I wanna sleep tight with my woman and my son.
***
"Duduklah disini, aku tau tadi pasti sakit. Aku minta maaf sekali lagi."
"Tak apa, untuk wanitaku. Semua akan aku lakukan termasuk memaafkan," balasnya sembari menarik tangan Mauren agar duduk di sampingnya.
"Erlang, cukup. Aku harus mengurus Piter, dia belum mandi, dan belum mengerjakan PR nya. Aku tak bisa duduk santai seperti ini," tolaknya kembali berdiri kemudian memanggil Piter.
"Piter, sayang!"
"Iya, ma?"
"Mandi, sayang. Ambil handuknya sekarang!"
"Baik, ma!" Balas Piter berteriak dan beberapa saat kemudian anak itu berlari keluar dari kamar sambil membawa handuk bergambar tokoh kesukaannya, batman.
"Piter, masuk ke kamar mandi dulu. Nanti mama akan menyusul ya."
Piter mengangguk patuh dan berjalan menuju kamar mandi setelah sebelumnya melihat papanya.
"Aku ingin memandikannya, biarkan aku memandikan anakku, Mauren," pinta Erlang sedangkan kakinya masih berusaha untuk berdiri sempurna.
Mauren menggeleng, memaksanya untuk duduk kembali. "Kamu masih belum bisa berdiri sempurna, kakimu pasti masih sakit."
"Tidak, aku ingin memandikan anakku."
Mauren menghela nafas, membantunya berdiri dari sofa dan menuntunnya ke kamar mandi dimana si pria kecil sudah menunggu disana.
"Piter, kali ini papa yang akan memandikanmu."
Piter menoleh saat mendengar suara mamanya, menaruh mobil-mobilan plastiknya di samping pintu kamar mandi lalu berdiri tegak sembari tersenyum.
"Papa sudah baikan? Papa yakin bisa memandikan Piter?" Terdengar nada berharap dari ucapan yang barusan Piter ucapkan.
"Semuanya bisa papa lakukan untuk orang yang papa sayang." Erlang mengangkatnya menuju gendongan dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi.
"Hati-hati." Hanya itu yang bisa Mauren sampaikan untuk mereka.
Selagi menunggu mereka selesai dengan urusannya, Mauren berjalan ke dapur menyiapkan makanan untuk makan malam nanti.
Seperti biasa, menu makanan tidak akan pernah lebih dari ayam, tahu, tempe, dan nasi. Mauren tak yakin jika Erlang bisa makan makanan seperti ini.
Jika tidak, Mauren tak peduli lagi. Jika ia lapar, silahkan makan. Dan jika tidak, ya tidak usah memaksakan diri.
***
Semuanya sudah lengkap, Piter sudah berganti baju dan tubuhnya juga sudah bersih. Mereka, kedua pria itu sedang berada di ruang tamu.
Duduk berdua sambil mengerjakan Pekerjaan rumah milik Piter, Erlang merasa berbeda. Berbeda dalam artian rasa seperti ini tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Perasaan dimana ia merasa lebih nyaman dan hangat saat dekat dengan Piter, anaknya seperti memancarkan aura positif bagi hidupnya yang kelam.
Berbagai pertanyaan terus keluar di setiap menitnya, dengan begitu Erlang merasa lebih di hargai dan tugasnya sebagai seorang ayah merasa terlaksanakan.
"Papa, ayo makan. Sepertinya mama sudah selesai masak, Piter sudah sangat lapar." Dengan semangat empat lima ia menutup buku PR nya lantas menarik tangan papanya.
"Ayo, pa. Kita makan."
Erlang menyambut tangannya dan mengikuti kemanapun langkah anaknya membawa, dan tiba-tiba tanpa dirasa mereka sudah sampai di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ERLANG
Teen Fiction-END- #49 in Teen Fiction (August 12, 2018) #1 in Teen (June 9, 2019) Erlang Jordan Salvador Denza, Memiliki sifat galak sekaligus wajah yang tampan nan romantis. Kick Boxing adalah cabang olahraga yang paling ia sukai, selain menjadi anak dari pemi...