08. Rasa

30.5K 2.6K 37
                                    


Ada rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata. Ada alasan yang tak bisa diucapkan oleh lisan.

• Happy Reading •

Arjuna duduk dengan tenang pada salah satu kursi di sebuah kafe yang biasa dia kunjungi dengan para kekasihnya. Sudah diceritakan sejak awal jika seorang Arjuna Bagaskara adalah  playboy yang sangat digilai oleh para kaum hawa. Bukan hanya karena parasnya yang sangat menawan dan membuat siapapun ingin memilikinya, namun juga karena hartanya yang tak habis tujuh turunan. Siapa yang tak mengenal Arjuna Bagaskara? Most wanted sekolah, playboy jaman now, rider jalanan, juga Prince Charming di kotanya.

"Hai, Bel. Tumbenan telat?" celetuk Arjuna saat melihat seorang gadis cantik dengan pakaian seksi menghampirinya. Gadis itu duduk di hadapan Arjuna dengan tatapan sebal. Gadis itu adalah Bella, kekasih Arjuna yang berprofesi sebagai model. Tubuhnya yang ideal dengan wajah yang cantik membuat siapapun tertarik kepadanya.

"Aku kesel sama kamu," ketus Bella menekuk wajahnya.

"Kenapa, sih? Gue ada salah?" tanya Arjuna bingung, dia menatap Bella dengan pandangan tidak mengerti.

"Menurut kamu? Kejadian sama Arina beberapa hari yang lalu di kantin, menurut kamu itu nggak kesalahan?" kesal Bella mengeluarkan unek-unek yang telah beberapa lama terpendam di hatinya. Gadis itu menatap Arjuna yang hanya menatapnya datar. Memang, playboy sekelas Arjuna tak bisa menghargai perasaan wanita.

"Oh, itu. Dia temen gue," jawab Arjuna cuek, laki-laki itu mengeluarkan rokok dari saku jaketnya dan langsung menyulutnya. Bella menatap tajam Arjuna.

"Temen? Sejak kapan? Kalian itu musuhan," sangkal Bella curiga terhadap sikap Arjuna.

"Lah. Emang salah ya kalau musuh trus jadi temen?" tanya Arjuna sedikit ketus, jujur dia tidak suka dengan sikap Bella yang terlalu over terhadapnya. Dia itu playboy, dirinya yang mengatur wanita, bukan wanita yang mengaturnya.

"Ya salah, lah!" balas Bella masih dengan menatap Arjuna sebal. Dia punya hati, dia cemburu.

"Terus mau lo apa?" tanya Arjuna pelan tanpa menatap Bella, dirinya sibuk dengan ponsel yang kini berada di tangannya. Hal itu membuat Bella semakin marah terhadap Arjuna.

"Aku peng—"

"Iya, Bunda, kenapa?" Ucapan Bella terhenti oleh Arjuna yang tiba-tiba mengangkat panggilan dari seseorang yang dipanggilnya bunda, siapa lagi kalau bukan Farah. Bella berdecak kesal, dia juga bingung dengan siapa kini Arjuna berbicara. Pasalnya yang dia tahu, Arjuna memanggil Sinta dengan sebutan mama, bukan bunda.

"..."

"Iya, Bun, ini aku di restoran lagi beliin Arin makan."

Bella mengerutkan dahinya mendengar ucapan Arjuna dengan seseorang di seberang telepon. Dia semakin curiga sekarang, apalagi nama Arina terselip di dalam percakapan mereka.

"Arin nggak mau keluar kamar, ngambek lagi."

"..."

"Oke, Bunda. Nanti aku sampein."

Klik

Arjuna mematikan sambungan teleponnya dengan Farah, lalu menatap Bella yang menatapnya penuh curiga.

Oh, My Girl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang