"Perlengkapan udah semua?" tanya Angkasa memastikan lagi membuat Raya lagi-lagi memutar kedua bola matanya.
"Iyaaa, Angkasaaaa," jawab Raya jengah.
"Ya udah pake sabuk pengaman lo," sahut Angkasa yang kemudian segera menyalakan mesin mobilnya.
Mereka hari ini akan ke Jakarta, untuk menemui irang tua Raya serta menjenguk makam Sasha. Angkasa kemudian segera menginjak pedal gas.
Mereka berangkat pagi-pagi sekali, karena tidak ingin nanti sampai Jakarta malam. Kata Angkasa bahaya menyetir malam jadi sebisa mungkin Angkasa akan sampai Jakarta sore hari.
Kata Angkasa, kalau cepat dia bisa sampai Jakarta dalam satu hari. Itu jika tidak terlalu banyak stop di jalan tol.
Kalau Raya sih iya-iya saja Angkasa mau melakukan apa, yang penting sampai tujuan dengan selamat.
Lagipun, mereka masih punya sisa dua hari. Mama Raya bilang dia akan membelikan tiket kereta di perjalanan pulang, dan mobil Angkasa akan dibawah kakak Raya, Dylan.
Sudah setengah perjalan, Angkasa memilih berhenti sebentar disalah satu tempat beristirahat yang berada di tol.
Angkasa memarkirkan mobilnya, mengajak Raya keluar dan masuk ke minimarket yang menawarkan banyak makanan disaat perjalanan begini.
Angkasa mengambil dua nasi kotak yang langsung dia masukkan di microwave. Ia kemudian mendekati Raya yang sedang mengambil kopi untuk mereka.
"Mau beli minuman lain nggak?" tanya Angkasa membuat Raya menoleh.
"Iya. Gue mau beli pulpy. Ambilin ya, Sa," balas Raya.
Angkasa mengangguk pelan dan berbalik mencari dideretan minuman. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Angkasa kemudian berjalan menuju meja kasir. Bertepatan dengan Raya datang dan microwave yang mengeluarkan bunyi berdenting tanda makanan sudah masak.
"Dua nasi ya, Kak?" tanya Mbak penjaga minimarket itu ramah.
Angkasa mengangguk dan menyerahkan dua pulpy dan Raya menaruh dua kopi milik mereka.
"Gue aja yang bayar," ucap Angkasa datar saat melihat Raya yang buru-buru mengeluarkan dompetnya.
Raya menganga kecil tapi setelah itu mengerjap. "Gue aja, gue yang minta anterin kok," balas Raya menolak halus.
"Gue aja, Ray," sahut Angkasa tak terima.
"Gue aja, Sa," balas Raya tak mau mengalah.
"Gue!" ucap Angkasa bersih keras.
"Ya udah sendiri-sendiri aja!" putus Raya geram.
"Oke!" ucap Angkasa mengakhiri.
Padahal niatnya mau kaya pemeran cowok kaya difilm-film yang jajanin ceweknya. Eh, si Raya nggak peka. Dasar cewek! Mintanya cowok yang peka, giliran si cowok udah peka merekanya nggak mau peka.
Serba salah emang.
Angkasa dan Raya kemudian berjalan menuju salah satu tempat duduk yang dinaungi oleh payung besar membuat terik matahari terhalau.
Raya kemudian segera menyantap nasinya, Angkasa yang melihat itu tersenyum kecil.
Keasyikan memandangi Raya, Angkasa sampai tak sadar bahwa Raya kini sudah memandangnya aneh. Raya mengerjap, memajukan tubuhnya dan menjentikkan jarinya didepan wajah Angkasa membuat Angkasa tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen FictionJust why in the end, I fall in love with you. © namudedo, may - july 2018