• happy reading •
Arjuna tersenyum ramah saat mendapati Surya berada di ruang tamu, laki-laki itu kemudian melangkahkan kakinya dan menyalami Surya yang menyambi membaca koran.
"Pagi, Opa." Surya menyambut kedatangan Arjuna dengan senyum kecil.
"Pagi, Jun. Tumben pagi banget jemput Lisa?" tanya Surya. Dia menatap Arjuna yang duduk di seberangnya.
"Lisa ada kelas pagi, Opa."
"Mau minum dulu? Biar bibi buatin kopi," tawar Surya yang mendapat gelengan pelan dari Arjuna. Laki-laki itu tersenyum samar.
"Nggak usah, Opa."
"Oh, iya Jun. Rencana pernikahan kalian gimana?" tanya Surya.
"Udah saya atur semua, Opa. Nanti selepas Lisa melahirkan persiapannya pasti udah selesai," jawab Arjuna.
"Saya percaya sama kamu kalo kamu bisa bertanggung jawab, Jun."
Mendengar jawaban Surya membuat Arjuna tersenyum getir. Dia merasa seorang suami yang tak berguna untuk Arina. Dia sungguh merasa bersalah terhadap Arina.
"Eh, Juna. Ayo berangkat," ucap Lisa yang tiba-tiba datang. Perempuan itu sudah siap untuk berangkat ke kampusnya. Melihat Lisa Arjuna langsung berdiri dan berpamitan kepada Surya.
*
"Lis, gimana kandungan kamu? Sehat?" tanya Arjuna saat mereka sudah duduk di mobil. Pandangannya lurus ke depan, fokus menyetir.
"Sehat, Jun. Arina gimana?" tanya Lisa balik. Sebagai perempuan dia juga merasa bersalah pada Arina. Dia tak ingin memasukkan Arjuna pada masalahnya. Dia tak ingin Arina bersedih.
"Syukur kalo gitu. Arina baik-baik aja, kok."
"Jun. Lo kapan mau ngomong sama Arina? Gue nggak mau dia nanti salah paham," ucap Lisa merasa tak enak. Arjuna tak seharusnya bertanggung jawab atas apa yang tidak dia lakukan.
"Nanti gue bakal coba ngomong sama Arina. Dia pasti ngerti, kok," balas Arjuna mencoba tenang.
"Jun, jangan buat Arina sakit, ya? Dia baik orangnya. Gue nggak mau hubungan kalian renggang gara-gara gue," ucap Lisa pelan. Arjuna tersenyum lalu mengangguk pasti. Arjuna janji dia tidak akan mengecewakan Arina. Arjuna membutuhkan Arina, mustahil laki-laki itu hidup tanpa Arina. Bagi Arjuna, Arina seperti candu. Dan dia sudah ketergantungan.
"Gue janji, Lis. Nggak akan buat Arina kecewa. Kalo pun iya, gue nrima hukuman apapun yang bakal dia berikan."
"Gue percaya sama lo," ucap Lisa. Dia yakin Arjuna bisa menepati janjinya. Arjuna orang baik yang bertanggung jawab.
"Oh, iya. Lo nanti bisa nggak nemenin gue ke mal sebentar? Gue mau beliin sesuatu buat Arina," tanya Arjuna. Arina memang tak sedang berulang tahun, namun memberi hadiah untuk istri kecilnya itu tak ada salahnya, kan? Arjuna ingin melihat Arina bahagia dengan hal-hal kecil yang dia ciptakan.
"Gue nanti mau cek kandungan, Jun. Udah janji sama dokter Nia," balas Lisa tak enak.
"Jam berapa emangnya?"
"Jam setengah tiga."
"Ya udah, nanti lo ikut gue dulu. Trus gue anterin ke rumah sakit," ucap Arjuna mengambil jalan tengah.
"Bukannya lo nanti ada kelas?"
"Gampang nanti, bolos juga bisa."
"Kebiasaan banget, gue bilangin Arina nih."
"Nggak papa, Lis. Sekali-kali."
•••
"Bang, jemput, ya," ujar Arina memelas. Dia tengah menelfon Satria saat ini. Meminta kakak laki-lakinya itu untuk menjemputnya dan mengantarkannya ke rumah kedua orang tuanya. Dia sungguh bosan terkurung di rumah ini sendirian, hanya ada asisten rumah tangga yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Namun, Satria beralasan sedang sibuk di kantornya. Hal itu membuat Arina harus merengek agar abangnya itu mau menurutinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Girl!
Novela Juvenil𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 ✓ Anak SMA seperti Arjuna dan Arina memang suka penasaran, selalu bilang ingin cepat dewasa, dan gemar mencoba banyak hal. Namun, pernikahan jelas bukan salah satunya. Dua manusia itu menentang habis-habisan keputusan kel...