30. Manja (2)

25.3K 1.7K 69
                                    

Sikap lo boleh kek preman pasar, asalkan jangan perlakuin gue dengan kasar.

• Happy Reading •

"Heh, setan! Bisa nggak sih kalau mau masuk ketuk pintu dulu?" hardik Arjuna saat sudah berada di luar. Dia melihat Kenzho dan Daniel sedang berdiri sembari bersandar di tembok. Matanya seperti hendak keluar menatap kedua temannya itu, bisa-bisanya dia tercyduk saat sedang melakukan kissing! dengan Arina.

"Kalem kali, Jun! Lo juga bodoh, cewek lagi sakit malah diajakin kayak gitu," cibir Kenzho menatap Arjuna remeh.

"Goblok emang! Tapi seenggaknya temen kita udah nggak main pakai tangan sendiri," kelakar Daniel yang langsung disambut tawa renyah oleh Kenzho. Sementara Arjuna hanya memandang kesal kedua sahabatnya.

"Siniin pesenan gue! Lo berdua cepetan pergi deh, ganggu kesenengan orang aja." Arjuna mengambil nampan di tangan Kenzho. Selanjutnya, pemuda itu masuk ke dalam ruangan dengan memberi tatapan membunuh ke sahabatnya.

"Santai monyet!"

"Nih, makan! Katanya pengin."

Arjuna meletakkan nampan berisi semangkuk bakso itu di meja, di hadapan Arina. Lalu mendudukkan dirinya di samping gadis itu.

"Jun, mau taruh di mana muka imut gue?" tanya Arina cemas. Dia masih memikirkan kejadian tadi, saat kedua sahabat Arjuna memergokinya sedang berciuman dengan Arjuna.

"Nggak usah dipikirin! Mereka udah biasa lihat begituan, udah deh. Nggak usah khawatir!"

"Jadi mereka udah biasa lihat lo ciuman sama cewek?" pekik Arina. Gadis itu menatap tajam suaminya.

"Bukan gue, Sayang. Percaya sama gue, cuma lo yang pernah gue cium." Arina menatap Arjuna sangsi. Apa iya seorang playboy jenis Arjuna tak pernah berciuman?

"Lo bohong, ya?"

"Nggak. Udah sini makan, gue suapin."

Arjuna meraih mangkuk yang berisi bakso itu, lalu menyendokkan untuk Arina. Arina membuka mulutnya, menerima suapan dari Arjuna. Seperti  itu terus sampai berulang beberapa kali.

"Lo nggak makan?" tanya Arina saat menyadari Arjuna hanya sibuk menyuapinya.

"Udah kenyang gue, lo aja yang makan," ungkap Arjuna jujur. Arina mengangguk, lalu meraih botol air mineral yang tadi juga dibawakan oleh Kenzho dan Daniel. Meneguknya dengan pelan.

"Udah ah, Jun."

"Kok udah, sih? Tinggal dikit, nih."

Arina menggeleng, kembali menyandarkan tubuhnya ke sofa.

"Ya udah, obatnya diminum dulu. Badan lo masih panas."

Tangannya terulur kembali ke dahi Arina, masih merasakan suhu tubuh Arina yang di atas normal. Lalu dia mengambil obat penurun panas  yang tadi juga sempat Kenzho dan Daniel bawa. Arjuna benar-benar suami siaga.

"Pahit, Jun. Nggak mau, ah," tolak Arina pelan. Tangan mungilnya memijat pelipisnya sendiri saat pening yang tadi sempat menghilang kembali terasa.

Oh, My Girl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang