Gue kayak gini cuma biar bisa akrab sama lo, lo nggak sadar ya?
• Happy Reading •
"Jun, kenapa Ayla lo pindah ke sofa?"
Arjuna yang baru memasuki kamarnya memandang Arina yang duduk di tempat Ayla berbaring, sofa. Arjuna pun duduk di kasur dengan segelas coklat panas, memandang gadisnya juga keponakan tersayangnya. Dia tersenyum, lalu menyeruput sedikit coklat panas di tangannya.
"Kalau ada Ayla, gue nggak bisa peluk lo."
Mendengar jawaban Arjuna, Arina memutar bola matanya malas. Kenapa alasannya tak masuk akal? Apa tak ada alasan selain hal konyol macam ini? Arjuna yang melihat Arina menahan kekesalan seperti itu pun berjalan mendekati Arina, setelah sebelumnya dia meletakkan gelasnya di atas nakas.
"Lo kenapa bawaannya cemberut terus? Senyum ke gue, dong!"
Arina merasakan elusan lembut tangan Arjuna di kepalanya, lelaki itu duduk tepat di samping Arina. Menyandarkan punggung lebarnya di sandaran sofa.
"Lo bikin gue kesel mulu, sih."
"Lo tahu nggak sih, Rin? Gue kayak gini cuma biar bisa akrab sama lo, lo nggak sadar, ya?" tanya Arjuna. Arina diam, mencoba mencerna apa yang Arjuna ucapkan.
Arjuna memeluk Arina dari belakang, meletakkan kepalanya di bahu Arina dengan kedua tangan di pinggang ramping Arina. Terlihat Arjuna begitu menikmati posisi seperti ini. Dia memiringkan wajahnya, menghirup Aroma rambut Arina yang tergerai. Dia suka wangi rambut Arina, seperti dia menyukai Arina-nya.
"Maksud lo?"
Arina yang merasa risih mencoba melepaskan pelukan Arjuna. Namun, Arjuna enggan mengabulkan keinginan Arina. Dia malah semakin mempererat pelukannya.
"Lo nggak sebodoh itu buat nggak paham apa yang gue maksud."
Arina mencubit tangan Arjuna yang ada di pinggangnya, kenapa Arjuna selalu berkata dengan belibet? Gadis itu mengerucutkan bibirnya pertanda kesal. Arjuna terkekeh melihat raut wajah Arina yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Nggak usah senyum-senyum! Lepas ih, gue udah mandi, lo bau!"
Bukannya melepaskan pelukannya, Arjuna malah menciumi leher Arina yang terbuka. Karena sebelumnya Arjuna sudah menyibak rambut hitam nan panjang milik Arina. Hal itu tentunya membuat Arina geli, apalagi setelah merasakan Arjuna mulai menggigit kecil lehernya. Arina merasa tak nyaman, kalau sudah seperti ini Arjuna bisa-bisa lepas kontrol.
"Arjuna! Lepas ngapa, sih? Risih tahu nggak?" pekik Arina sembari memukul pipi Arjuna agak keras. Arjuna menjauhkan wajahnya dari leher Arina, menatap Arina yang kini masih melirik dengan ganas ke arah Arjuna.
"Santai kenapa sih, Sayang? Jangan kasar sama gue, ini bisa masuk kasus KDRT," ucap Arjuna dengan nada yang terdengar menyebalkan di telinga Arina. Arina mendengkus, merasa kesal dengan sikap Arjuna yang terkesan keras kepala.
"Lepasin nggak? Gue mau masak," ketus Arina.
"Morning kiss dulu!" Arjuna mengeratkan pelukannya, tak memberi celah bagi Arina untuk melepaskan dirinya. Arina yang mendengar ucapan Arjuna memelototkan matanya, kenapa Arjuna jadi mesum seperti ini?
"Big no! Kok lo mesum sih, Jun? Kebanyakan nonton bokep sih lo," protes Arina tidak terima.
"Emang salah kalau gue minta hak gue? Udah halal gini," balas Arjuna tak acuh. Dia kembali mengendus dan menciumi leher Arina. Sesekali menggigitnya dengan pelan. Arjuna tak menghisapnya karena takut akan meninggalkan bekas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Girl!
Jugendliteratur𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 ✓ Anak SMA seperti Arjuna dan Arina memang suka penasaran, selalu bilang ingin cepat dewasa, dan gemar mencoba banyak hal. Namun, pernikahan jelas bukan salah satunya. Dua manusia itu menentang habis-habisan keputusan kel...