I'm not a stranger to the dark, hide away, they say, cause i don't want to a broken part.
***
"Dia..."
Lirihan dari Erlang membuat lily menoleh ke sampingnya, lily mendengar sebuah lirihan yang sepertinya berasal dari Erlang.
"Pa? Papa ngomong sama Lily?"
Anak itu seperti mengambil sebuah ancang-ancang untuk masuk kembali ke sekolah, dan di ujung sana seorang satpam seperti menanti pria kecil itu.
Dengan segera sebelum kehilangan jejak anak itu, Erlang berdiri dari kursi dan membuang es cream nya ke dalam tong sampah kemudian segera menggendong Lily.
"TUNGGU, HEY, BERHENTI SEBENTAR!"
Erlang berteriak seraya memanggil pria kecil itu namun sepertinya dia tak memberikan respon karena tak mendengar karena jarak yang terlalu jauh.
"HEY, PRIA KECIL! AKU INGIN BICARA DENGANMU SEBENTAR SAJA!"
"HEY, PRIA KECIL YANG TAK MEMBAWA TAS!"
Setelah teriakan itu yang membuat beberapa orang di sekolah menoleh memandang Erlang, pria kecil itu terdiam berhenti.
Ia ingin menoleh ke belakang, tapi ia juga tak yakin jika orang yang berteriak itu sedang memanggil dirinya atau tidak.
"Kamu Pria kecil yang berdiam di tengah pakiran."
BINGO
Sudah pasti semuanya jika Erlang berteriak pada pria kecil di tengah pakiran, pria kecil itu menoleh ke belakang dan mengernyit bingung menatap Erlang.
"Om, memanggil saya?"
Erlang mengangguk dan ketika ia hendak mendekati anak itu tetapi tiba-tiba ia berhenti saat melihat seorang wanita berlari menghampiri pria kecil itu.
"PITER!!"
Teriakan itu seperti menghempaskan nya kembali pada masa lalunya, masa-masa ketika 6 tahun lalu. Ia menatap ke sekelilingnya melihat-lihat apakah apa yang ia dengar adalah imajinasi atau nyata.
"Mauren..."
"Piter, kamu kemana aja, sayang?" Tanya Mauren dengan khawatir seraya menghapus keringat di sekitaran kepala anaknya.
Matanya berkaca-kaca melihat pemandangan itu, pemandangan itu seperti tidak nyata. Ia hanya tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.
Ia mengedip-ngedipkan matanya berkali-kali, mencerna semuanya agar apa yang ia lihat ini tak mengecewakan setelah ia tahu yang sebenarnya.
"Mauren..."
"MAUREN!!!"
DEGG
Teriakan itu, seperti teriakan yang familiar bagi Mauren. Ia tak mau melihat ke belakang atau bahkan menyahut untuk panggilan yang memanggil namanya.
Kali ini ia yakin hanya halusinasi, tak mungkin ada dia disini. Mauren yakin jika pria itu sudah menemukan kebahagiaannya yang baru dan tak mungkin masih mencintainya.
Mauren harap begitu.
"MAUREN, JAWABLAH AKU!!"
Mauren menggeleng dengan keras dan dengan sigap menggandeng tangan anaknya untuk mengajaknya pergi jauh dari suara aneh yang terus-menerus terngiang dalam kepalanya.
Melihat apa yang akan Mauren lakukan, sebelum semuanya terlambat, Erlang secepat kilat mengambil langkah berlari mengejarnya.
Percayalah, Erlang sudah siap bila apa yang ia kejar itu benar asli dia atau hanya halusinasi yang diciptakan pikirannya karena kerinduan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ERLANG
Teen Fiction-END- #49 in Teen Fiction (August 12, 2018) #1 in Teen (June 9, 2019) Erlang Jordan Salvador Denza, Memiliki sifat galak sekaligus wajah yang tampan nan romantis. Kick Boxing adalah cabang olahraga yang paling ia sukai, selain menjadi anak dari pemi...