41. Selamat Ulang Tahun, Arjuna!

21.9K 1.5K 47
                                    

Hadirmu tak hanya pelipur lara, tapi juga pengobat luka.

• Happy Reading •

Arina menghembuskan napas lega, hari ini hari terakhir ujian nasional. Dan kali ini, dia sudah menyelesaikan ujiannya. Perempuan itu duduk di kursi depan lab komputer. Menunggu Arjuna juga teman-teman yang lainnya. Dengan ponsel di tangannya, perempuan itu memainkan game untuk mengusir kejenuhannya.

"Rin!" Arina merasakan rangkulan di bahunya, juga seseorang yang kini duduk tepat di sebelahnya. Tak salah lagi, Arina paham dan tahu betul jika itu adalah Arjuna. Apalagi aroma Arjuna yang sudah dihapalnya luar kepala, itu membuat Arina yakin seratus persen.

"Gimana, bisa?" tanya Arina sambil menatap Arjuna. Dia harap-harap cemas, pasalnya Arjuna tak begitu bisa diandalkan dalam bidang akademik. Arjuna mengulas senyum lalu mengangguk, membuat Arina menyambut senyumannya.

"Syukur deh kalau gitu."

"Woi, pacaran aja, aku mah apa atuh yang jomblo." Pekikan Daniel membuat Arjuna mendelik kesal. Ditatapnya Daniel yang kini duduk tepat di sebelah Arina. Bahunya menempel dengan bahu Arina, membuat Arjuna menatap tajam matanya.

"Minggir nggak lo?" desis Arjuna dengan nada sinis. Daniel hanya mengangkat bahunya menanggapi Arjuna. Malah, dia semakin merapatkan tubuhnya dengan Arina. Dia bermaksud menggoda Arjuna, membuat Arjuna kesal kelihatannya menyenangkan.

"Anjing!" Arjuna bangkit, kemudian menarik tangan Arina untuk berdiri. Lalu, pemuda itu mendudukkan Arina di tempatnya tadi dan dia sendiri duduk di tempat Arina. Tukar posisi. Alhasil, kini Arjuna duduk di samping Daniel.

"Nggak usah deket-deket cewek gue! Jones mah jones aja, nggak usah nikung." ucap Arjuna sambil melirik sinis Daniel. Arina yang melihat tingkah suaminya itu pun hanya tersenyum geli. Ekspresi Arjuna ketika cemburu memang sangatlah lucu. Arina memegang punggung tangan Arjuna, lalu menatapnya lembut.

"Jun, kalau akunya yang mau sama Daniel gimana?" tanya Arina polos. Perempuan itu bermaksud menggoda Arjuna.

Arjuna menatap Arina tajam, sementara Daniel malah menahan tawanya.

"Jadi kamu mau selingkuh sama cowok ayam kayak dia? Dekil, kumuh, nggak pernah mandi."

"Sembarangan kalau ngomong! Gue ganteng gini, wangi lagi."

"Bukan gitu, Jun. Kan hati nggak ada yang tahu kan ya, siapa tahu besok atau lusa aku jadian sama Daniel." Arjuna menapuk bibir Arina pelan. Dipandangnya Arina dengan tajam, kenapa perempuan itu selalu berbicara ngelantur? Bagaimana kalau itu benar-benar terjadi? Arjuna mau jadi duda keren tanpa n?

"Kalau ngomong disaring! Gue nggak suka," ujar Arjuna kesal. Pemuda itu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Matanya lurus ke depan, enggan menatap Arina atau Daniel. Dia benar-benar kesal sekarang ini. Dia tak bisa membayangkan jika Arinanya malah bersanding dengan Daniel, sahabatnya. Katakan Arjuna baperan! Tapi itulah kenyataannya.

"Ih sensi amat sih lo," sinis Daniel. Sementara Arina, dia hanya tersenyum melihat Arjuna yang sedang merajuk. Tangan mungilnya memegang tangan Arjuna yang berada di pangkuan lelaki itu, menggenggamnya dengan erat.

"Aku sayang sama kamu," bisik Arina pelan. Dirinya menyandarkan kepalanya di bahu Arjuna, hal itu membuat Arjuna mengukir senyumnya. Namun, laki-laki itu masih diam.

"Lo berdua mah nggak asik! Gue yang jomblo bisa apa?" dengkus Daniel mulai bangkit dari duduknya. Dia menatap sengit Arjuna yang sedang memasang senyum penuh kemenangan.

"Mampus! Siapa suruh jomblo."

Arina terkekeh melihat dua sahabat itu. Perhatiannya teralihkan oleh Nesya dan juga Kenzho yang baru saja datang. Nesya membawa kantung plastik berwarna putih dan diserahkan ke Arina.

Oh, My Girl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang