"Nama kamu manis, wajah kamu manis, kurang senyum aja supaya makin manis. Gula jadi cemburu karena di kalahin sama kamu manisnya."
***
Seorang lelaki tampan berseragam putih abu-abu dengan jaket kulit hitam yang membalut, berjalan di area koridor lantai pertama yang rata-rata kelas dipenuhi dengan kelas X.
Tentu saja sebelum menuju lantai atas, lantai 3. Tempat di mana kelas XII berjajar rapi, lelaki tampan itu harus melewati koridor lantai 1.
Sekarang masih pukul 6 pagi, tak banyak murid-murid yang datang. Sebagian hanya siswi saja yang sedang mengobrol di depan kelas atau di taman.
Selebihnya Erlang tidak tahu di mana, namun satu yang janggal. Matanya menatap pada satu arah di pintu kelas X, dimana di sana terdapat seorang gadis yang termenung di pintu kelas. Posisinya menyandar di kusen.
Erlang menatap bingung gadis itu, sampai sang gadis menoleh ke arahnya dan Erlang dapat melihat dengan jelas matanya merah dan sembab seperti habis menangis.
Gadis itu tak di temani siapapun, hanya seorang diri di depan kelas dan menatap langit biru cerah dengan pandangan yang sendu.
Kaki cowok itu gatal sekali ingin menghampiri, namun yang di dapatinya hanyalah nyali yang tiba-tiba ciut dan seperti ingin menatapnya saja dari jauh.
Ada yang aneh dengan gadis itu menurut penilaian Erlang, gadis itu seperti memiliki kehidupan yang rumit yang sulit ia tafsir melalui matanya.
Ia merasa aneh dengan dirinya, biasanya ia memiliki nyali yang besar seperti memukul orang jika ia sedang marah dan memberikan gertakan dan ancaman bagi orang-orang yang pantas mendapatkannya.
Namun kemana dirinya yang di kenal jago memukul orang dengan Kick Boxing nya jika pada akhirnya hanya dengan seorang gadis saja nyalinya langsung ciut.
Keputusannya sudah bulat, ia akan meninggalkan gadis itu. Jika mereka nanti di pertemukan kembali, maka Erlang akan pastikan mereka harus berjodoh.
***
"Baik anak-anak, Bel istirahat sudah berbunyi. Jangan ada yang diam di kelas saat jam istirahat, nanti ibu sumpahin kalian jadi katak,"
Ancaman itu sontak menggelitik tawa para murid, sang guru merasa tak peduli dan berjalan dengan santai meninggalkan kelas.
"WOY, KANTIN, WOY. JON, TIDUR BAE LU JON. GUE SEMPROT LO PAKE AIR KENCING GUE LU!" teriak Erlang dengan lantang memanggil temannya yang bernama Jojon, sontak semua murid di kelas tertawa terbahak-bahak.
Anak-anak yang berada satu kelas dengan Erlang, tidak akan pergi ke kantin sebelum sang anak dari pemilik sekolah keluar dari sana.
Itu termasuk rasa hormat meraka supaya tidak di hajar oleh sang Erlang Jordan. "EH, LANG. GUR LAGI MIMPI DI TIDURIN SAMA ARIANA GRANDE NIH AH, GANGGU BAE LU!!"
"HITUNGAN KEDUA LU KAGAK BANGUN, KAGAK GUE PINJEMIN MOTOR LAGI LO!!" Ancam Erlang menggebrak meja nyelonong keluar kelas di ikuti keempat temannya, belum termasuk Jojon.
Jojon dengan segera meluncur menghampiri Erlang sebelum apa yang cowok itu ancami benar terjadi, bisa-bisa pamornya turun setelah itu.
Sekarang, lngkaplah sudah geng mereka. Kelas XII IPA 1 itu adalah biang dari seluruh masalah di sekolah ini yang di ketuai oleh seorang cowok bernama Erlang Jordan Salvador Denza.
Yang seling dijuluki oleh semua orang dengan sebutan Bad Erlang.
"Eh, lo tahu kagak kemaren Erlang kepergok mojok sama cewek kelas sebelah terus Erlang katanya mau cium ceweknya," ejek Febry sontak membuat semua temannya tertawa.
Sedangkan cowok yang di jadikan bahan perbicangan hanya diam dengan gayanya yang cool seraya bersiul menatap cewek-cewek yang menurutnya cantik dengan menggoda.
Ayolah, generasi millenial seperti dia itu tak mungkin tak tergoda dengan cewek canti apalagi yang seragam sekolahnya sengaja di ketatkan dan rok yang span.
Jangan ragukan pamor Erlang teman, mantannya itu tak bisa di hitung menggunakan tangan saja, cukup pacaran selama 1 minggu atau tidak paling dekat 1 hari akan segera ia putuskan.
Erlang pacaran jika ia tertarik secara fisik saja dengan cewek itu, jika menurutnya sudah membosankan. Ia akan segera memutuskannya dengan bicara langsung.
Erlang tidak pengecut dengan memutuskan seorang cewek begitu saja melalui aplikasi chat seperti, LINE atau DM Instagram.
BUKK
Tiba-tiba dari arah berlawanan seorang perempuan yang membawa banyak buku di gendongannya itu memekik pelan melihat semua buku-buku yang di bawanya berceceran di lantai.
Cewek itu dengan tampang datar berjongkok memungut semua buku-buku itu tanpa sepatah katapun, Erlang memperhatikannya secara teliti.
Pikirannya pun melayang kembali pada kejadian tadi pagi di koridor kelas sepuluh dan seorang gadis yang termenung di pintu kelas
Gadis itu adalah gadis yang tadi Erlang lihat di koridor lantai 1.
Untuk yang kedua kalinya mereka di pertemukan tanpa rencana yang di sepakati, maka dapat Erlang yakini bahwa mereka pasti berjodoh dan harus berjodoh.
Dengan tipis, bahkan sangat tipis. Diam-diam cowok itu tersenyum memperhatiian gadis manis itu, matanya berubah lembut namun kembali menjadi tajam.
Gadis itu berdiri setelah kembali memungut bukunya ke posiai semula, sambil menunduk gadis itu mengucapkan maaf dengan pelan.
"Maaf, kak."
"Kakak gak denger kamu ngomong apa, manis," jawab Erlang.
Kamu, gaya bahasanya tanpa sadar berubah. Hanya pada gadis itu.
"Aku minta maaf, aku gak sengaja nabrak kakak tadi," cicit gadis itu dengan nadanya yang mulai gelisah.
"Tatap kakak," perintahnya.
Gadis itu dengan takut dan gelisah mulai menaikkan pandagannya, mata bulatnya itu menatap polos dirinya. "Udah."
"Satu saran dari kakak, belajar senyum ya, manis. Karena kakak tau kalo kamu senyum wajah kamu yang manis itu jadi makin manis."
Gadis itu bungkam seribu bahasa, ia pangling ingin menjawab apa. Takut-takut balasan yang ia berikan dapat membuat cowok itu marah.
Dari penampilannya saja sudah membuat nyali gadis itu runtuh, baju di keluarkan dan celana yang di bagian lututnya di robek di sebelah kiri.
Erlang kembali bertanya, "Nama kamu siapa, manis?"
"Mauren," jawab gadis itu masih tanpa senyuman.
"Nama kamu manis, wajah kamu manis, kurang senyum aja supaya makin manis. Gula jadi cemburu karena di kalahin sama kamu manisnya."
Sebelum beranjak pergi, Erlang menyempatkan diri untuk mencolek dagu gadis yang ia sebut manis itu dan mengedipkan sebelah matanya.
Orang-orang yang memperhatikan interaksi kedua orang itu menjadi heboh sendiri, langka sekali bila melihat seorang anak sulung dari pemilik sekolah ini tersenyum pada cewek anti sosial itu.
Gadis itu tak bisa berkata apa-apa lagi.
***
14 Mei 2018.
18.13 WITA.Gimana prolog nya, bagus gak?
{IG: @ Cintaa.y}
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ERLANG
Teen Fiction-END- #49 in Teen Fiction (August 12, 2018) #1 in Teen (June 9, 2019) Erlang Jordan Salvador Denza, Memiliki sifat galak sekaligus wajah yang tampan nan romantis. Kick Boxing adalah cabang olahraga yang paling ia sukai, selain menjadi anak dari pemi...