06. Fahri

35.1K 2.1K 47
                                    

Banyak hal menyakitkan, seperti cinta dan persahabatan.

• Happy Reading •

Arina berjalan dengan sedikit pincang ke kelasnya, XII IPA 3. Selama perjalanan dari UKS ke kelasnya, dia terus menggerutu dan menyumpah serapahi Arjuna yang menurutnya sangat menyebalkan. Rencana dia bolos sampai siang pun gagal karena kehadiran Arjuna yang mengganggunya. Aneh memang, Arina adalah juara kelas tapi sering bolos. Walaupun sering bolos, kecerdasan Arina tidak bisa diragukan lagi. Kalau ibarat angka satu sampai sepuluh, dia dapat angka sebelas.

"Sasa!"

Gadis dengan rambut sepunggung itu menghentikan langkahnya saat mendengar suara Arina yang memanggil namanya. Dia berbalik dan menatap khawatir Arina yang berjalan agak pincang.

"Loh, Rin. Bukanya lo nggak masuk? Terus kaki lo kenapa kayak habis kena granat gitu?" Hampir saja Arina akan menyumpal mulut Nesya yang berkata seenak udelnya. Apa katanya? Granat? Yang benar saja!

"Udah ah. Males gue sama lo."

Arina pura-pura merajuk dan berjalan meninggalkan Nesya yang berdiri menatap Arina dengan bingung. Perlu diketahui, teman-teman Nesya selalu memanggilnya dengan Sasa. Katanya lebih mudah diucapkan.

"Eh, Rin. Tungguin gue!" Nesya berjalan agak cepat untuk menyamakan langkahnya dengan Arina.

"Ngambekan amat jadi orang. Lo kenapa, sih?" Nesya menatap Arina yang kini berjalan di sampingnya. Rencananya untuk ke kantin batal seketika saat melihat Arina yang dikiranya tak masuk sekolah.

"Gue kesel sama Arjuna," keluh Arina sambil menekuk wajahnya, hari ini kesabarannya benar-benar sedang diuji. Pertama, dia datang bulan dan lupa membawa pembalut. Lalu meminta Arjuna membelikannya. Kedua, dia diturunkan oleh Arjuna di pinggir jalan. Ketiga, dia diserempet oleh orang asing yang sialnya tak mau bertanggung jawab. Keempat, dia lagi-lagi bertengkar dengan Arjuna yang berakhir dengan ponsel yang disita suaminya. Matahari belum mencapai atas kepala, namun sudah banyak kejadian menyebalkan yang menimpanya. Apakah benar ini karena dia kualat sama Arjuna?

"Arjuna kenapa? Berantem lagi? Lo pincang gara-gara KDRT?" tanya Nesya dengan polosnya. Arina mengacak rambutnya dengan frustrasi. Kenapa Nesya begitu polos, atau malah bodoh?

"Enggak, bodoh! Kena granat," jawab Arina asal. Kekesalannya bertambah berkali-kali lipat saat berdekatan dengan Nesya. Gadis itu benar-benar kekurangan setengah dari otaknya.

"Maksudnya Arjuna KDRT-nya pakai granat?" Oh, Tuhan, tenggelamkan Nesya ke laut sekarang juga!

"Bodo Sa, bodo! Gue kesel sama lo."

Arina dengan jalan yang tertatih meninggalkan Nesya yang menatapnya bingung. Arina memasuki kelasnya yang tak bisa dibilang sepi. Jam kosong yang sekarang sedang berlangsung membuat siswa-siswi sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Masih seperti tadi, anak laki-laki sibuk bermain kartu. Dan yang perempuan sibuk bergosip, membicarakan orang, artis, bias, sampai pelakor.

"Rin, lo kenapa?" Seorang gadis dengan rambut pirang menghampiri Arina yang berdiri di ambang pintu. Dia Agnes, sahabat Arina yang lain. Agnes mempunyai kembaran, namanya Angel. Dan mereka tak bisa dipisahkan, sampai-sampai mereka duduk bersama. Oh iya, rambut pirang mereka bukan hasil dari cat, tapi itu asli. Orisinil! Mereka adalah bule lokal, blasteran antara Australia dan Indonesia.

"Ngga apa-apa, kok, tadi ada sedikit kecelakaan," jawab Arina seadanya, Agnes berjalan ke tempat di mana Arina berdiri dan menuntun Arina untuk duduk di kursinya.

Oh, My Girl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang