PART 17 ¤ Want To Meet ¤

89.8K 4.9K 192
                                    

"Berusahalah untuk sadar, Erlang telah mempermainkanmu dan sudah memiliki pujaan hatinya sendiri."

***

"Erlang..."

Mauren mematung memperhatikan mereka, terlebih ketika pandangannya beralih pada seorang gadis kecil dengan boneka di tangannya sedikit membuatnya pedih.

Mereka terlihat seperti keluarga bahagia, dan Erlang menatapnya dengan pandangan datar seolah-olah mereka tak pernah kenal.

Matanya tak memancarkan rasa sayang seperti ketika pertama kali mereka bertemu dan memanggilnya dengan debutan manis.

Di mananya manis, apakah kepahitan ini yang di katakan manis oleh Erlang?

Dia bahkan hanya membalas pesannya dengan satu atau tiga kata.

Tubuhnya hendak terjatuh namun seseorang di belakangnya melingkarkan tangannya untuk menopang tubuhnya yang rapuh.

"Jangan terjatuh, jika kamu seperti itu kamu akan terlihat seperti manusia yang rapuh," ucap Rivera membantunya untuk kembali berdiri tegak.

"Itu Er-Erlang kan, Riv?" Tanya Mauren dengan sedikit terbata, juga matanya yang menatap dalam.

"Iya, itu dia. Bangkitlah Mauren, jadilah gadis yang kuat!"

"It-ittu Kak Linda, bukan?"

Rivera membuang wajahnya, jika mendengar nama perempuan itu saja sudah membuatnya sangat muak. Ia membenci perempuan dengan nama Linda itu.

Perempuan tamak akan harta, semua akan ia lakukan untuk mendapatkan apa yang gadis ular itu inginkan. Dan sekarang, Erlang lah korbannya?

Ia tahu, bahwa hanya penyesalan sajalah yang akan menjadi akhir dari segala sikap Erlang saat ini yang di berikan untuk Mauren karena wanita ular itu.

Rivera hanya membiarkan semua ini berjalan seperti bagaimana seharusnya, pria itu tak akan mengatakan apa-apa pada Erlang perihal latar belakang Linda.

Biar dia sendiri yang merasakan penyesalan yang amat sangat menyedihkan, ia membuang yang baik dan menarik yang buruk

"Mauren, kita pergi dari sini." Rivera menarik tangannya untuk menjauh namun Mauren tetap tak ingin beranjak sedikitpun.

"Mauren, ikut aku."

"Enggak, aku mau bicara sama Erlang. Aku rindu dia," lirih Mauren kemudian melangkah namun tangannya kembali di tarik untuk tetap pada posisi semula oleh Rivera.

"APA YANG ADA DI PIKIRANMU, MAUREN!?"

"Aku mau ketemu Erlang."

"Percuma, Mauren! Gak akan ada hasilnya, pacar kamu yang baik itu sudah nyaman dengan pilihannya," tekan Rivera kembali untuk menyadarkan apa yang terjadi sebenarnya.

"Enggak, gak mungkin! Erlang masih sayang aku, dia gak sejahat itu buat buang aku--"

"TAPI ITULAH KENYATAANNYA! SADAR, MAUREN!!!" Bentak Rivera menghampaskan tangannya dan gadis itu terjatuh ke rerumputan taman rumah sakit.

Baru saja Muren ingin bangkit untuk berlari menemui Erlang, tetapi pemandangan yang kini di lihatnya malah membuat hatinya semakin rapuh dan putus asa.

Erlang sedang menggendong anak gadis itu, tertawa dengan bahagia seraya membawa anak gadis itu mengudara dan Linda tertawa melihatnya.

Pemandangan itu begitu menyakitkan baginya, dan matanya bergerak mengikuti langkah mereka yang menjauh memasuki sebuah ruangan yang di ketahuinya adalah ruangan dokter.

BAD ERLANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang