48. Cemburu Buta

17.7K 1.1K 19
                                        

• happy reading •

"Rin! Mana minumnya? Aelah lama banget." Teriakan Daniel di ruang keluarga rumah Arjuna menggema dengan keras, hal itu membuat Arjuna yang duduk di seberangnya menatapnya tajam dengan melemparinya bantal sofa. Memangnya Daniel siapa berani-beraninya memerintah istrinya itu?

"Ambil sendiri, sana! Istri gue bukan pembantu," sembur Arjuna tak terima. Daniel hanya menyegir tak jelas mendengarkan Arjuna. Sementara Kenzho tak ambil pusing dengan kedua sahabatnya yang sedang bertengkar. Dia malah enak-enakkan selonjoran di sofa panjang sambil memencet-mencet remot televisi di genggamannya.

"Sabar, Monyet! Kalo mau cepet ambil sendiri. Udah mintanya aneh-aneh, minta cepet," gerutu Arina sambil meletakkan nampan berisi lima gelas minuman bervariasi. Diikuti Nesya di belakangnya dengan membawa beberapa toples camilan yang memang wajib ada saat mereka tengah berkumpul seperti ini.

"Ati-ati kalo ngomong, Rin! Jangan segitunya kesel sama gue, nanti anak lo kaya gue lagi," ucap Daniel dengan gaya tengil khasnya. Mendengar itu Kenzo dan Nesya sontak tertawa, berbeda dengan Arina dan Arjuna yang menatap Daniel tak terima.

"Astaghfirullah, amit-amit. Jangan sampe kamu kaya om Daniel ya, Nak," ujar Arjuna dengan tangan yang mengelus perut Arina yang kini duduk di sampingnya. Matanya masih menatap Daniel tak suka, berbeda dengan Daniel yang terlihat biasa saja.

"Udah, Jun. Nggak usah ditanggepin, nanti biar capek sendiri," gumam Arina sedikit berbisik di telinga Arjuna. Arjuna mengangguk mengiyakan permintaan Arina. Matanya beralih menatap Nesya dan Kenzho yang kini sudah berpindah di karpet sedang menonton televisi berdua. Mereka malah asik pacaran mengabaikan para sahabatnya yang sedang ricuh sendiri. Memang ya, kalau udah dimabuk cinta, dunia serasa milik berdua.

Pandangan Arjuna kembali menatap Daniel yang kini ikut-ikutan terfokus menatap setan kotak yang menampilkan film horor di depannya, bedanya manusia jones satu itu hanya menggenggam ponsel, bukan tangan seperti yang lainnya.

Sebenarnya Arjuna tak terlalu menyukai film ini, namun karena Arina dan Nesya mengotot ingin menontonnya alhasil mereka menonton film ini di rumah Arjuna.

"Jangan ditarik, Jun," gumam Arina saat merasakan tarikan pada rambutnya. Arjuna hanya tersenyum kecil mendengar itu, tangannya masih bertahan menarik-narik kecil rambut Arina yang kini sedang duduk di hadapannya dengan bersandar di dadanya. Perempuan itu terlihat sangat nyaman pada posisi itu, namun karena tangan nakal Arjuna, jadilah ketenangannya terusik.

"Arjun, gigit nih!" ancam Arina sambil menarik tangan Arjuna untuk dibawa ke mulutnya. Arjuna yang sudah siaga langsung menarik tangannya kembali. Dia tahu rasanya gigitan Arina saat marah.

"Jangan, dong! Nanti kalo aku rabies, gimana?" tanya Arjuna mengundang decak kesal Arina. Laki-laki itu selalu saja membuat emosinya terpancing.

"Rabies, ndas--" maki Arina yang terpotong ucapan Arjuna. sambil tangannya menarik telinga Arjuna pelan.

"Ini mulutnya kebiasaan banget ngomong kotor, cium nih," ancam Arjuna yang membuat Arina menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

"Maaf, Jun. Kamu sih ngeselin."

"Brisik banget, Bambang! Diem dong," kesal Daniel yang mulai risih dengan ulah kedua temannya yang tak tahu malu itu.

"Sirik aja, sih. Pulang sana aja kalo nggak suka," sahut Kenzho yang memihak pada Arjuna. Sebenarnya bukan Arjuna yang bikin berisik, tapi protesan Daniel. Karena menurutnya hal itu wajar dilakukan oleh sepasang suami istri. Daniel mana tahu? Kan jones.

"Makanya punya pacar biar nggak ngajak war gini terus, dasar jones!" sembur Nesya ikut-ikutan. Gadis itu juga ikutan kesel lantaran Daniel mengganggu dirinya yang fokus menonton.

Oh, My Girl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang