If you want, i'll give you my heart.
***
"PAPA! JEMPUT LILY NANTI JAM 12 DI SEKOLAH YA!"
Erlang menjauhkan ponsl berlogo apel itu sejauh-jauhnya dari kuping, anak yang satu ini memang tak pernah kalem menjadi perempuan. Malah terlihat seperti pria.
"Huft, iya kalo bisa, sayang. Nanti papa usahain, ya?"
Di jauh sana Lily cemberut mendengarkan jawaban yang tidak sesuai dengan ekspetasinya, ia menginginkan jawaban ini tetapi malah diberikan jawaban itu.
Huft, hari yang menyebalkan batin Lily.
"Tapi, papa. Lily maunya di jempit papa Erlang, Lily bosen di jemput papa terus."
Dalam hati saja Erlang tertawa terbahak-bahak mendengar Lily yang malah merasa bosan dengan papa kandungnya sendiri, Rivera. Dan malah menginginkan dirinya yang menjemput.
"Ayolah, pa. Nanti Lily teraktir Es cream depan sekolah, deh?"
Ia tersenyum tipis, mendengar tawaran itu sama sekali tak membuat Erlang akan menuruti permintaannya. Tetapi demi Lily lebih baik ia mengalah saja.
"Iya, lily. Nanti papa jemput jam 12, tanpa harus membuat Lily menunggu."
Lily bersorak bahagia, menepuk tangannya hingga Erlang bisa mendengarkan suara yang begitu keras dan berisik karena teriakan kegirangan Lily.
"Ya, sudah. Sekarang kita akhiri dulu ya, papa mau bekerja."
"Iya, baiklah. Selamat bekerja, papa! Have a nice day!"
Tutt
Sambungan pun terputus dan Erlang berbalik menuju meja kebesarannya yang menjadi saksi bisu selama 2 tahun ia mengabdi untuk perusahaan ini.
Perusahaan turun-temurun dari kakek moyang.
Begitu duduk bukannya mengambil berkas untuk di tanda tangani tetapi ia malah membuka laci meja dan mengambil sebuah bingkai foto disana.
Foto deorang gadis manis yang kini telah menjadi deorang wanita sepenuhnya mungkin, yang telah berhasil membuatnya tidak menikah dan menunggu selama 6 tahun lamanya.
Entah kapan, tetapi sebuah harapan tidak akan pernah pupus ia tanamkan dalam dirinya.
"Mauren, bagaimana kabarmu? Aku menginginkanmu berdiri di sampingku, sebagai Ratu Denza dan memberikan seorang cucu untuk mama dan papa,"
"Apakah kau merindukanku? Atau kamu malah telah lupa denganku atau bahkan kenangan buruk kita saat masa-masa itu? Aku berharap tidak,"
"Aku masih berharap jika dirimu masih mengingat bagaimana caraku memanggilmu dulu ketika pertama kali bertemu,"
"Manis, panggilan manis ini hanya aku persembahkan untuk dirimu. Dan itu aku benar-benar mengucapkannya dengan tulus, tidak ada kata bohong dalam perasaanku untukmu,"
"Babe, I love you till the end."
***
Tetesan air mata itu tidak akan pernah berhenti hanya untuk satu orang saja yang ada dalam hati dan pikirannya, air mata ini hanya ia tujukan untuk satu orang pria yang entah dimana keberadaannya.
Entah ia pikir jika Erlang telah menjadi seorang pria sukses yang kaya raya dan itu sudah pasti benar sejak berita di TV yang membuat Piter menganggap jika pria di TV itu adalah idolanya.
Padahal, orang yang ia kagumi adalah ayah kandungnya sendiri yang seharusnya mereka setiap hari bertemu dan saling berkomunikasi.
Tapi hingga kini, Mauren tak pernah memberikan kejelasan yang pasti pada anaknya soal ayah. Ia tak mau berbohong dan juga tak ingin jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ERLANG
Roman pour Adolescents-END- #49 in Teen Fiction (August 12, 2018) #1 in Teen (June 9, 2019) Erlang Jordan Salvador Denza, Memiliki sifat galak sekaligus wajah yang tampan nan romantis. Kick Boxing adalah cabang olahraga yang paling ia sukai, selain menjadi anak dari pemi...