45. Arina yang Aneh

15.9K 965 57
                                        

• Happy Reading •

Arjuna memandangi Arina yang terbaring di ranjang dengan khawatir. Perempuan yang ditatap Arjuna hanya menyunggingkan senyum manis seperti biasa, seolah tak pernah terjadi apa-apa pada dirinya. Saat ini mereka sedang berada di ruang kesehatan. Sebenarnya Arjuna sudah ingin membawa Arina ke rumah sakit, namun tadi Arina sudah terlanjur sadar dan meminta untuk ke sini. Di sana juga ada Kenzho, Nesya juga Daniel yang duduk di kursi.

"Aku nggak papa, Jun. Udah deh nggak usah panik kayak gitu!" ujar Arina yang sepenuhnya tahu apa yang Arjuna pikirkan.

"Iya lah, kamu nggak papa. Kan aku yang papa, mamanya kamu," balas Arjuna asal.

"Makin lama emang kamu makin nggak jelas, Jun." Arina menapuk pipi Arjuna pelan.

"Ini beneran, Rin? Kamu nggak apa-apa?" tanya Arjuna lembut. Tangannya meraih telapak tangan Arina untuk digenggamnya. Arina mengangguk dan mencoba bangkit untuk duduk, dengan bantuan Arjuna tentunya.

"Kita pulang, ya?" tawar Arjuna. Arina menggeleng pertanda tidak setuju.

"Kamu ada jadwal, Jun. Nggak usah sok-sok an mau bolos," ujar Arina.

"Nggak apa-apa, nanti nitip absen sama Daniel."

"Enggak, orang aku nggak apa-apa. Aku juga mau masuk kelas."

"Arin bener udah nggak apa-apa?" tanya Nesya yang sejak tadi hanya diam.

"Iya, Rin. Bibir lo masih pucet itu," tambah Daniel. Sementara Kenzho hanya mengangguk-angguk sejak tadi.

"Nggak apa-apa, astaghfirullah. Ngeyel banget jadi orang," kesal Arina.

"Ya udah, ayo aku anter ke kelas, Yang!" Kenzho yang sejak tadi hanya diam mulai menggapai tangan Nesya. Mengajak gadis itu untuk pergi dari sana. Memang Arina dan Nesya tidak satu fakultas. Arina bersama Kenzho, di fakultas bahasa. Daniel dan Arjuna di fakultas ekonomi. Sementara Nesya sendirian di fakultas kedokteran.

"Nggak apa-apa, Sa. Lo duluan aja," ucap Arina saat Nesya menatapnya.

"Ya udah, kita pergi dulu." Kenzho dan Nesya pun berlalu, menyisakan tiga orang di dalam sana.

"Lo kalo mau duluan aja, Dan." Arjuna menatap Daniel yang terus sibuk dengan ponselnya.

"Nggak. Sekalian aja, bolos ya ayo," jawab Daniel asal. Dia tak mengerti akibat dari ucapannya Arina malah mencubit keras lengan Arjuna.

"Kalau kamu berani bolos, nanti aku potong adek kamu," ancam Arina yang membuat Arjuna bergidik.

"Nggak, Ayang. Janji deh, Daniel tuh yang kurang ajar."

"Daniel juga, kalau mau nakal jangan ajak-ajak Arjun, bodoh!" semprot Arina.

"Nggak, Rin. Canda, kenapa dimasukin hati sih omongan gue? Baperan amat," sahut Daniel.

"Ini nih yang buat lo nggak laku-laku. Songong gitu orangnya."

"Gue bukannya nggak laku, Rin. Tapi gue terlalu subhanallah untuk mereka yang astaghfirullah," kelakar Daniel yang membuat Arjuna berdecak. Sementara Arina hanya tersenyum kecil melihat sehabat suaminya itu.

Oh, My Girl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang