"Tapi aku maunya kamu sama aku bukan sama Dia!"
***
"Oh, god. What is that? Kiss in the hospital?" Tanya Brian pada dirinya sendiri dengan alisnya yang berkerut.
Dalam hati ia berpikir, bagaimana jika dokter ataupun suster masuk ke dalam kamar inapnya dengan mereka yang masih dalam keadaan berciuman?
Biasanya jika Rivera melakukan hal yang lebih ini bersama wanita jalang di klub, yang pertama yang akan ia lakukan adalah mengunci pintu?
Lalu kenapa saat ini Brian merasa Rivera sangatlah bodoh karena di butakan oleh cinta sehingga lupa hanya untuk mengunci pintu?
Perlahan tapi pasti, pria yang kembali memasukkan tangannya ke dalam saku itu berjalan seperti maling dengan mengendap-endap memasuki kamar menuju sofa.
Namun baru saja ia melangkah setengah jalan, keadaan tiba-tiba berubah hening, suara decakan yang beberapa saat ia dengar tiba-tiba di gantikan dengan keheningan.
Brian menoleh ke arah sampingnya dan IYA! Dirinya ketahuan, mereka sama-sama menoleh dengan mengernyitkan dahi. "Lo ngapain, Yan?"
"Ah? Gue? Lo ngomong sama gue, Riv?" Tunjuk Brian ke dadanya dengan wajah yang kelewat konyol seperti maling asli yang tertangkap basah.
Rivera tersenyum sinis, "Enggak, gue ngomong sama valak."
"Ha? Valak? Mana Valak? Emang ada Valak di Indonesia?"
"Ada, Elo Valaknya, Brian," tekan Rivera dengan lirikan tajam yang memunculkan cengiran khas Brian.
"Oh, ayolah. Jangan serius-serius amat, gue kan cuma masuk aja."
"Iya, lo masuk ke sini gue tau. Tapi lo juga harus sadar kalo moment ciuman gue tiba-tiba ancur gegara lo!"
Brian tersenyum menggoda, memainkan alisnya naik-turun dengan tangan yang menunjuk-nunjuk mereka dengan gerakan menuduh.
"Oke, gue keluar kok. Gue gak sejahat elo, Riv. Pas di klub 5 hari lalu," goda Brian dengan berjalan sesantai mungkin keluar dari kamar.
Namun ketika Brian hendak menutup pintunya tiba-tiba saja dari dalam kamar ia mendengar suara teriakan Mauren yang menyuruhnya untuk berhenti.
Kepalanya kembali menyembul untuk melihat," Kenapa, Ren?"
"Aku mau ikut kamu!"
Baru saja Mauren hendak berjalan, sebuah tangan secara sengaja menahan pinggangnya untuk kembali menempel dengan tubuhnya.
"Jangan pergi, disini aja. Sama aku," bisiknya dengan suara yang berat-berat seksi.
"Tapi... aku mau sama Brian aja," tolak Mauren dengan memalingkan muka menyembunyikan semburat merah menyebalkan yang tiba-tiba muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ERLANG
Teen Fiction-END- #49 in Teen Fiction (August 12, 2018) #1 in Teen (June 9, 2019) Erlang Jordan Salvador Denza, Memiliki sifat galak sekaligus wajah yang tampan nan romantis. Kick Boxing adalah cabang olahraga yang paling ia sukai, selain menjadi anak dari pemi...