Kalau gue sukanya sama lo, pacar gue bisa apa?
• Happy Reading •
"Ah ... aw, anjir pelan-pelan, bodoh!" Arina mendengkus bosan saat mendengar ringisan Arjuna untuk yang kesekian puluh kalinya, saat ini gadis cantik itu sedang mengobati luka-luka di wajah suaminya.
"Ini udah pelan, Jun! Lo aja yang lebay," ketus Arina mengerucutkan bibirnya. Dia kesal dengan Arjuna yang sangat menyebalkan, bahkan kapas yang sudah ditetesi alkohol itu belum menyentuh bagian wajahnya yang terluka. Namun dia sudah meringis kesakitan. Aneh! Arjuna terkekeh melihat wajah Arina yang cemberut, menurutnya Arina terlihat sangat cantik saat sedang kesal.
"Ya udah. Maaf deh, sini lanjutin!" ucap Arjuna kemudian menarik tangan kanan Arina untuk kembali mengobati lukanya. Arina gugup saat tangan Arjuna tak kunjung melepas tangannya, apalagi tatapan mata Arjuna yang berbeda dari biasanya.
"Obatin, Sayang! Jangan bengong kayak gitu. Gue tahu gue ganteng," ucap Arjuna dengan gaya tengilnya, Arina refleks memukul pelan pipi Arjuna yang terluka. Arjuna memekik, membuat Arina gelagapan.
"Maaf, Jun. Nggak sengaja, yakin, deh," sesal Arina dengan mengangkat dua jarinya, pertanda minta maaf. Dengan telaten, dia kembali mengobati luka di wajah Arjuna. Arjuna sendiri memejamkan matanya menikmati sensasi yang dirasakannya. Rasanya sungguh berbeda saat Arina yang mengobati luka-lukanya. Kayak ada manis-manisnya gitu.
Arina menurunkan tangannya saat dirasa tugasnya telah selesai, kemudian menatap Arjuna yang masih setia memejamkan mata. Arina mengerutkan keningnya bingung, Arjuna tidur, ya? Apa mati?
"Jun," panggil Arina pelan. Arjuna membuka sebelah matanya untuk mengintip Arina.
"Hem," dehamnya pelan.
"Udah selesai." Arjuna tak menjawab, dia membuka matanya dan menatap Arina dalam. Laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk menyentuh tangan Arina. Lalu menggengam tangan Arina di atas pahanya sendiri.
"Lo tadi ngapain nyusulin gue?" tanya Arjuna yang membuat Arina kebingungan untuk menjawab. Arina pusing, dia belum menyiapkan jawaban yang masuk akal untuk ini. Masak iya dia mengatakan hal yang sejujurnya? Dia tak bisa tidur, bisa-bisa Arjuna besar kepala! Dan merasa dirinya sangat dibutuhkan. Tapi memang iya, sih.
"Anu ... gue, gue emh—"
"Yang jelas, Rin! Lo khawatir sama gue, ya?" Arina membulatkan matanya mendengar penuturan Arjuna. Apa katanya? Khawatir? Ya iyalah.
"Enggak, kok," jawab Arina mantap, Arjuna memiringkan kepalanya. Menatap Arina tak percaya. Dia sangsi jika Arina tak mengkhawatirkannya. Kalau tidak khawatir, mengapa malam-malam dia rela nyusulin Arjuna dan menjadikan harga dirinya sebagai taruhannya?
"Makasih udah khawatir." Arina terbengong saat Arjuna mencium pipinya, dia masih belum bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Apa tadi? Arjuna menciumnya? Yang benar saja! Oh, pengin lagi!
Arjuna tersenyum melihat wajah syok Arina, dia mengacak rambut Arina yang sudah lebih dulu berantakan. Lalu pandangannya turun ke pergelangan tangan Arina, dia melupakan sesuatu. Tangan Arina juga terluka, ada bekas merah di sana. Arjuna yakin, ini ulah Dion yang menarik tangan Arina terlalu kuat. Hal itu menyulut amarah di hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Girl!
Ficção Adolescente𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 ✓ Anak SMA seperti Arjuna dan Arina memang suka penasaran, selalu bilang ingin cepat dewasa, dan gemar mencoba banyak hal. Namun, pernikahan jelas bukan salah satunya. Dua manusia itu menentang habis-habisan keputusan kel...