya. 

"Makasih sus," jawab Chandra ramah.  Sungguh berbeda dengan nada bicaranya bersama Navya tadi.

"Pacarnya?" tanya suster sinis. 

"Dia istri saya sus," jawab Chandra enteng.

Sepertinya suster itu menyukai Chandra. Terbukti setelah Chandra berucap seperti itu,  susternya langsung pergi. 

Cinta Simpul Mati ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang