19. Ribet

26.9K 2K 46
                                    

Jangan ngode-ngode, gue pusing.

• Happy Reading •

Arjuna sengaja bolos di tiga jam pertama. Dia tahu jika ada rapat setelah istirahat. Dan dia memilih masuk kelas ketika jam kosong. Tadi pagi pun ketika dia akan berangkat sekolah, Arina sudah berangkat. Dan Arjuna berangkat sendiri pada akhirnya, sebelum sekolah tadi dia juga sempat membeli ponsel baru karena ponselnya remuk semalam.

Kini, lelaki itu berjalan dengan santai ke sekolah. Sengaja, Arjuna memarkirkan motornya di parkiran luar sekolah. Dia juga tak membawa tas agar tak ribet saat memasuki sekolah. Sampai di gerbang, sudah ada satpam penjaga yang selalu standby di sana.

"Pak, saya izin masuk," kata Arjuna tanpa menghilangkan kesopanannya.

"Habis dari mana? Bolos, ya?"

"Enggak, Pak. Tadi beli flashdisk di konter depan," alibi Arjuna.

"Bohong, mana flashdisknya?"

Arjuna menghela napas, lantas tangannya merogoh saku bajunya. Dan menunjukkan benda kecil berwarna hitam ke arah satpam penjaga. "Ini, Pak."

"Ya udah, kamu boleh masuk."

"Makasih, Pak."

Arjuna tersenyum miring begitu menginjakkan kakinya di area sekolah. Lelaki itu dapat dengan mudah mengelabuhi satpam penjaga, dan dia bangga akan pencapaiannya itu. Arjuna pun segera berlari ke kelasnya.

Sampai di kelas, Daniel dan Kenzho tengah bermain game online di ponsel mereka masing-masing. Arjuna pun duduk bergabung dengan mereka. Matanya melirik ke bangku Arina dan teman-temannya, mencari keberadaan mereka.

"Ciwi-ciwi pada ke mana?" tanya Arjuna.

"Bolos dari pagi. Tadi Nesya kabarin gue lagi nongkrong di kafe," balas Kenzho yang tahu siapa ciwi-ciwi yang Arjuna maksud.

"Oh, gitu."

Arjuna mengangguk, lalu mengeluarkan ponsel barunya dan sibuk sendiri setelahnya.

•••


Pulang sekolah tadi, Arjuna main ke rumah Kenzho. Mereka bermain PS bersama di sana. Sampai malam. Dan Arjuna khawatir ketika Kenzho tadi telfonan dengan Nesya lalu membahas Arina yang menangis karena Fahri. Lantas, Arjuna langsung pulang. Dan kini dirinya sudah berada di depan pintu apartemennya.

Arjuna membuka pintu apartemennya, namun hanya gelap yang ditemuinya. Arina ke mana? Pikirnya. Dengan tergesa laki-laki itu mencari sakelar lampu dan menghidupkannya, setelah itu melesat ke kamar. Arjuna membuka pintu dengan pelan, keadaan sama dengan ruang tamu. Yaitu gelap, Arjuna menekan sakelar lampu dan melihat Arina tengah berbaring miring di ranjang dengan memunggungi Arjuna. Arjuna menghela napas lega saat melihat Arina tidak apa-apa. Dengan langkah pelan Arjuna berjalan ke ranjang sambil membuka jaketnya, juga sepatu yang masih bertengger manis di kedua kakinya yang panjang.

Laki-laki berkaus hitam itu menaiki ranjang dan berbaring di sebelah Arina. Dengan pelan agar tak mengganggu tidur Arina yang mungkin belum lama, karena Arjuna merasakan napas Arina masih belum teratur. Arjuna berbaring miring di sebelah Arina, siku kanannya digunakan untuk menyangga kepalanya. Dan dengan posisi seperti ini dia dapat melihat wajah Arina yang tertutupi rambut hitamnya. Tangannya terulur untuk menyingkirkan rambut nakal yang menutupi sebagian wajah gadisnya. Sehari tak melihat Arina membuat Arjuna didera rindu yang tiada habisnya. Oleh karena itu, malam ini dia ingin memuaskan dirinya dengan memandangi wajah Arina yang sedang tertidur.

Oh, My Girl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang