PART 27 ¤ I Hate You, I Love You ¤

96.4K 5K 208
                                    

Ketika ia pergi, kamu pasti menyesal. Karena pergi adalah bentuk dari suatu perpisahan.

***

Dalam kondisi kamar yang remang-remang, hanya sinar rembulan dari langit yang menyinari kamar yang terlihat mencekam itu.

Kini sudah ada sebuah surat di tangan Erlang, cowok itu duduk di atas kursi kayu balkon. Menikmati angin malam tanpa pencahayaan selain rembulan.

Matanya memandang tajam rembulan itu seolah-olah apa yang ia lihat kini adalah tujuan dari segala takdirnya, memang benar adanya.

Bulan terlihat dekat, namun ketika kita berusaha gapai, kita pasti akan merasa jalan yang harus kita tempuh itu jauh.

Tangannya tak bergerak, sikunya masih menumpu pada lengan kursi kayu. Sedangkan pikirannya berjalan pada kejadian saat di rumah sakit itu.

Erlang tak bisa mengatakan jika apa yang ia lakukan pada Mauren itu adalah hal keji, jika ia bilang menyesal juga tidak dan bahagia juga tidak.

Jika Mauren meminta putus, baiklah. Jika itu keinginan gadis itu, Erlang tak bisa memaksanya lebih jauh lagi. Namun, rasa mencintai masih tetap ada.

Status itu tak penting, namun hubungan yang penting. Dengan Erlang melakukan itu pada Mauren, akan ada makhluk kecil tumbuh dalam rahimnya.

Jujur saja, Erlang sangat mengharapkan itu.

Kali ini mungkin Erlang membiarkan sekenario tuhan berjalan, namun ketika menu utama sudah mulai bermain taktik. Erlang akan kembali mendapatkan cintanya.

Soal Linda, ia sudah tak peduli lagi. Biarkan semua takdir berjalan seirama dengan kehidupan berbeda, Linda dengan urusan pribadinya begitupun juga dia.

Ia merasa tak salah karena memang ia tak salah, ia tak memiliki rasa apa-apa pada Linda. Mungkin jika menurut pengelihatan Mauren sendiri ia terlihat cuek namun cintanya tetap ada.

Panggilan manis untuk Mauren dulu masih terpendam hangat dalam ingatannya, akan ada saat dimana ia akan kembali memanggil Mauren dengan sebutan itu.

Sekali lagi, semua hanya masalah waktu.

Rindu, adalah rasa yang sangat menyakitkan jika dirasakan oleh orang-orang yang benar mencintai. Secara fisik Erlang terlihat seperti cowok yang terobsesi dengan Mauren.

Namun pada kenyataannya, hati hanyalah diri sendiri yang tau. Jantungnya bergemuruh saat menatap mata kosong dan hampa yang selalu di pancarkan Mauren.

Ia sadar ketika Mauren memancarkan sedikit sinar terang begitu ia memberikan hal kecil namun di anggap romantis olehnya. Erlang bahagia disaat-saat itu.

Namun sekarang, semua sidah berbeda. Biarkan semua berjalan masing-masing dulu, lalu jika sudah waktu tiba. Disanalah peran Erlang Jordan Salvador Denza akan bermain.

Tangannya perlahan-lahan membuka kertas itu, lalu matanya mulai bergerak sesuai urutan kata yang di tulis dalam kertas lusuh itu.

Kertas itu terlihat berbeda dari yang lain, kertas itu terlihat di tulis lama. Warnanya agak sedikit kecokelatan dan agak robek-robek sedikit pada ujungnya.

1 lembar namun mengandung banyak arti, tulisannya tak rapi seperti di tulis dengan emosi yang berbeda-beda. Erlang tau ini adalah surat dari ratunya.

Hai, Erlang.
Cowok yang memanggilku dengan sebutan manis, di awal.

Maaf, jika aku kasih kamu surat ini dengan kertas yang lusuh dan jelek sekali. Tapi semua ini ada maknanya, Kertas ini aku simpan ketika aku masih mencintaimu.

BAD ERLANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang