Karena terlalu cinta, hingga kecewa pada akhirnya.
• Happy Reading •
Berkali-kali Arina mencoba menghubungi suaminya.. Mulai dari spam chat sampai spam call. Namun, tak satu pun yang Arjuna balas atau angkat. Hal itu membuat Arina cemas, pasalnya jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, terlalu larut untuk sekadar bermain apalagi berkeliaran. Apalagi Arjuna tak memberi kabar kepadanya. Dan Arina juga tahu bahwa pulang sekolah tadi Arjuna mendatangi Dion.
Berbagai praduga yang buruk memenuhi otaknya, bagaimana kalau Arjuna kenapa-napa? Bagaimana kalau Arjuna kalah dan terluka parah? Dan yang paling buruk bagaimana kalau Arjuna ... mati?
"Arjuna! Lo ke mana, sih?" teriak Arina frustrasi. Gadis itu mengacak-acak rambutnya yang memang sudah acak-acakan. Ingin rasanya Arina keluar, mencari Arjuna dan menemukannya. Namun, apakah Arina berani melewati lorong apartemen yang mungkin sudah sepi? Menaiki lift seorang diri untuk sampai di lantai bawah? Membayangkan itu semua membuat Arina bergidik ngeri.
Kedua bola mata Arina tak henti-hentinya menatap ponsel, pintu kamar juga jam dinding di kamarnya bergantian. Telapak tangannya sudah begitu basah akibat berkeringat, dia begitu khawatir dengan keadaan Arjuna.
Arina mencoba menghubungi nomor Kenzho yang tadinya tidak aktif, mungkin saja kini sudah berbeda keadaannya. Belum sempat Arina menelfon Kenzho, bel apartemen berhasil mengalihkan perhatiannya. Mata Arina berbinar, mungkinkah itu Arjuna? Tapi, untuk apa Arjuna memencet bel? Bukankah ini apartemennya?
Tak mau buang waktu, Arina berlari ke depan. Membuka pintu dengan tergesa-gesa. Matanya membulat sempurna begitu melihat Kenzho sedang memapah Arjuna yang tak sadarkan diri. Jantungnya berdegup kencang melihat keadaan Arjuna, Arina mendekat. Dan dia mencium aroma alkohol dari jaket yang Arjuna kenakan.
"Ken? Arjuna kenapa?" tanya Arina belum bisa menyembunyikan keterkejutannya. Kenzho tak menggubris Arina yang masih mematung. Pemuda berkulit putih itu membawa Arjuna masuk ke apartemennya. Tepatnya ke dalam kamar.
"Kenzho!" Kenzho menatap Arina yang kini berdiri di belakangnya, terlihat oleh Kenzho air mata keluar dari kedua kelopak mata Arina.
"Arjuna mabok, Rin. Kalau gitu gue pamit dulu." Setelah berkata seperti itu, Kenzho berjalan melewati Arina. Meninggalkan Arina yang masih dilanda kegelisahan dan kebingungan akibat Arjuna.
Arina berjalan menuju ranjang. Melihat wajah Arjuna yang memerah karena pengaruh alkohol. Dengan telaten, Arina melepas sepatu juga jaket Arjuna. Arina menyelimuti Arjuna dengan rapi kemudian berbaring di sebelah Arjuna.
"Lo sebenernya kenapa?" bisik Arina dengan suara parau. Dengan pelan, gadis itu membelai pipi Arjuna. Memandang wajah tampan suaminya yang kali ini terlihat kacau, tak seperti hari-hari biasanya yang terlihat cerah dan menawan.
•••
Arina membuka matanya perlahan. Tangannya meraba samping, tepatnya ke tempat di mana Arjuna semalam berbaring. Kosong, tak ada Arjuna di sisinya. Arina bingung, di mana Arjuna sekarang? Masih jam setengah empat pagi, tak mungkin Arjuna ke sekolah sepagi ini, kan?
Percikan air yang berasal dari kamar mandi mengalihkan perhatian Arina, juga suara Arjuna yang seperti orang muntah. Dengan langkah seribu, Arina menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan langsung ke Arjuna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Girl!
Novela Juvenil𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 ✓ Anak SMA seperti Arjuna dan Arina memang suka penasaran, selalu bilang ingin cepat dewasa, dan gemar mencoba banyak hal. Namun, pernikahan jelas bukan salah satunya. Dua manusia itu menentang habis-habisan keputusan kel...