Dengusan keras lagi-lagi berhasil lolos dari mulut mungil Raya, tangan kirinya sudah terisi dengan satu kantong plastik besar berisi berbagai macam buku tebal. Sedangkan tangan kanannya sibuk menyeka keringat dipelipisnya yang terus muncul.
Hari ini memang sangatlah panas, Raya yang notabenenya adalah cewek cerewet itu terus saja ngedumel di sepanjangan jalan. Angkasa pun sudah memberitahunya agar diam tapi tetap saja, seorang Raya tidak akan bisa diam dalam keadaan seperti ini.
"Angkasa, kita tuh sebenernya mau kemana sih? Lo udah belanja banyak banget. Mau cari apalagi? Kaki gue pegel tau," sahut Raya membuat Angkasa yang sudah semeter didepannya kembali membalikkan tubuhnya dengan wajah datar.
"Diem," ucap Angkasa dengan nada datar.
Raya yang mendengar itupun langsung diam dengan mulut menganga.
"Eh, gue capek ya bawa ginian. Lo kita ini yang gue bawa ini kapas? Ini buku woy! Tebel-tebel lagi, capek, Sa, gue bawanya."
Angkasa menyatukan kedua alis tebalnya, dengan langkah tenang dia berjalan ke arah Raya dan mengambil alih kantong plastik itu dari tangan Raya ke tangannya.
Raya yang melihat itu langsung bernapas lega. Setidaknya dia tidak perlu lagi membawa beban berat.
"Gitu kek dari tadi, gue jadinya kan nggak capek," celetuk Raya.
"Eh, Sa, habis ini lo mau kemana? Toko buku lagi? Gue mau cari novel soalnya." Raya melebarkan senyumnya berharap Angkasa akan mengabulkan keinginannya untuk pergi ke toko buku.
Angkasa yang tengah sibuk merapihkan buku-bukunya di kantong plastik itu menatap Raya tajam.
"Nggak, gue langsung pulang," ucap Angkasa sembari melangkah meninggalkan Raya.
Raya yang melihat itu hanya bisa melampiaskan kekesalannya dengan menghentak-hentakkan kakinya ke tanah. Setelah puas dia langsung berlari mengikuti Angkasa yang sudah jauh didepan sana.
"Nyebelin banget sih jadi cowok!"
===
"Nggak mau mampir dulu gitu?" tanya Raya di dalam mobil, dia masih mencoba peruntungannya untuk membujuk Angkasa pergi ke toko buku.
"Nggak," ucap Angkasa dengan mata yang fokus ke jalanan didepan mereka.
Raya lagi-lagi mendengkus kesal. Padahal kan dia ingin membeli buku yang baru saja keluar tahun ini dan itu sangat limited edition! Mana mungkin dia melewatkannya.
"Please lah, Sa. Gue cuma mau beli satu doang kok," ucap Raya memohon.
"Kenapa tadi nggak sekalian beli?" tanya Angkasa acuh.
"Ya kan toko yang tadi cuma buat buku pelajaran, tokonya juga isinya buku tebel-tebel. Nggak ada novelnya," rengek Raya membuat telinga Angkasa pengang.
"Bagus dong," ucap Angkasa. Matanya masih fokus terhadap jalanan.
Raya mengernyit bingung, "Maksud lo?"
"Iya bagus, jadi lo nggak bisa beli novel itu, bikin otak lo makin payah aja," sindir Angkasa tanpa memperdulikan Raya yang sudah ingin memakan Angkasa hidup-hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen FictionJust why in the end, I fall in love with you. © namudedo, may - july 2018